[Season 2] 13. Busuk

29 7 0
                                    


Suara burung berkicau merdu menusuk halus telinga Ale yang masih terlelap dalam tidurnya. Ia bangkit menuju kaca untuk melihat wajahnya. "Udah jam berapa ya..." gumamnya mencari jam dengan mata yang masih tertutup dikit.

Ale langsung melotot ketika jam menunjukkan pukul 9 pagi. Apalagi ini adalah hari kuliah ujian membuat gaun, kenapa Varo tidak membangunkan Ale?

"KENAPA GAK BANGUNIN GUE SIH!" seru Ale memakai sepatunya. "Udah gue bangunin ya 10 kali. Lo nya aja yang budek" ledek Varo yang juga ingin berangkat kerja

"Anterin gue" pinta Ale marah menuju garasi. Varo menghela nafas kasar, ya mau tidak mau ia harus mengantar adiknya ke kampus terlebih dahulu.

"Woy! Lama amat" panggil Harry yang sedang duduk menunggu giliran masuk ujian. "Ujian apaan? Bukannya buat gaun semua masuk ya?" tanya Ale dan segera memakai tanda pengenal ujian.

"K-kan materi, Le. Belajar?" Ale terpatung. Wah, ternyata materi ya? Bukan praktek membuat gaun? Bagaimana bisa.

"Aakkkk! Gak belajarr gueeee!!!" teriak Ale frustasi. "Diem anjing!" seru salah satu mahasiswa yang kesal dengan teriakan Ale yang menggelegar. "Dasar-dasar doang kok. Sante" ujar Harry tersenyum

Ale tiba-tiba kepikiran alumni semalam. Apa yang terjadi ya? Kenapa ia tidak bisa mengingat semua tadi malam. Elvar? Bagaimana? Lagi apa ya dia sekarang.

"Gue mau ke kantor cabang yang disini" ucap Elvar kepada Teresa di luar kamar hotel. "Iya!" seru Teresa mengiyakan permintaan Elvar.

"Tuan Elvar. Selamat datang di perusahaan Radian" ucap semua pengawal dan karyawan berbaris menyambut Elvar. "Bangunanya sudah sempurna?" tanyanya sembari membuka berkas

"Masih 80%. Anda bisa menunggu 2 tahun lagi" ucap asisten. "Baiklah" ujar Elvar masuk kedalam mobil dan kembali ke hotel.

"Kamu mau kerja di cabang disini?" tanya Teresa menyiapkan makanan untuknya. "Iya. Disana udah di tempatin sama asisten pribadi Ayah. Mau gak mau gue harus disini" ucap Elvar

"Aku juga bakal nemenin kamu disini" balas Teresa tersenyum lebar. "Beneran mau ikut? Gue bakal sibuk 100% loh"

"Gak apa-apa. Moa ikut kesini apa disana?" Elvar menggelengkan kepalanya, "Gak kayaknya"

"Seperti biasa yaaa. Harry sama Ale dapet nilai tertinggi" ujar Eren. "Minggu depan akan diadakan praktek individu jangan lupa semuanyaa!!" teriak tegas Rina kepada semua mahasiswanya

"Siap bu!"

"Aduhhh. Deg-degan banget. Gue kira gue bakal pertengahan nilainya" ujar Ale masih gugup. "Hahaha, kan cuman dasar doang. Gampang lagian" ujar Harry merapikan barang-barangnya

"Habis ini lo kemana? Gue bosen banget sih. Di rumah juga sepi" keluh Ale. "Mau jalan-jalan?" ajak Harry. Ale langsung sumringah tersenyum, dan mengangguk mengiyakan permintaan Harry.

Setelah sampai di restoran. Harry menyatakan perasaannya. "Gue suka sama lo Ale. Udah dari waktu kelulusan sekolah. Mau gak jadi pacar gue?"

Ale dilema. Ia benar-benar tidak ingin pacaran. Namun, ia juga ingin melupakan Elvar. "Maaf. Tapi gue gak bisa pacaran. Kalo mau backstreet gak apa-apa" ujar Ale

"Iyaaa gak apa-apa" ujar Harry senang. "Ale. Bentar yaa mau ke toilet dulu" ujar Harry. Ale mengangguk.

Harry tersenyum licik menatap dirinya di kamar mandi. "Murahan banget ya ternyata si Ale. Gak sia-sia gue nunggu dia bertahun-tahun. Akhirnya dapet jatah"

"Sayangg!"

"Apa sayang? Aku lagi kuliah ini. Aku dapet jatah tantangan!"

"Wahh! Beneran. Bagi 2 yaaa"

ELVAROS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang