"Tidak bisa kupercaya!"
WooJin yang duduk di belakang Daemin menatap anak itu lekat-lekat. "Apanya?"
"HyunAe!" jerit Daemin lagi, menarik perhatian kedua temannya yang berada beberapa baris di sampingnya.
Kedua temannya itu langsung mendekati Daemin, memperhatikan anak yang baru datang pagi itu dan sudah mengomel tidak jelas. Mereka menarik kursi tanpa ada penghuninya dan menatap Daemin tajam, berusaha mencari alasan dia mengomeli anak yang selalu dia ikuti selama beberapa hari terakhir. HanShin tau betapa dinginnya HyunAe bisa bersikap kepada orang yang dia tidak sukai, termasuk seseorang yang mengganggu kehidupannya. Tentu ini membuatnya merasa penasaran tindakan apa yang dilakukan oleh Daemin kali ini.
SeoJun juga tau kalau HyunAe memiliki emosi yang tidak stabil, entah dia yang mudah marah, atau dengan gampang menjadi bahagia. Semisal ada yang memberinya makanan, HyunAe akan menjadi bahagia, meski dia selalu berhati-hati dengan makanan yang diberikan, memastikan kalau tidak ada yang meracuni makanannya tersebut. SeoJun yang selalu memperhatikan HyunAe dari jauh tau kalau anak itu jarang mempercayai apa itu pertemanan. Dia mengira kali ini Daemin berusaha untuk mengajaknya menjadi teman.
"Ada apa dengan anak itu?"
"Kalian berdua, kemarin ke mana?" Daemin menatap SeoJun tajam, meski Mio sudah bilang ke mana dia membawa HyunAe, dia tidak mengikutinya karena terlalu shock dengan penjelasan Mio.
"Hm, ke taman, mencari tempat sepi, kenapa?" SeoJun yang tidak menyadari maksud dari Daemin mengerutkan keningnya, berusaha memberi senyum.
"Apa yang kalian lakukan? Mengapa harus ke tempat yang sepi? Mengapa kau tidak memberitahuku dulu? Bukankah kau sudah berjanji untuk menjelaskan semua jadwalmu kepadaku?"
HanShin yang menyadari kalau kondisi mulai tidak membaik langsung tersenyum dan menepuk pundak Daemin, berharap dengan itu dia bisa membuatnya lebih tenang. Dia tidak ingin ada keributan di pagi hari, terlebih antara sahabat, hanya karena seorang perempuan. Walau perempuan itu bisa dikatakan penting, anak dari boss mereka sendiri. Namun justru alasan itulah yang membuatnya merasa jangan sampai ada pertengkaran yang terjadi.
"SeoJun mendapat pesan dari ayah HyunAe, berkata anak itu tidak mau berbicara dengannya dan memohon kepada SeoJun untuk memaafkan ayahnya. Kau tau kan ... bagaimana SeoJun pintar membujuk orang?" Mendengar penjelasan HanShin, Daemin tidak bisa menahan anggukkannya. Ini membuat Woojin tersenyum lebar dan merangkul tubuh anak itu.
"Ayolah, Daemin. Jangan seperti itu. HyunAe masih menyayangimu. Kau hanya perlu mengetahui sifat dan apa yang dia inginkan. Kau tau, perempuan sangat suka makanan!"
"Kau pikir aku berusaha membuatnya jatuh cinta padaku? Jangan gila! Aku ini dipaksa menjadi bodyguard oleh ayahnya!"
"Dipaksa ... tapi kau menyukainya." SeoJun mengucapkannya dengan nada datar, membuat Daemin dengan mudahnya memukul kepala sahabatnya itu dengan keras.
"Jaga ucapanmu."
***
HyunAe yang sedikit merasa trauma dengan kantin selalu mengajak JiNa untuk datang bersamanya, meski dia harus pergi bersama Mio, dia akan tetap mengajak anak itu. Sekarang kalau ke kamar mandi pun dia akan mengajak JiNa, sehingga dia selalu menahannya ketika berada di kelas. Menurutnya, peraturan hanya boleh satu anak yang keluar membuatnya merasa sesak. Bagaimana bisa seorang perempuan ke kamar mandi hanya sendirian saja? Tidakkah mereka sadar betapa menyeramkannya toilet sekolah itu?
"HyunAe?" JiNa yang membawa roti cokelat, menggigitnya dengan brutal, memanggil anak yang masih termenung di depan menu makan siangnya. "Kau tidak mau memesan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Couple
Teen FictionHyunAe hanya ingin hidupnya kembali normal, merasakan apa itu jadinya sebagai gadis biasa yang dimanjakan oleh orangtuanya. Harapan HyunAe tidak akan pernah terwujud, terlebih setelah bertemu dengannya, Kwon Daemin, laki-laki yang terus saja mengub...