- 17 || Spying -

7 3 0
                                    

"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" JiNa mengunyah kripik yang diberikan oleh WooJin, menatap HyunAe dan Daemin bergantian. Matanya menatap dengan penuh rasa penasaran.

Pertanyaan JiNa membuat Daemin merenggutkan wajahnya, dia tidak tau harus merespons seperti apa. HanShin menyadari ekspresi yang diberikan oleh Daemin sehingga dia langsung terkikik geli, tidak segan menepuk-nepuk pundak SeoJun yang duduk di sampingnya. Tawa HanShin membawa tatapan tanda tanya dari yang lain, terlebih SeoJun yang memberikan tatapan mautnya. Anak yang ditatap itu sama sekali tidak terpengaruh, bahkan mengambil botol air HyunAe yang baru akan dia buka. Dia menenggaknya sampai setengah habis, mengembalikannya kepada HyunAe.

"Daemin-ah, kau tau, ekspresimu itu sudah menggambarkan segalanya." HanShin kembali tertawa atas ucapannya tersebut. Dia menghela napas dan mengusap matanya ketika dia menyadari tatapan dari orang-orang di sekitarnya. "Ey ... kenapa kalian begitu?"

"Kau baru saja meminum milik HyunAe." Daemin menyipitkan matanya.

"Kau terus memukul-mukul lenganku, membuat rotiku terjatuh!" balas SeoJun yang kemudian menatap setengah dari roti tergeletak di rerumputan. HanShin yang merasa suasana menjadi tidak enak langsung memberi tawa kecil yang canggung. "Lupakan! Lalu, bagaimana dengan HyunAe?"

Daemin yang kembali sadar akan percakapan mereka langsung merenggut kembali. "HyunAe sadar akan ada orang di belakangnya, sehingga dengan mudah dia memberikan tendangan di tangan orang tersebut. Meski dia sedikit lecet karena terjatuh, dia berhasil melewati itu. Dia ... justru terkejut karena teriakanku dan hampir salah perhitungan. Itulah alasan pundaknya yang kanan memar."

JiNa berdecak simpatik, mengambil bungkus kripik di tangan WooJin dan mengabaikan protes anak itu. "Kau memang selalu begitu. HyunAe adalah yang terbaik, kau tidak perlu meragukannya lagi."

"Aku hanya takut, oke?!"

"Kenapa? Terlalu terbawa peran menjadi namchin-ku? Jangan bermimpi." HyunAe menoyor kening Daemin.

Tindakan HyunAe disusul dengan dia yang ingin meminum dari botol bekas HanShin. Daemin langsung membulatkan mata, mengambil botol tersebut. Botol yang ada di sampingnya langsung dibuka, mengingat HyunAe sekarang kesulitan untuk melakukan sesuatu dengan tangan kanannya, dan memberikannya kepada HyunAe dengan kasar. Ekspresinya menggelap ketika HyunAe ragu untuk minum dari botol milik Daemin--yang baru dibeli--sehingga dia menajamkan tatapannya untuk menakuti HyunAe. Tentunya HyunAe tidak merasa takut dengan tatapan itu, dia hanya merasa sia-sia untuk terus berdebat dengan Daemin.

Percakapan mereka terus berlanjut, dengan HyunAe yang lebih banyak mendengarkan, hingga bel masuk berbunyi. JiNa langsung bangkit, memberikan jas milik WooJin kepada pemilik aslinya dan berterima kasih karena sudah meminjamkannya. HyunAe sendiri memberikan jas milik Daemin tanpa mengucapkan apa-apa, terlihat dia mengambil syal yang semula dia letakkan di dalam tas makannya. Dia menatap syal itu, syal milik Daemin, sebelum menggunakannya dalam diam. Dia sangat yakin kalau anak-anak satu tim Daemin mengenali syal itu karena dia memang bermaksud untuk menunjukkan kepada yang lain, membuat Daemin tidak merasa begitu ditinggalkan.

WooJin adalah anak yang pertama kali menyadarinya. Matanya membelalak ketika dia menyikut SeoJun yang masih membersihkan rotinya, tergeletak mengenaskan di rerumputan yang bebas salju. SeoJun yang melihat ikut menyikut HanShin, membuat anak itu tersedak minuman yang dia minum sebelumnya. Daemin memaksa HanShin untuk menghabiskan minuman itu sendiri dan jangan membiarkan HyunAe untuk meminumnya, dia akan sangat marah jika menemukannya meminum dari botol bekas HanShin. JiNa yang membalikkan tubuhnya juga langsung menahan napas.

"H-HyunAe?" Atas panggilan itu, pemilik nama tersebut langsung menatap JiNa dan anak-anak lainnya, Daemin masih tidak menyadari karena sibuk dengan ponselnya. "Syal itu?"

Sadistic CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang