Part 25

170 61 56
                                    

.

Happy reading

.
.
.

Rausan tak bisa berhenti memikirkan hubungannya dengan Tika akan terus berjalan dengan baik jika ada banyak sekali halangan yang ia hadapi demi memperjuangkan cinta Sang Bu Dosen itu.

Terlebih lagi mengingat sebuah hal sulit yang harus ia lakukan nanti, yaitu mendapatkan kepercayaan Tika. Entah kapan hari pengujiannya itu tiba, Rausan kalut, ia bingung dengan dirinya sendiri. Bahkan hal yang tak mungkin sekalipun terbesit dalam pikirannya, Bagaimana jika Tika meminta untuk berpisah?

Tika adalah perempuan yang sangat ia cintai selain mamanya, Rausan sama sekali tidak ingin Tika pergi dari hidupnya.

Sudah hampir beberapa jam berlalu Rausan hanya duduk berdiam diri dikamar, pria itu larut dalam pikiran anehnya sendiri. Hingga suara pintu yang terbuka membuat ia tersentak sendiri.

Dari balik pintu munculah Tika dengan raut wajah yang datar, bukan raut wajah seperti biasanya perempuan itu tampilkan.

Tika berjalan mendekat kearah Rausan dan duduk tepat disamping pria itu.

"Saya udah tahu semuanya dan saya kecewa sama kamu," ujar Tika lirih, perempuan itu menyondorkan sebuah amplop coklat kearah Rausan.

Rausan menerima benda itu dan membukanya, matanya terbelalak saat melihat isi dari amplop itu. Disana tertera jelas sebuah tulisan Surat perceraian membuat Rausan shock, pria itu menatap Tika dengan tatapan masih belum percaya dengan ini, ia butuh penjelasan.

"Saya mau kita cerai, saya nggak bisa nerima kamu. Setelah semua kebohongan yang kamu lakukan, saya nggak bisa tetap bersama kamu dalam hubungan ini."

Tubuh Rausan menegang, bagaimana Tika tahu semuanya? Secepat ini hubungan mereka berakhir?

Tidak, Rausan tidak bisa membiarkan ini terjadi, bahkan perjuangannya saja belum dimulai. Lalu bagaimana ini bisa berakhir?

"Kamu hanya perlu menandatangani surat-surat itu."

Rausan masih sangat tidak percaya, "emang kamu udah siap jadi janda?" tanya Rausan, ia harap pertanyaan ini bisa membuat Tika berubah pikiran.

"Siapa bilang saya bakal jadi janda? Saya sudah punya calon. Jadi setelah kita cerai, saya bakal melangsungkan pernikahan kedua saya," ujar Tika, perempuan itu langsung pergi meninggalkan Rausan. Tapi, Rausan  tidak tinggal diam, pria itu dengan cepat mengejar Tika untuk mencegah kepergian perempuan itu.

Mereka tidak bisa selesai dengan cara seperti ini. Tidak, Rausan tidak akan membiarkan pernikahannya dengan Tika berakhir begitu saja.

Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok pria yang seperti sudah menunggu Tika sedari tadi. Pria yang selalu mengganggu pikirannya akhir-akhir ini, dia adalah Surya --Sang Dosen baru itu--.

"Sedang apa anda di sini?" tanya Rausan formal dengan nada dingin.

"Saya?" ulang Surya menunjukkan dirinya sendiri, "tentu saja, saya menunggu calon istri saya." Surya merangkul Tika agar lebih dekat dengan dirinya, hal itu membuat Rausan panas.

"Urusan kita udah selesai, kamu tinggal tanda tangan surat itu agar hubungan kita benar-benar selesai. Saya nggak mau lama-lama terikat dengan pembohong seperti kamu." Setelah mengatakan itu, Tika dan Surya pun pergi meninggalkan Rausan begitu saja.

Rausan tak tinggal diam, ia mengejar mobil yang sudah melaju meninggalkan pekarangan rumahnya. Pria itu terus meneriaki nama Tika tanpa henti, ia gagal untuk mencegah kepergian perempuan itu.

Halo, Bu Dosen! (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang