06-Fakta

279 54 36
                                    

"I got you, park lea."

I'm back!!
Jangan lupa vote, comment yup!
Enjoyed!❤❤

***

"Park lea, kamu buta yaa? Ini sampahnya kenapa ngga di buang?!"

Suara bak harimau kini masuk lagi kedalam telinganya. Sudah lebih dari 10 menit, Lea terjebak dalam ruangan sesak bersama pria menyebalkan ini.

Siapa lagi kalau bukan lee heeseung.

"Tangan gue cuma dua! Kalo mau cepet yaa bantuin jangan cuma nyuruh-nyuruh!"

"Thats your task. Not mine." Jawab heeseung sambil mengangkat bahunya sedikit lalu mengusap meja menggunakan jari telunjuknya untuk memeriksa apakah debunya masih menempel atau tidak.

Lea tidak habis pikir, mengapa ada orang semenyebalkan ini. Masalahnya, ini benar-benar keterlaluan. Ruang osis yang segini besarnya harus ia bersihkan sendiri yang ukurannya setara dengan setengah dari lapangan basket. Padahal setelah dipikir-pikir, lea tidak punya salah apa-apa saat rapat tadi.

Apa gue yang terlalu bodoh?

Gue ngga ngelakuin kesalahan apa-apa kan?

Pikiran dan batinnya bergelut sekarang, mencari titik dimana letak kesalahannya tapi nihil. Sudah terbukti bahwa Lea semenjak rapat berlangsung tidak membuat masalah apapun sedangkan sekarang ia disuruh membereskan ruangan ini tanpa maksud dan tujuan tertentu.

Apa ini akal-akalannya heeseung sendiri?

Karena amarahnya yang sudah meluap, ia bergegas menghampiri heeseung ke bagian bangku belakang yang kini si pelaku tengah menyilangkan tangan didadanya sambil tersenyum jahil ke arahnya.

Ptak!

Sapunya ia lempar ke sembarang arah,"Lo sengaja kan ngelakuin ini?!" Kata lea dengan intonasi yang cukup tinggi.

Heeseung mengernyit bingung, "Sengaja apa?"

"Sekarang jelasin, maksud lo nyuruh gue beresin ini buat apa?"

Tanpa menjawab pertanyaan heeseung, lea kembali bertanya dengan pertanyaan yang cukup membuat heeseung skakmat. Padahal beberapa menit sebelumnya sudah heeseung jawab dengan beralasan bahwa lea merupakan 'volunteer'. Tapi sepertinya hal itu tidak mempan.

Lea terlalu cerdik, tidak seperti dugaannya.

"Udah saya jawab kan tadi, jawabannya karena kamu volunteer disini,"

"Gue serius lee heeseung."

Heeseung membuang nafasnya kasar, "Yaa karena," ia berjalan mendekat kearah park lea yang jaraknya cukup jauh dari posisinya, "Pengen aja. Kamu tau kan semua keinginan saya harus terkabul barang hal sekecil apapun? Seantero satu sekolah ini sudah hapal tentang motto hidup saya, harusnya kamu juga tau."

Penjelasan yang heeseung lontarkan membuat matanya melotot. Lea memejamkan matanya, berusaha menetralkan amarah yang sedari tadi membuatnya kesal.

"Pengen aja? Keinginan macam apa nyuruh-nyuruh orang kaya gini? Cukup ya, gue tau pasti lo kan biang kerok dari permasalahan semua yang menimpa gue?"

Heeseung memicingkan mata sambil melipat lengan kemejanya, "Kamu gabisa asal nuduh, mana buktinya?"

"Bukti? Semuanya udah terbukti kalo lo pelakunya. Emang waktu gue ketemu lo di depan uks disitu ada orang lain? Jelas- jelas cuma ada kita dan besoknya tiba-tiba gue difitnah dengan berita gajelas kaya gini. Siapa lagi kalo pelakunya bukan diri lo sendiri, lee heeseung?"

Moved• || Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang