03-Awal

362 80 108
                                    

"Pertemuan itu adalah takdir, tapi bisakah kita menentangnya?"

***

+6259696466
Selamat menjalani hari-harimu lee heeseung.

Heeseung membuang nafasnya kasar. Satu pesan teror kini masuk lagi pada inbox message ponsel milik heeseung.

Kenapa masih ada orang jail dizaman yang seperti ini sih?

"Heeseung ada yang nyariin lo tuh di depan." Kata haruto, ketua kelas heeseung, 12 ipa 1.

"Siapa?"

"Gatau, kayanya dari kelas ips 3 tapi gue lupa namanya." Jawab haruto yang kembali membuka buku pelajarannya.

Ips? Seingatnya ia tidak punya teman dekat jurusan ips disekolahnya.

Heeseung berjalan keluar kelasnya malas. Siapa sih yang mau bertemu di pagi buta seperti ini, bahkan pelajaran pak seokjin yang terbilang sangat pagi pun belum dimulai.

"Hello heeseung, ma bro!"Teriak lelaki dihadapannya yang langsung menyambar heeseung dengan pelukan.

Heeseung mengernyit, "Soobin?"

"Of course! Udah lama kita gamain nih. Sore free kan?"

Heeseung menatap soobin heran. Seorang soobin? Mengajaknya main? Apa heeseung sekarang sedang mimpi buruk?

"Lo mau apa kesini?"Jutek heeseung sambil melepas pelukan soobin.

"Wihh, jutek amat nih waketos ganteng kita," Ejek soobin sambil mengangkat alisnya."Gue mau ngajakin basket. One by one, yang kalah traktir mie ayam gimana?"

Heeseung mendelik sambil tersenyum remeh kearah soobin. "Basket? Apa gue gasalah denger?" Ia berjalan mendekat kearah soobin hingga menyisakan beberapa inci, "Gue gamau berurusan lagi sama temen penghianat kaya lo, jadi jangan pernah ganggu kehidupan gue lagi."

Soobin mendelik dan menatapnya dengan tatapan remeh.

"Lo masih marah kan karena kejadian 5 tahun yang lalu?"

Heeseung diam. Kejadian itu seolah terlintas kembali dipikirannya. Soobin. Choi soobin. Heeseung sangat membencinya.

"Okey, karena sepertinya amarah lo masih meluap-luap, gue tunggu jam 4 di lapang basket. Pelampiasin kemarahan lo disana yaa, good luck." Soobin menepuk pundaknya pelan lalu pergi meninggalkan heeseung ditengah kesabarannya yang sudah habis.

"Arghhh!" Heeseung memukul pintu kelasnya keras, hingga semua perhatian murid pun tertuju padanya.

Tapi ada satu orang murid yang tiba-tiba mendekatinya, entah tujuannya apa tapi kelihatannya tidak terlalu penting.

Satu langkah
Dua langkah
Tiga langkah

"K-ka heeseung, ini kotak makannya. Ma-makasih yaa kak," Ucap murid itu sambil menyodorkan kotak makan dengan kaki yang gemetar hebat.

Heeseung mengernyit.

Kang taehyun.

"Ck, siapa sih lo? Buang ajaa!" Teriak heeseung membuat lelaki bernama taehyun ini terperonjak kaget.

Untung tidak terjungkal kawan-kawan.

"Jantung guee?" Taehyun memegang dadanya pelan, mengecek keadaan jantungnya, "Huh untung masih aman." Lanjutnya sembari membuang nafasnya pelan.

Kelas pak seokjin 15 menit lagi mulai. Ia ingin memanfaatkan waktunya dengan mencari udara segar. Heeseung pergi ketaman sekolah, meninggalkan taehyun yang masih jantungan didepan kelasnya.

Moved• || Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang