"DERRENN?!" teriak Marco terkejut melihat Derren yang sudah tidak sadarkan diri. "Bawa Derren ke rumah sakit" titah Varo kepada Teresa. Elvar terkejut melihat Teresa bersama 1 orang lainnya membopong Derren."A-ale dimana? Apa kalian lihat Ale?" tanya Elvar masuk penuh babak belur. "Tidak. Ale tidak ada disini" Elvar memukul tangannya di tembok.
Sial! Sial! Sial! Gue gak bisa lindungin dia lagi.
"J-jadi Ale disini tadii?!" pekik Varo baru sadar jika mereka sedang membicarakan Ale. "Iya. Ale tadi di culik dibawa kesini. Gue kira dia udah di selamatin sama Derren"
"Sial!" umpat Varo pergi mencari Ale. "Tidak usah gegabah! Kita cari di kantor saja. Sabar!" ucap Marco menghentikkan Varo
***
"Keadaan pasien Derren sangatlah kritis. Kami tidak bisa mengharapkan dia siuman, mungkin butuh banyak energi untuk siuman dengan sendirinya. Tergantung pasien Derren sendiri"
"J-jadi Derren k-koma?" tanya Teresa tidak menyangka, "Benar. Pasien Derren dalam keadaan koma" ujar dokter tersebut dan pergi
Teresa berlari menuju lantai paling atas mencari saudaranya yang dibagian dokter. Alfa terkejut tiba-tiba Teresa pergi. "Kak! Bantuin! Bantuin temenkuuu!" mohon Teresa menangis, berlutut di hadapan saudaranya
Kenapa aku bersikap berlebihan gini? Kenapa sikapku berubah hanya karena seorang laki-laki yang sedang kritis. Aku ini kenapa sih?
Saudaranya memegang pundak Teresa untuk bangkit, "Kenapa? Cerita. Mau aku bantuin gimana?" tanyanya menenangkan Teresa
"A-aku kan kerja jadi anggota BIN. Nah, temenku ini kena tembak di perutnya, sebagian organnya rusak. Tolong sembuhin. Aku cuman takut dia koma kak! Tolong!" mohon Teresa. "Iya. Aku cek dulu temen kamu. Dia dimana?"
"Di bawah" ajak Teresa menuju bangsal Derren. Hozier sangat terkejut ketika melihat laki-laki tersebut, apalagi melihat papan namanya. Apa benar dia Derren teman kecilnya Arwindah?
"Derren Alatas?" gumam Hozier sangat penasaran dengan laki-laki tersebut. "Dia baik-baik aja kok. Kamu percaya sama dia kan. Dia bisa siuman, sabar" ucap Hozier
"M-makasih kak" ujar Teresa terduduk lega. "Kamu kenal dia?"
"Kenal lah. Kan rekan kerjaku" balas Teresa menatap Hozier aneh. "Bukan itu maksudku. Sebelum rekan kerja? Gak kenal sama sekali?"
"Gak sih. Aku cuman tau dia anggota Uniranus aja"
"Yaudah kalo gitu. Kakak pergi yaaa". "Iya kak!" seru Teresa tersenyum lebar
Maksud kakak gimana? Kenal Derren sebelum jadi rekan kerja? Siapa?
Teresa berpikir keras. Dia harus mengingat siapa Derren tersebut. Ternyata kenangan masa kecilnya kembali terbuka. Benar! Dia itu adalah Derren! Teman masa kecilnya Hailey atau yang disebut Arwindah! Pantas saja Teresa merasa tidak asing dengan Derren
"Jangan sebabin masalah lagi ya? Ayah mohon" ucap seorang pria jongkok di hadapan anak gadisnya. "Hm" balasnya cuek dan pergi keluar rumah
Kenapa hidupku begitu mengenaskan? Kenapa harus dikendalikan seperti ini? Aku kan juga mau hidup bebas, semauku.
Teresa melihat ada anak laki-laki yang sedang bermain sendiri di taman. Benar. Bukan hanya Teresa saja yang merasa hidupnya buruk, masih banyak diluar sana yang buruk lebih buruk dari hidup Teresa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVAROS [REVISI]
RomanceSeorang gadis bernama Aleeindya Claresta pindah ke sekolah ternama SMA Wisma Perdana. Ia pindah karena urusan pribadi, bahkan ia enggan menemui orang-orang di SMA lamanya. Namun, ia terkejut ketika ada seorang laki-laki yang dulunya satu sekolah den...