SAY MY NAME

46 15 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada serangan jantung tertentu ketika Taehyung meniti tangga yang tingginya meliuk, undakan yang hampir tak berujung dalam sunyi ruangan tak berlampu. Setidaknya masih ada sinar rembulan yang mengintip malu-malu dan menyusup lalui celah jendela kaca yang tinggi di dekat deretan lukisan kuno dengan tinta emas. Lukisan khas dari tangan-tangan dewa, masterpiece yang mewah. Pilar tinggi di dekatnya tak membantu Taehyung untuk teguh akan kekuatan bangunan ini, Taehyung masih takut-takut sambil sesekali membetulkan kain putih sutera yang meluruh dari bahunya. Pandangannya berusaha tak gemetar meski ketika ia intip-intip ke arah bawah ibarat ia saksikan jurang dala hitam yang mampu menelannya. Kaki yang telanjang sama-sama kedinginan bak dimakan sepi, Taehyung menggigil beberapa kali ketika diketahuinya kabut tipis memasuki istana dari arah gunung Everest. Ia merasa kecil mendadak, istana ini terlalu raksasa untuknya yang tersesat sendirian di sini.

Debaran Taehyung makin menggila, sementara pikirannya berkecamuk. Ia sungguh tak menyangka kalau jatuh dari langit bisa semenyusahkan ini. Seperti ada portal yang menyedotnya kemari, mungkin perbuatan setan-setan terkutuk atau teman-teman malaikat lainnya yang benci ia, sehingga ditumbalkanlah dirinya ke sini; dengan sayap patah dan jubah robek di mana-mana.

"Siapa itu?!"

Lonjakan arus listrik bagai menerpa seluruh tubuhnya mulai dari kepala hingga kaki. Taehyung membeku dan nafasnya tertahan ketika siluet bayangan berlarian di ujung lorong yang terdapat cahaya kecil di sana.

"Siapa?!" teriak Taehyung, panik menderanya hingga ke sumsum tulang. "Aku malaikat purnama, bisakah kau membantuku?"

Tak ada jawaban yang berarti, Taehyung masih dibelenggu sunyi dan ketakutan yang makin jadi. Dengan hati-hati ia pijak lantai marmer yang dingin bak es, kakinya gemetar karena lelah usai turuni tangga berkelok tak berujung. Taehyung pikir, sepertinya nyawanya bisa terenggut kapan saja di sini begitu sekelebat ingatan bahwa ada istana di utara Everest yang terlarang karena banyak memakan nyawa malaikat maupun vampir, atau manusia serigala yang mencoba mendekat.

Lantas, pikir Taehyung sekarang adalah sudah tersisa berapa jam lagi waktunya sekarang?

Naif Taehyung mulai menguasai, ia dengan seluruh kepasrahan berusaha tegar dan menyimpan momen menyeramkan ini di sini. Ketika bayang-bayang seperti sosok makhluk entah berbentuk apa itu hadir lagi, kali ini Taehyung berteriak keras dengan suara yang gemetar.

Akan tetapi, detik kemudian ia berhenti. Rambut di seluruh tubuhnya meremang, sebuah angin dingin menerpanya dan refleks Taehyung merinding tak tertahan.

"Jangan berisik, sayang."

Taehyung terkesiap, lantas menoleh ke arah sumber suara.

Tidak ada siapapun yang ia dapat. Hanya sebuah patung yang berdiam di sampingnya. Taehyung menoleh ke sana dan ke mari, mencari apakah mungkin ada kejutan menyeramkan setelah ini, namun hanya sunyi yang ia dapat.

MERAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang