35. BERUBAH

19 2 0
                                    

35. BERUBAH.

Keesokan harinya Natta bersiap siap untuk sekolah, ia memaksa orang tuanya agar ia sekolah seperti biasa. Karna setelah kejadian kemarin ia tidak di bolehkan untuk bersekolah biasa dan di nyatakan untuk homeschooling.

Ia tak ingin itu terjadi, ia hanya ingin bersekolah seperti biasa dan bersosialita dengan teman temannya, toh Ara dan Sasa pun sudah meminta maaf dan berteman lagi dengan Natta.

Yang ia pikirkan saat ini adalah Laura, apakah Laura baik baik saja saat ini? Natta juga merasa bersalah karna tak menyadari adanya Laura.
Ia yakin jika bukan hanya dirinya saja yang terkema mental, tetapi Laura pun sama dengannya.

"Hai mah, pah!" Sapa Natta senang.

"Hai sayang, kamu yakin mau sekolah kaya biasa? Emang kamu udah sembuh?" Tanya Fika khawatir.

"Tenang aja mah, Natta sehat kok."

"Nat papah mau ngomong serius sama kamu, tapi papah mau kamu jangan nolak permintaan papah." Ujar Rizal serius.

"Ngomong apa pah? Ngomong aja." Jawab Natta.

"Papah mau kamu jauhin Dewanta!" Perintah Rizal.

Deg.

"Tapi kenapa pah? Bukannya Nathan udah nyelamatin Natta?" Tanya Natta.

"Iya tapi papah gak mau kamu deket deket dia."

"Natta gak bisa pah, maaf," Natta bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.

Sedikit rasa kecewa dengan kedua orang tuanya, mengapa setelah kejadian ini mereka malah menyuruh untuk menjauhi Nathan. Natta tahu jika ayahnya tidak menyukai Nathan sejak awal.

***

Didalam kelas Natta selalu memikirkan Nathan, apakah dia baik baik saja? Mengapa Natta mempunyai firasat tidak enak.

Ia memutuskan untuk kekelas Nathan, namun saat di perjalanan ia melewati kelas Laura. Ia sedikit menoleh dan memeriksa apakah Laura sedang di kelas,

Setelah beberapa detik bola matanya mencari, hasil yang ia dapatkan nihil. Apakah Laura tidak masuk sekolah? Baru saja Tyo bilang jika Bram pun tak masuk sekolah.
Ada apa dengan mereka?

"NATHAN!" Panggil Natta saat melihat Nathan melewati lorong.

"Kenapa muka lo? Kusut banget," Tawa Natta.

Nathan menatap wajah Natta serius, "Kalo lo harus menjauh dari gue, lo mau?"

Deg.

"Loh kok ngomongnya gitu sih? Emangnya lo mau menjauh kenapa?" Tanya Natta heran.

Nathan menggelengkan kepalanya kuat.

"Yaudah kenapa harus menjauh? Kan kita sahabatan." Ucap Natta tersenyum manis.

"Sayangnya gue punya rasa lebih terhadap lo." Jawab Nathan.

"Hah maksudnya? Lo suka sama gue?" Tanya Natta langsung.

***

"Baik, pertemuan hari ini cukup sampai sini. Kalian boleh pulang ke rumah masing masing."

"Baik pak!" Ujar serentak teman kelas Nathan.

THE DREAMER [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang