01. SMA Wisma Perdana

102 10 0
                                    


"Niatnya cari ketenangan, malah cari keributan"
-Ale-

Sekelompok anak gadis berkumpul di depan koridor menanti akan pergantian jam. Mereka semua bercerita tentang liburan natal kemarin.

"Eh! Seriusan lo kemarin kemana? Amerika?" ujar salah satu gadis berambut panjang.

Eysa berdeham, "Masuk," ucapnya menatap mereka semua sinis di depan pintu.

"HALO SEMUAAAA!" seru seorang guru laki-laki "Iya Pak, sok atuh lanjut pelajaran. Udah biasa di php-in Bapak mah" decih seorang murid.

"Hahaha, tau aja kamu. Tapi Bapak beneran gak bohong loh. Ada murid baru nih" ujar Roni bertepuk tangan.

"Siapa Pak?!" seru Allisha penasaran karena ia ingin sekali berteman dengan murid baru, ia sudah bosan dengan Eysa.

"Masuk nak,"

Gadis tersebut berjalan masuk menatap seisi kelas satu-persatu. "Halo, nama saya Ale"

"PARAH! CANTIK BANGET!" teriak semua murid laki-laki. "Halo Ale!" sapa Allisha dengan sangat girang.

"Ale. Kamu duduk disebelah Allisha"

Ale mengangguk. Ia berjalan menuju tempat duduk di pojok kanan.

***

"Ale! Mau gue ajak keliling sekolah?" ajak Allisha. "N-ngapain, gak usah atuh"

"Ayo! Gue pengen banget ketemu sama geng Uniranus! YAAAA" mohon Allisha menarik-ulur lengan Ale.

Uniranus bukannya geng terkenal itu ya? Mampus! Gak siap! Gak mau! Gue males banget berurusan sama geng lagi.
-batin Ale.

"Jangan mau deng... Disini aja bareng gue" ucap Eysa mendengar pembicaraan mereka. "Diem lo! Bosen tau sama lo! Eh, lagian lo suka sama Thomas kan, Sa? Ayo! Masa lo udah mau move on sih" ia berdecak tidak percaya.

"Emangnya Thomas suka sama gue Sha? Dahlah! Males banget ketemu sama mereka" ia melanjutkan membaca novelnya.

"Yaudah. Kita berdua aja, Le" ujar Allisha beranjak berdiri masih menggandeng lengan Ale.

Ale menghela nafas kasar dan ikut beranjak. Ya, mau tidak mau ia harus ikut dengan Allisha. Jika tidak mungkin Allisha akan terus berbicara tentang Uniranus lagi.

"Bentar. Gue mau ke toilet, gak pa-pa kan?" tanya Ale memegang perutnya karena sudah lemas.

"Ih? Beneran kebelet banget? Yaudah gak pa-pa" ucap Allisha mendorong pelan Ale menuju kamar kecil.

Ale keluar dari toilet dan ia bingung dimana letak kantin.

Aduh! Gue lupa! Gimana ini.
-batin Ale.

"Lo ngapain foto kita!" teriak salah satu cowok bad boy yang sedang memegang kerah laki-laki yang sudah tidak berdaya tersebut.

"Gue d-disuruh b-beneran. M-maaf" ia gemetar ketakutan. Ale pun kebetulan melihat kejadian tersebut dan melerai mereka.

"Lo apa-apaan sih! Lagian dia udah minta maaf" seru Ale menatap laki-laki yang masih memegang kerah anak tersebut.

"Nyari mati nih cewek" bisik temannya "Kita lihat apa yang dilakuin si Elvar"

"Lo siapa? Gak usah ikut campur bisa gak sih. Ini urusan dia sama geng kita"

"Cih! Geng apaan kalo mainnya kekerasan gini"

Elvar melepas kerah tersebut dan beralih menatap gadis yang penuh percaya diri tersebut. "Emang lo tau permasalahannya?"

Ale menelan ludah. "Y-ya kalo dilihat sekilas kan kalian ngebuli dia"

ELVAROS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang