04-Permainan dimulai

377 77 144
                                    

"Jangan percaya orang sepenuhnya, karena bisa saja itu perangkap dalam permainan busuknya."

Dont forget to vote, xixi.
Luph.
Enjoyed it!❤

***

"G double O D J O B, GOOD JOB GOOD JOB! SEMANGAT BANG HEESEUNGG!"

"FIGHTING!"

"Ayo ayo bangg!"

"AAA BANG HEESEUNG!"

"Ck, ahh sunoo berisik! Pengang telinga gue, cocok banget lo jadi pemandu sorak."  Ringis Jay sambil mengusap-usap telinganya.

"Ini bukti uno setia kawan sama bang hee. Gakaya abang, dateng butuhnya doang."

Jay menggeplak kepala Sunoo, "Yang butuhnya doang itu elu. Narik gue kesini cuma buat beliin minum doang."

Sunoo cuma cengengesan sambil ngusap-ngusap kepalanya. Pasalnya memang ini akal-akalan sunoo yang maksa jay buat nonton pertandingan basket heeseung sama soobin. Padahal gaada yang nonton cuy, cuma mereka doang.

Kenapa ngajakin jay karena yaa memang sunoo otaknya cerdik. Kalo ngajak jungwon, sunghoon, atau yang lainnya kan percuma, gaakan dapet apa-apa.

Tentu punya abang tajir harus dimanfaatkan.

Soobin-heeseung
         21-25

"YEEEY BANG HEESEUNG MENANG, WOHOO!"

Pertandingan one by one pun dimenangkan heeseung. Mereka berbaring di tengah lapangan dengan nafasnya yang masih tersenggal-senggal.

"Huhh, skill lo masih bagus juga ternyata seung," Ujar soobin sambil tersenyum kearah heeseung, "Gimana, sekarang lo udah puas?"

"Diem, gausah ngomong." Kata heeseung dengan mata yang terpejam yang posisinya masih berbaring di tengah lapang.

Soobin tertawa remeh. Ia menuruti perkataan heeseung dan mereka pun saling bungkam selama 10 menit. Hanya deruan nafas berat mereka yang terdengar saling bersautan.

"Kalo dipikir-pikir lucu juga yaa," kata soobin memulai percakapan, "Dulu kemana-mana kita selalu bareng, ketawa bareng, nangis bareng, tapi sekarang berbanding terbalik, seolah-olah pertemanan kita gapernah terjadi."

Mendengar perkataan soobin ada rasa sesak. Ia diam, sebelum akhirnya heeseung bangkit dan pergi meninggalkan soobin.

"Apa kita bertiga bisa kaya dulu lagi?"

Tapi langkahnya terhenti dengan posisinya yang membelakangi soobin. Tangannya ia kepal, berniat menahan emosinya yang sudah kalang kabut.

"Jangan harap karena gue nerima pertandingan ini lo bisa seenaknya dateng lagi. Ini sebagai peringatan terakhir, kalo sampe lo ngungkit lagi lo bakal tau akibatnya."

Heeseung benar-benar pergi meninggalkan soobin. Terserah soobin mau merutuk apa, tapi yang jelas heeseung muak jika harus kembali berurusan dengan choi soobin.

Ia ingin sepenuhnya melupakan masalalunya.

Heeseung berjalan kearah dua temannya yang sedang melambai-lambaikan tangan.

"Bang nih minum! Uno yang beli hehe."

Jay menggeplak kepala sunoo yang kedua kalinya, "Heh no lu cocok banget deh jadi penulis, ngarang aja terus. Jelas-jelas gue yang beli ampe dompet gue kurus kering gini."

"Ishh bang jay! Kalo mau geplak orang copot dulu tuh batu akik! Mentang-mentang orang kaya. Temenan aja sana sama kakek uno, mau uno kenalin ngga?biar saling barter batu akik."

Moved• || Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang