- 14 || Prince Kwon -

3 1 0
                                    

Telepon yang didapat oleh Daemin membuat tubuhnya terasa kaku. HyunAe sama sekali tidak mengucapkan apa-apa ketika dia memanggilnya, dia bahkan berusaha untuk melacak ponselnya. Ketika dia sudah mendapatkan posisi HyunAe, yang masih terus berpindah-pindah, ponsel HyunAe telah dimatikan, membuatnya tidak mungkin mengetahui keberadaan HyunAe. Tapi Daemin tidak bisa menyerah sekarang, dia sudah berjanji kepada SeungWoo untuk menjaga HyunAe. Karena itu dia langsung memanggil teman-temannya yang lain. 

Daemin terlihat begitu pucat ketika mereka berkumpul di rumah JiNa, anak itu memutuskan untuk pulang dari lesnya saat itu juga ketika mendapat pesan kalau HyunAe dalam bahaya. Tidak pernah terpikir olehnya kalau seseorang yang begitu kuat bisa dikalahkan dengan mudah. Setelah Daemin menjelaskan keadaan dalam kondisi gemetar, sahabatnya itu masing-masing langsung bekerja. HanShin dan SeoJun mencoba melacak keberadaan HyunAe, sedangkan WooJin dan JiNa menyiapkan kendaraan mereka untuk menjemput HyunAe.

HanShin menyadari betapa tegangnya Daemin sekarang sehingga dia langsung menggenggam tangan sahabatnya yang mengepal. Masalah seperti ini tidak akan bisa selesai jika mereka bertindak gegabah atau panik. Mereka harus bisa tenang agar berpikir untuk kebaikan HyunAe juga. Terlebih, mereka tidak bisa memberitahu SeungWoo tentang apa yang terjadi sekarang.  Entah mereka yang akan kena masalah atau HyunAe yang nantinya terkena sial. Untuk sekarang mereka hanya bisa berharap kalau orang yang menculik HyunAe belum menghubungi SeungWoo.

HanShin dengan mudahnya melacak keberadaan HyunAe. Meski ponselnya dimatikan, dia bisa mencarinya dengan sistem yang dikhususkan oleh Shin Group untuk mengirimkan back up jika terjadi sesuatu kepada anggota mereka. Setelah mendapatkan keberadaan HyunAe, mereka semua langsung menaiki kendaraan masing-masing, meninggalkan Daemin sendirian, dan menuju tempat HyunAe yang masih terus berubah-ubah.

"Ke kanan! Kita bisa memotong waktu!" seru SeoJun yang membonceng JiNa dengan motornya yang lebih besar dari yang lain. Meski mereka menggunakan kecepatan rata-rata, mereka semua bisa mengejar HyunAe dalam waktu yang singkat, menandakan kalau orang tersebut tidak sadar akan posisinya sekarang.

"SeoJun, di depan akan ada halangan!" seru WooJin yang dibonceng oleh HanShin, memperhatikan GPS yang diberikan oleh kedua laki-laki tersebut. "Perbaikan jalan sejauh lima ratus meter!"

"Belok kiri!" seru JiNa tiba-tiba, membuat mereka semua berbelok tajam.

"Ya! Kalau kau tau jalan, katakan sedari awal! Jangan tiba-tiba seperti itu!" omel WooJin yang menguatkan pegangannya pada motor HanShin. Daemin yang berada di belakang tidak bisa berkomen apa-apa dan hanya mendengarkan mereka semua.

Dia merasa bingung, seseorang seperti HyunAe tidak mungkin bisa berada dalam bahaya begitu mudah. Memang beberapa hari ini dia terlihat sedikit aneh, tapi bukan berarti dia lemah. Setidaknya HyunAe pasti bisa melakukan perlawanan. Tapi dari telepon yang ada, HyunAe seperti tidak bisa melakukan apa-apa. Daemin yang selalu melihat latihan HyunAe di waktu senggangnya tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia harus mencari tau alasan HyunAe diam dan tidak melawan.

Setelah perjalanan yang terasa begitu panjang, memotong di sana-sini, akhirnya mereka sudah mulai mendekati titik yang berhenti. Mereka sudah keluar dari kota besar dan memasuki daerah yang sepi, seperti sebuah pedesaan di pinggir kota. Mereka semua berhenti di jalan besar terakhir yang menghubungkan dengan Seoul, mencoba untuk mengenali jalan mereka dari sini. Pohon tinggi berada di kanan kiri, tanaman umbi-umbian juga terlihat berada di sana dengan banyak pekerja yang mengurusinya.

WooJin turun dan mendekati salah satu pekerja yang ada. "Permisi. Maaf, tapi apa ada sebuah mobil yang lewat sini? Atau kendaraan besar lainnya?"

"Mobil? Di sini jarang ada mobil, hanya ada truk pengangkut hasil tanaman di sini untuk dijual," sahut orang yang ditanya WooJin. WooJin mengangguk tanda mengerti sebelum menatap sahabatnya, menggelengkan kepala tanda tidak mendapat info apapun.

Sadistic CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang