"Apa Shin HyunAe ada di kelas?" Sesuai dengan janji yang sudah dibuat oleh Daemin, dia membawakan file yang ada kepada HyunAe dalam dua hari. Bagi HanShin yang mengurus semua data itu sangatlah mudah, terlebih karena tidak ada pengamanan apapun pada data tersebut.
"HyunAe? Dia sedang pergi bersama dengan Mio." Salah satu anak laki-laki di kelas menatap sekitarnya sebelum menatap Daemin. "Apa ada yang penting? Biar aku teruskan kepadanya."
Daemin langsung menarik tangannya yang ingin digapai oleh teman sekelas HyunAe tersebut. "Tidak perlu. Biar aku sendiri yang memberikannya," ujar Daemin terdengar lebih dingin dari keinginannya.
"Cish! Tidak sopan," komen teman sekelas HyunAe tersebut sebelum kembali ke kursinya dan lanjut mengobrol dengan yang lain.
Tau HyunAe akan pergi cukup lama, akhirnya Daemin mengurungkan niat untuk memberikan datanya pada istirahat pertama. Dia membuka ponselnya untuk mengirimi pesan kepada HyunAe, mengatakan bahwa dia sudah memiliki apa yang diminta, menyuruh HyunAe untuk menentukan tempat pertemuan mereka. Menunggu jawaban dari gadis tersebut, akhirnya Daemin mengirim pesan kepada JiNa, memastikan ke mana perginya anak itu.
JiNa di sekolah lebih memiliki jiwa yang bebas daripada saat dia bekerja. Meski begitu, dia tetap menyukai pekerjaannya itu. Dia dan HanShin membentuk tim yang sangat bagus, begitulah pikir Daemin setiap kali melihat mereka bekerja sama dalam sebuah misi. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bagi mereka semua jika keduanya sudah bertukar pikiran bersama. Apapun rintangan itu dapat mereka lewati dengan mudahnya, seperti semua hanya sebuah permainan bagi mereka.
Daemin terhenti ketika menghadap ke arah taman di mana banyak anak yang duduk di sana untuk makan maupun mengerjakan tugas mereka bersama dengan yang lain. Semua tingkatan ada di sana, namun mata Daemin tertuju kepada dua gadis yang berdiri, satunya mengobrol dengan kakak kelas dan yang satunya memegangi ponsel dengan ekspresi tidak bisa dibaca. Raut aneh yang terukir di wajah HyunAe hanya membuat Daemin merasa khawatir, kakinya sudah siap untuk membawanya ke sisi anak itu, namun ketika Mio menarik tangan HyunAe, dia mengurungkan niatnya.
Terkadang dia lupa, betapa berbedanya HyunAe ketika bekerja dan ketika dia ada di sekolah. Bagaimana dia hanya ingin menjadi seorang anak sekolah normal, dan bukan pewaris perusahaan yang cukup terkenal, perusahaan yang menjamin keselamatan banyak orang. Membuat ayahnya sendiri tidak bisa mengumumkan bahwa dia memiliki seorang putri atau menunjukkan identitas anaknya sendiri. Pergi berdua saja akan sulit dilakukan. Entah musuh apa yang akan menunggu keduanya.
Senyuman HyunAe membuat Daemin sadar kalau dia tidak terlalu membutuhkan kehadirannya ketika di dalam sekolah. Apapun yang terjadi, dia juga memiliki teman sendiri, seperti keinginannya untuk menjadi anak sekolah biasa. Namun apa yang akan terjadi bila mereka semua akhirnya tau identitas asli dari seorang Shin HyunAe? Apa bahkan gadis itu bisa menahan rasa sakit yang mungkin datang? Semua itu kembali membuat Daemin khawatir, namun dia hanya bisa percaya kepada gadis itu sekarang.
"HyunAe, ada apa? Kau terlihat pucat setelah menerima pesan itu." Mio yang sudah berjalan kembali ke kelas menatap sahabatnya itu, kedua matanya terpicing untuk menembus kebohongan yang akan dibuat oleh HyunAe.
HyunAe terkejut dengan pertanyaan Mio dan langsung berusaha untuk mengucapkan sebuah kebohongan. "Jangan konyol! Apa yang kau bicarakan? Aku baik-baik saja." Tentu Mio tidak mempercayai HyunAe, namun dia terselamatkan ketika JiNa tiba-tiba merangkul leher kedua anak itu.
"HyunAe-ya! Aku ingat hari ini kau memiliki kelas klub, kan? Apa aku boleh menontonmu? Aku sungguh ingin melihatmu berlatih!"
HyunAe menyipitkan matanya curiga. Dia tidak mungkin ingin datang hanya karena ingin melihatnya berlatih, dia sudah sering dan bahkan bisa memintanya untuk berlatih dengannya secara pribadi. HyunAe tidak tau seberapa tajam pendengaran JiNa, tapi dia yakin kalau anak itu sudah mendengar pembicaraan mereka dan tau kalau HyunAe sedang berbohong, sesuatu yang langka untuk terjadi di dalam hidupnya. Mengetahui seberapa banyak usaha yang dikerahkan oleh JiNa, HyunAe memutuskan untuk mengikuti alur anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Couple
Teen FictionHyunAe hanya ingin hidupnya kembali normal, merasakan apa itu jadinya sebagai gadis biasa yang dimanjakan oleh orangtuanya. Harapan HyunAe tidak akan pernah terwujud, terlebih setelah bertemu dengannya, Kwon Daemin, laki-laki yang terus saja mengub...