Part 14

194 112 25
                                    

.

Happy reading

.
.
.

"Ibu hari ini ke kampusnya naik apa?" tanya Rausan.

Tika lupa jika mobilnya masih ada di bengkel, seharusnya mobil itu sudah dibawa kerumahnya kemarin tapi, karna masih ada perbaikan mesin makanya mobil itu masih membutuhkan perawatan dibengkel.

"Mungkin naik taxi atau nggak pesen grab, soalnya nanti siang mobilnya bakal dibawa ke kampus langsung."

"Sama saya aja bu," tawar Rausan, tapi Tika menolak.

Tika memesan grab car setelah ia selesai sarapan. Ia juga menyiapkan bekal makan siang Rausan dan dirinya.

Sekarang waktunya mereka berangkat ke kampus, Tika mengunci pintu dan memasukkan kuncinya ke dalam tas.

"Ibu beneran nggak mau berangkat bareng?" tanya Rausan memasatikan.

Tika menggelang, "saya udah pesan grab car, paling bentar lagi dateng."

"Yaudah kalo ibu nggak mau tapi, saya bakal nemenin ibu sampe grab car-nya dateng."

"Terserah."

Menurut aplikasi, seharusnya driver grab car itu sudah ada disekitar sini tapi, belum juga keliatan.

"Bu, saya mau tanya boleh?"

Tika seketika menegang bahkan sebelum mendengar pertanyaan Rausan, dirinya sudah lebih dulu over-thingking.

"Bo-boleh, tanya aja," jawab Tika gugup.

"Cowo yang waktu itu anterin ibu pulang, siapa bu?"

Tika menghembuskan nafas lega seharusnya ia tidak langsung over-thingking tadi, "owh itu, namanya Rafael, dia teman SMA saya dan karna udah akrab dari dulu jadi udah kayak keluarga."

Rausan mengangguk, hatinya lega saat mendengar jawab Tika. Setidaknya ia tidak perlu cemas dengan keberadaan El dan posisinya masih tetap aman sampai ia benar-benar memastikan perasaannya kepada Tika saat ini.

Tak lama driver grab car itu sampai. "Saya duluan yah," pamit Tika.

Rausan mengangguk lalu membukakan pintu mobil untuk Tika, pria itu berjalan kearah driver-nya ketika Tika sudah masuk kedalam mobil.

"Pak bawa mobilnya hati-hati, saya nitip istri saya tolong dijagain yah pak."

Driver-nya tersenyum lalu mengangguk. Rausan masih berdiri disana hingga mobil itu mulai melaju pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.

Rausan mengeluarkan ponselnya dan memotret plat nomor dari mobil tersebut hanya untuk berjaga-jaga. Setelah itu Rausan mengendarai motornya mengikuti mobil yang dinaiki Tika dari belakang.

Disisi lain, Tika merasa gelisah dari semalam ia tidak bisa tidur dengan tenang. Tak lama ponselnya berdering, melihat nama yang muncul dilayar ponselnya membuat kegelisahan Tika bertambah.

"Halo."

"..."

"Sakit?"

"..."

"Bu Asih, nggak usah khawatir, saya bakal transfer biaya pengobatannya, tap, bu tolong jaga anak itu baik-baik."

Halo, Bu Dosen! (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang