- 12 || Back in Time -

4 1 0
                                    

Banyaknya kejadian yang menimpa HyunAe menjadi salah satu dari alasan dia melupakan hal yang penting. HyunAe merasa bodoh telah melakukannya, tapi dia sendiri tidak bisa menyalahkan siapa pun, bahkan dirinya. Dia memang bertindak bodoh, namun ditambah dengan perbuatan ayahnya beserta dengan pertemuannya dengan Daemin. Ini membuatnya tidak memiliki waktu untuk mengajak SeoJun dan HanShin mengobrol, membicarakan tentang nomor yang terus mengiriminya pesan.

HyunAe tidak pernah berpikir kalau tindakannya ini dapat menyebabkan sesuatu yang besar. Pagi ketika HyunAe bersiap sekolah, seseorang meneleponnya. Dia yang meninggalkan ponselnya di kasur terlonjak kaget. Ketika dia sudah menggenggam ponselnya, tercetak nomor tidak dikenal memintanya untuk melakukan video call. Awalnya HyunAe merasa ragu, namun jika ini bisa menyelesaikan masalah sedikit, dia akan mencobanya.

Setelah mengangkat telepon tersebut, HyunAe langsung mematikan kameranya, menutupinya dengan jari agar yang terlihat hanya hitam. Suara kekehan dapat terdengar, suara yang tidak dia kenal tapi di saat bersamaan terdengar familiar. Siapa orang itu? Bagaimana bisa dia mendapatkan nomor HyunAe? Terlebih, pada ponsel pribadinya. Dia sudah tidak memedulikan jika orang tersebut melacak keberadaannya karena dia tau betul, orang itu pasti sudah mengenalnya.

"HyunAe?" JiNa yang datang lebih siang terkejut ketika melihat HyunAe yang duduk dengan tegak, ekspresinya kaku dan wajahnya pucat seperti habis melihat setan. "Apa ada yang tau sudah berapa lama HyunAe seperti ini?"

"Kalau tidak salah semenjak dia masuk sudah seperti itu. Tadi ada anak yang mengajaknya berbicara, tapi langsung didiamkan begitu saja."

JiNa mengangguk tanda mengerti sebelum meninggalkan anak-anak itu pada pembicaraannya. Dia memperhatikan HyunAe, merasa khawatir kalau sahabatnya itu mengalami masalah besar. Dia menggenggam tangan HyunAe yang sudah terasa dingin sebelum memutuskan melakukan tindakan yang paling benar. Dia bertukar pesan dengan Daemin dan memintanya untuk datang bersama dengan anak-anak yang lain. Kali ini balasan datang lebih cepat dari biasanya dan kedatangan mereka seperti pengiriman express.

"Ada apa?" WooJin, yang lagi-lagi terlihat memegang bungkus makanan ringan menatap JiNa sebelum menahan napas ketika menyadari tatapan kosong HyunAe. Ketiga laki-laki yang lain ikut menatap HyunAe sebelum bersamaan menggelengkan kepala. "Apa yang terjadi?"

"Tidak ada yang tau, katanya sudah seperti ini semenjak dia datang. Pasti sesuatu yang terjadi di rumah ...." JiNa memandang Daemin yang terlihat canggung.

Anak itu memang terlihat seperti menutupi sesuatu, namun bukan fakta dia tau apa yang terjadi kepada HyunAe. Dia berpikir ekspresinya sekarang dikarenakan pertemuan yang mereka lakukan sebelumnya. Mungkin HyunAe memang sempat terpengaruh karena pertemuan tidak terduga tersebut, tapi pertemuan seperti itu tidak akan membuatnya goyah, dan Daemin juga yakin akan hal itu. Dia membuang jauh-jauh pemikirannya dan memutuskan untuk mendapatkan jawabannya secara langsung dari HyunAe.

Tepat ketika Daemin mengulurkan tangan untuk mengusap kepala HyunAe, dengan kasar dia langsung menepisnya. "Jangan sentuh aku! Aku tidak mau disentuh oleh dirimu! Jika kau berani menyentuhku, akan aku jamin kau tidak akan hidup dengan tenang." Ancaman HyunAe berhasil membuat Daemin mundur beberapa langkah. Ketika WooJin baru ingin angkat berbicara, ponsel HyunAe bergetar cukup hebat.

"Kau akan mengangkatnya?" tanya HanShin dengan tangan yang diam-diam mengambil cemilan WooJin. HyunAe mengangguk sebelum meninggalkan mereka semua, menggenggam ponselnya erat ke tubuh agar tidak ada yang membaca pesannya.

"Sekarang aku yakin kalau ada yang aneh dengannya." SeoJun ikut mengambil cemilan milik WooJin, mendapat jeritan tidak senang dari korban.

"Kita harus cari tau. Pasti ada di dalam ponselnya. Apa kita bisa mengecek ponselnya?"

Sadistic CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang