- 4 || Cafetaria -

16 6 5
                                    

Semenjak JiNa mengetahui rahasia terbesar yang dimiliki oleh HyunAe, terlihat sikapnya berubah drastis. Dia juga jarang menyapa HyunAe setiap paginya atau sengaja untuk datang ke sekolah terlambat. HyunAe tidak menyalahkannya atas ini, namun dia hanya merasa sedikit kesepian dan kesal. Jika ayahnya memberitau dia lebih awal, kejadian seperti ini pasti tidak akan terjadi. Jika sang ayah lebih perhatian kepadanya sedikit, seharusnya dia masih bisa sekolah dengan baik tanpa mengalami masalah dari awal.

Begitu sekolah selesai sehabis pertemuan dengan Daemin, HyunAe meminta untuk datang ke kantor ayahnya, berkata ada sesuatu yang harus dia katakan dengan empat mata. Dia sudah tidak peduli lagi bila ayahnya sedang ada rapat. Kehidupan normalnya sedang berada di dalam ambang kehancuran, dan itu karena ayahnya. HyunAe tidak akan memaafkan ayahnya bila dia ternyata mengetahui fakta Daemin yang datang ke sekolahnya.

"Appa!" seru HyunAe, menerobos masuk ke dalam kantor pribadinya. Sang ayah, untungnya, sedang sendirian. Terlihat dia sedang memperhatikan layar komputernya dengan sebuah senyum yang lebar. "Kita perlu bicara!"

"HyunAe-ya, kau sudah pulang? Kenapa tidak ke rumah dulu? Kau masih menggunakan seragam, ada apa ini?"

HyunAe mengabaikan ucapan ayahnya sebelum menggebrak meja kerja dan mencondongkan tubuh agar dia bisa menatap ayahnya. "Katakan yang sejujurnya kepadaku, kenapa bisa Daemin ada di sekolahku? Appa, Kwon Daemin satu sekolah denganku!"

SeungWoo, ayah HyunAe, membulatkan matanya tidak percaya. Pada saat ini HyunAe bahkan tidak tau apakah sebenarnya dia tau, atau terkjeut karena HyunAe akhirnya mengetahui ini. Butuh waktu cukup lama untuk HyunAe menunggu sang ayah untuk berbicara. Meski sudah menunggu lama, dia hanya disapa dengan keheningan, membuat rasa frustasinya semakin parah. Sekali helaan napas keluar, HyunAe berdiri tegak dan mengacak-acak rambutnya yang tergerai rapih.

"Aku tidak bisa percaya Appa melakukan ini kepadaku."

"HyunAe-ya, Appa hanya berpikir kalau hal seperti ini tidak terlalu ... penting. Kau tidak perlu memikirkannya."

"Begitu?" tanya HyunAe dingin. Tubuhnya yang semula membelakangi sang ayah kini menatapnya, matanya terpicing tajam, "Bagaimana dengan Moon JiNa? Appa kenal dengannya?"

"Tentu saja! Apa dia satu sekolah denganmu juga?" SeungWoo menautkan kedua tangannya dan menatap putri sematawayangnya dengan penasaran.

"Appa!"

HyunAe tidak pernah merasa seputus asa ini. Terlebih ketika dihadapkan dengan ayahnya. Biasanya dia akan menerima semua yang ayahnya inginkan, namun kali ini dia tidak bisa menerima perlakuan tidak adil ayahnya. Dia sudah tau kalau Daemin satu sekolah dengannya tapi tidak repot-repot mengatakannya. Bahkan dia memberi alasan kalau HyunAe pasti tidak akan peduli dengan fakta ini sehingga dia memilih untuk diam saja.

Bahkan tentang Moon JiNa, dia hanya berpura-pura terkejut ketika mengetahui anak itu sekelas dengan HyunAe, berhasil menipunya sebagai anak biasa yang tidak memiliki skill apa-apa. HyunAe pulang dengan hasil yang mengecewakan, tidak bisa membicarakannya dengan sang ayah, dan memilih untuk melatih daya tahannya sembari menyalurkan emosinya. Setidaknya, kini JiNa sudah menjaga jarak dan tidak seheboh dulu.

Apa yang HyunAe pikir baik justru tidak membuahkan apa-apa. Orang-orang, terlebih teman sekelas HyunAe, mulai mempertanyakan apa yang terjadi kepada keduanya. Mereka menyadari suasana yang aneh semenjak mereka pergi berdua untuk waktu yang cukup lama, hingga telat datang pelajaran. Sekali tatapan memelas HyunAe berhasil membuat mereka semua diam, seperti tanda kalau dia tidak ingin membicarakannya.

"HyunAe-ya, apa kau mau menemaniku?"

Tangan HyunAe yang menjadi tumpuan kepalanya kini mengusap kedua mata yang terasa berat. "Ke mana?"

Sadistic CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang