Part 9🌺

714 74 9
                                    

Pagi ini adalah pagi teraneh selama hidup PP. Sekarang ia tengah sarapan bersama, satu meja, berhadap-hadapan, memakan sup ikan buatan Billkin.

Hening, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu. PP terus makan tidak berani menatap Billkin. Kenapa ia tampan sekali sih pagi ini?! Padahal dulu dan sekarang sama saja. Tetapi Billkin yang sekarang dua kali lipat lebih tampan.

"Heh...cupu, semalem yang pindahin gue ke kamar siapa?"

"Menurutmu?"

"Hmm...jadi lu yang mindahin gue?" Cicit PP.

"Iya lah, kau pikir badanmu bisa melayang menuju kamar?" Billkin menggelengkan kepalanya, lalu tertawa sedikit.

Sial kenapa Billkin menyebalkan sekali sih?! "Oh, makasih"

"Sama-sama"

"Pi"

"Hm"

"Kenapa bisa ketiduran disofa?" Tanya Billkin.

Seketika PP menghentikan aktivitas makannya dan menatap Billkin.

"Dia penghianat"

Air mata PP mengalir dipipinya, sungguh ia tidak tahu harus malu atau kecewa orang yang ia percayai malah menghianati nya.

PP menangis terisak, bagaimana bisa seseorang yang sudah ia percayai dan ia berikan hatinya mempermainkan perasaannya sekejam ini.

Billkin menarik PP kedalam pelukannya dan mulai menenangkan lelaki manis nya.

"Jangan bersedih lagi ya, saya janji akan selalu melindungi mu"

PP benci dan malu mengakui ini, tapi pelukan Billkin benar-benar terasa nyaman bahkan disaat hatinya tengah terluka.

~~~

Pagi, siang, sore, dan malam. Setiap harinya Billkin dan PP selalu bersama, setelah kejadian PP menangis dimeja makan tempo hari yang berujung sesi curhat PP, hubungan mereka berdua pun mulai akrab dan dekat satu sama lain.

Berangkat sekolah, makan, belajar, bermain sampai tidur- iya, mereka berdua tidur bersama sekarang. Lebih tepatnya Billkin yang selalu menyelinap tengah malam ke kamar PP. Memeluk nya dari belakang secara diam-diam kemudian setiap pagi PP akan disuguhi pemandangan Billkin yang tengah tertidur pulas dengan bibir yang setengah terbuka, lucu.

Seperti pagi ini, pinggang ramping PP masih dililit oleh kedua lengan Billkin dan wajahnya dibenamkan tepat dibelakang leher PP.  PP tidak tega membangunkan Billkin. Tetapi jam sudah mengarah ke angka tujuh setengah jam lagi bel sekolah berbunyi.

Ditepuk-tepuk nya lengan Billkin yang masih betah melilit di pinggang ya lembut. "Kin? Ayo bangunan!"

"Nghh...ngantuk..." Bukan nya bangun Billkin justru semakin mempererat pelukannya.

"Ih! Lihat udah jam berapa sekarang? Nanti kita terlambat"

"Lima menit lagi"

"Lima menit Lo itu sejam, ayoo buruan bangun udah jam tujuh lewat" rengek PP, berusaha melepaskan pelukannya.

"Hmm..tck...PP berisik"

Alasan takut telat tidak mempan, baiklah semoga opsi terakhir ini bisa membangunkan Billkin, batin PP. " Ayo bangun, kita mandi bersama!"

"Mandi bersama?Ok, ayo cepat kita punya waktu setengah jam" PP diam membatu di kasur sedangkan Billkin sudah keluar kamar sambil bersiul. Dasar mesum.

~~~

PP mendengus malas kala dirinya dan Billkin  mendapati seorang siswi yang tak lain adalah pacar Billkin atau apalah itu PP belum sempat menanyakan nya, tengah menunggu seseorang didepan gerbang sekolah PP tebak pasti siswi tersebut tengah menunggu Billkin. Cih ganjen sekali.

Billkin dan PP keluar dari mobil yang sudah ia parkirkan. PP dapat melihat siswi tersebut tengah melambaikan tangan nya kearah mereka.

Billkin membalas lambaian tangan siswi tersebut.

"PP saya kesana dulu ya, atau kau mau ikut?" Tanya Billkin.

"Ga, gue sibuk" jawab PP beranjak meninggalkan Billkin dengan menghentakkan kakinya.

"Lucu nya" Billkin tersenyum gemas melihat tingkah laku PP.

~~~

PP berjalan menuju kelasnya, saat akan berbelok ia dapat melihat Oab yang tengah menunggu seseorang didepan pintu kelasnya.

Saat PP akan masuk kedalam kelas, tangan nya ditarik oleh Oab yang menyebabkan badan PP limbung dan akan terjatuh akan tetapi Oab dengan sigap menahan nya.

Alhasil Oab memeluk PP tanpa sengaja. PP yang dipeluk pun langsung menjauhkan badannya.

"Apa-apaan sih lo" ujar PP.

"PP, gue minta maaf" ucap Oab dengan wajah melasnya.

PP memutarkan bola matanya malas, "udah gue maafin, udah ya gue mau masuk kelas" PP beranjak untuk memasuki kelas, tetapi sekali lagi Oab memegang tangan nya.

"Please, beri gue satu kesempatan lagi" ucap Oab memohon.

"Bener-bener gatau malu" ujar PP.

"Gue rela urat malu gue putus cuma demi Lo" ujar Oab sekali lagi seraya menggenggam tangan PP.

PP menatap tajam Oab, namun seketika pandangan nya teralihkan ke seseorang yang tengah lewat didepan kelasnya menatap mereka berdua dengan pandangan yang sulit diartikan.

Dengan cepat PP menghempaskan tangan nya yang tengah digenggam oleh Oab. Namun terlambat orang tersebut sudah pergi.

PP pun mulai beranjak masuk menuju kelas dengan raut wajah sedih nya, ia takut Billkin nya kecewa dan salah paham. Ya seseorang itu adalah Billkin.


Black Heart-BKPP ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang