Part 13🥥

593 57 6
                                    

Hari ini Billkin dan PP berangkat ke sekolah. Untungnya ada paris dan jayler yang mengusahakan seragam untuk mereka berdua. Rasa kecewa masih melekat untuk sang ayah, bagaimana ayahnya berucap pada malam itu tentu masih melekat diingatan masing-masing.

Sore ini setelah kegiatan belajar mengajar dilakukan, Billkin dan PP menyempatkan diri ke ruang guru dan menemui wali kelasnya untuk mengantarkan surat izin, beruntung tidak banyak pertanyaan yang dilontarkan, alhasil mereka bisa pulang lebih awal.

Billkin dan PP memutuskan pergi ke Phuket untuk menenangkan pikiran mereka sekaligus refreshing.

~~~

Udara malam Phuket membuat keduanya bergidik kedinginan. Seragam tipis yang membalut tubuh mereka tak cukup untuk menghangatkan tubuh.

"Dingin" PP mengusap-usap kedua tangan nya, sesekali meniupnya dengan uap hangat yang keluar dari mulutnya.

"Kita beli baju hangat sebentar, setelah itu cari penginapan"

Billkin menarik sebelah tangan PP dan menggenggam nya.

Setelah membeli beberapa pakaian mereka memutuskan untuk segera mencari penginapan, karena hari semakin malam dan udara semakin dingin.

~~~

"Besok,  kita mau kemana?" Tanya PP seraya mengeringkan rambut nya yang basah seusai mandi.

"Kamu mau nya kemana?" Tanya Billkin.

"Terserah kamu"

"Kalau gitu kita keliling daerah sini dulu aja, besok nya baru keliling ketempat yang lebih jauh" usul Billkin.

"Kendaraannya?" Tanya PP.

"Sewa mobil kan bisa"

PP mengangguk, suasana kamar kembali hening.

"Ayo kita tidur" ajak Billkin seraya berjalan menuju kasur

"Belum ngantuk" ujar PP.

"Mau tidur bersama?" Tanya Billkin, menatap PP lembut.

"Eumm...yaudah ayo tidur"

PP tersenyum tipis, tubuhnya masuk kedalam selimut yang sama dengan Billkin.

"Peluk sini" Billkin merengkuh tubuh PP kedalam dekapannya.

"K-kin?"

Billkin terkekeh, mengusap rambut PP lembut. Sementara PP hanya bisa membeku diposisi nya, berusaha mengontrol jantung nya yang berdebar dan pipi nya yg merona.

PP sebisa mungkin mengontrol ekspresi wajah nya ia tidak mau kelihatan malu dihadapan Billkin nya.

"Manisnya" Billkin mengecup pipinya, lalu kecupannya naik ke pelipis, berhenti sedikit lama didahi. PP menahan nafas saat merasakan kehangatan bibir Billkin dikulit nya.

Matanya terpejam sesaat, hingga ia mulai membuka matanya Billkin kembali mengecup pipinya.

"Kin?"

Turun ke leher, kecupan lembut seringan kupu-kupu itu menyapa permukaan kulit. Membuat PP menahan rasa menggelitik diperutnya.

"Tidur" Billkin memberikan satu kecupan lembut ditulang selangka PP, sebelum mengeratkan pelukannya ketubuh PP.

"Selamat tidur" PP tersenyum. Aroma menenangkan dari tubuh Billkin membuat kelopak matanya memberat.

~~~

Paginya mereka berdua keluar dari hotel, tak banyak barang bawaan, mungkin hanya beberapa baju ganti jika mereka ingin main air asin dan juga beberapa bungkus makanan dan buah.

Tiga puluh menit diisi dengan keheningan tanpa dialog, hanya lantunan lagu yang menjadi melodi diantara mereka berdua.

PP yang mulai merasa bosan, memilih sekantung kresek buah-buahan yang sempat mereka bawa.

"Kin, mau buah?" Jemari lentik milik PP berada tepat dihadapan wajah Billkin dengan jeruk tanpa biji yang menarik perhatian, Billkin kemudian melahap jeruk tersebut.

PP tersipu, jemari nya bergetar kala bibir Billkin tak senghaja menyentuh permukaan kulit jemari lentik nya.

"Lagi?" Tawar PP. Kali ini diganti dengan anggur yang berada digenggaman nya. Billkin tidak menolak, toh tidak ada ruginya.

Sampai akhirnya buah-buahan mereka habis.  Setelah satu jam perjalanan akhirnya mereka dapat melihat sunset.

Billkin dan PP keluar dari mobil, dengan PP yang masih memandang kagum pemandangan didepan matanya.

"Mau jalan dulu?" Tanya Billkin.

PP mengangguk dengan semangat, butuh waktu lima menit menuju pesisir pantai. kedua bola mata PP berbinar senang melihat pemandangan didepannya.

"Woahh, Kin...ini terlalu indah" ujar PP dengan penuh semangat.

"Iya, indah" alih-alih melihat pemandangan, Billkin justru menatap kearah wajah PP yang tengah serius menatap kedepan.

Setelah menghabiskan banyak waktu untuk berfoto dan berinteraksi dengan beberapa turis disana keduanya memutuskan untuk menuju tempat makan.

~~~

Pada pukul sepuluh lewat 30 menit mereka sampai di hotel. Mereka berencana mandi secara bergantian. Dimulai dari Billkin yang terlebih dahulu mandi.

Tak lama kemudian Billkin keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian nya. Menatap PP yang tengah mengangkat telpon.

Dengan tiba-tiba PP menyerahkan  ponsel tersebut ke Billkin.

"Ngomong Kin?"

"Ini siapa?" Tanya Billkin.

"Ngomong aja" ulang PP tegas.

Dengan gugup Billkin mengambil ponsel tersebut dan perlahan menempelkan nya ke telinga.

"H-halo?" Jantung nya berdegup menanti suara dari sang penelepon.

"Haloo... Sayang"



Deg!

"I-ibu?"

"Iya ini ibu, ibu sudah pulang, sekarang sudah sampai rumah, kamu lagi sama PP kan?pulang ya, ga baik kabur-kaburan begitu. Ibu udah tau semuanya. Jadi lebih baik kita omongin secara baik-baik"

"K-kenapa?"

"Billkin ibu mohon"

Billkin tahu, meski tanpa isakan, Billkin yakin sang ibu tengah menangis. Suara serak yang ia dengar sudah cukup membuktikan nya.

"I-ibu jangan nangis" tanpa sadar Billkin meremas ponsel nya.

"Ibu ga nangis, Billkin pulang ya, ibu rindu Billkin"

"Billkin akan pulang besok, Billkin janji, tapi tolong ibu jangan nangis lagi, Billkin ikut sedih"

Tak ada balasan dari sang ibu. Hingga satu menit kemudian sambungan resmi diputus.

"Ibu sudah tau semuanya"

"Kin? Gimana kalau ibu ga suka dan setelah itu ibu bawa kamu pergi atau ayah bawa aku pergi?"

"Kamu ga akan pergi kemana pun, aku yang akan bicara dengan ayah dan ibu"

"Aku bisa percaya?"

Billkin diam menatap ekspresi kelu PP.

"Aku janji, akan memperjuangkan hubungan kita" ujar Billkin tegas penuh keyakinan.

"Aku pun" ujar PP.

"Mari berjuang bersama?" Tanya Billkin yang dibalas anggukan oleh PP dan jangan lupakan senyuman tulus penuh keyakinan diantara mereka berdua.








#Tbc
Sorry for typo

Black Heart-BKPP ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang