Ireland Fries

45 13 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disclaimer: Kisah ini berlatar di Irlandia. Setiap peristiwa dan deskripsi keadaan masyarakat Irlandia pada tahun 1545 yang digambarkan penulis di dalam tulisan ini, hanya fiktif belaka dan tanpa melalui proses research mendalam.

ㅡ Ireland Fries ㅡ

Jungkook pergi bekerja dengan suasana hati yang luar biasa baik pagi itu. Biasanya dia tidak menyisir rambut sebelum melajukan motornya menuju Burger Hut. Tetapi hari ini, Jungkook bahkan memakai sedikit gel rambut yang dibelinya kemarin sehabis gajian. Karena mulai hari ini, Jungkook tidak akan lagi bekerja di dapur yang sepanas neraka. Bos menjanjikan posisi kasir untuknya bulan lalu setelah dua setengah tahun menyia-nyiakan hidupnya berdiri di depan deep fryer.

Pekerjaannya di Burger Hut tidak selalu berjalan mulus. Jungkook menjalani kehidupannya seperti sebuah siklus. Berangkat kerja pukul delapan, pulang ke rumah pukul enam sore, bermain game, lalu tidur (diselingi makan dan berak).

Jungkook membenci Bosnya, pria dua perlima abad berkacamata, dengan perut buncit dan tidak pernah berhenti mengatakan omong kosong ㅡbeliau bersikeras bahwa tidak ada satu pun sejarah kentang goreng yang ditulis dengan benar. Menurutnya, kentang goreng tidak berasal dari Belgia dan nama french fries tidak diberikan oleh tentara Perancis saat perang. Itu adalah resep turun temurun dari nenek buyutnya di Irlandia. Kala itu, Jungkook hanya mengangguk mengamini oleh dorongan kesadaran kasta. Orang yang memberi gaji tidak pernah salah, sekalipun itu bertentangan dengan sejarah.

Lagi pula, Jungkook tidak peduli dari mana kentang-kentang itu berasal. Jungkook mengutuk siapa pun yang telah menemukan french fries pertama kali, dan membuatnya menghabiskan tahun-tahun dengan menggoreng kentang beku. Jika Jungkook sekali lagi ditempatkan di depan deep fryer, ia tidak yakin bisa mengendalikan emosinya lebih jauh lagi. Dia mungkin akan menangis, atau tertawa, atau melakukan keduanya sekaligus, di depan penggorengan. Jungkook membenci manajernya, dan Jungkook benci bekerja di Burger Hut. Tapi dari semuanya, dia paling benci aroma kentang goreng yang dimasak di dalam satu tong minyak beraroma tengik.

"Selamat pagi, Bos." Jungkook menyapa atasannya yang sedang nongkrong di depan mesin kasir. Setelah mendaftarkan kehadiran, dia mengganti seragam secepatnya di ruang loker pegawai. Jungkook keluar hampir berlari, sambil memasang apron. Sebagian rambutnya yang panjang dikuncir ke belakang dan Jungkook merasa lebih dari siap untuk menjalani hari-hari barunya sebagai tukang kasir.

Bos melirik Jungkook yang berdiri nyengir di depannya. Menilai penampilannya dari kepala hingga tumit. "Tumben kau rapi sekali, tidak segembel biasanya," komentar pria paruh baya itu kemudian.

Cengiran Jungkook perlahan mengembang. "Oh, itu karena kau bilang aku akan mengurus kasir mulai hari ini. Karena aku akan bekerja di depan pelanggan, kupikir aku perlu tampil cukup pantas."

Jawaban Jungkook menerbitkan gurat skeptis dalam raut sang atasan. "Aku bilang begitu?" Senyum Jungkook lenyap. Introduksi semacam ini telah didengarnya ratusan kali. "Sebenarnya mulai hari ini, putraku akan magang dan aku menyiapkan posisi itu agar ditempati olehnya. Maaf Jungkook, aku janji hanya enam bulan, setelah itu kau boleh memilikinya," katanya santai, seperti membaca template. "Putraku sangat tampan, dia mirip sepertiku. Baik-baiklah dengannya. Dia bilang akan datang agak terlambat karena harus mengurus beberapa hal sebelum kemari."

MERAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang