Chapter 10 : i love you too

979 66 17
                                    

Beberapa hari setelah peristiwa 'terkunci di ruang olahraga' .

Bel berbunyi. Semua murid rusuh berlarian masuk ke kelas. Guru-guru juga sudah mulai memasuki kelas untuk mengajar.

Sama halnya di kelas mereka.

"..Luffy dan Nami.." Pak Shanks buka suara.
Para anak-anak SMA tersebut spontan menoleh ke kursi tempat Luffy dan Nami biasanya duduk.

Kosong.

".. mereka kemana?" Tanya Pak Shanks.

Teman-teman Luffy dan Nami saling bertatap satu sama lain. Lalu menghela napas, dan menoleh kembali ke wali kelas mereka.

"Paling berbuat dosa"

_________________________

Yang sebenarnya Luffy dan Nami lakukan sekarang.

"L-Luffy..! Pelan-pelan.."

"Gamau, maunya cepet"

"G-gue takut"

"Bukannya yang pertama minta itu elo?"

"Y-ya.."

"...YA PELAN-PELAN ANJENG KALO NABRAK GIMANA?!!!" Nami memukul cowok yang memboncengnya.

"GABAKAL NABRAK ASTAGA GUA PUNYA MATA TENANG AE- OW! UDAH WOY KALO LO MUKUL TERUS MALAH NABRAK!" Balas Luffy.

Eh gimana-gimana? Nabrak? Bonceng? Coba kita mundur ke 1 jam sebelumnya..

Luffy dan Nami masih di kelas. Mungkin terlalu pagi, jadi belum banyak teman-temannya yang sudah datang.

"..Luffy..." Panggil Nami pada cowok yang sedang memainkan rambutnya.

"Hm?" Respon Luffy singkat. Tangannya menari-nari di rambut Nami.

"..kita ga jalan gitu?" Tanya Nami lumayan serius.

Luffy berhenti melakukan kegiatannya. Dia menatap lurus pasangannya.

"Lo mau jalan?"

"Mhm.."

"Yaudah jalan kan punya kaki- Ow! LAH GUE SALAH APA ANJER?!" Nami greget dengan pacarnya ini yang otaknya sudah melebihi kata bloon.

"GA GITU MAKSUD GUE! M-MAKSUD Gue.. ya.. kek ngedate gitu lho.. AELAH LU MAH GA PEKA MALES!" Nami melipat tangannya dan membuang muka.

Luffy terkekeh melihat perilaku pacarnya. Dia sebenarnya paham maksud Nami, tapi bukan Luffy kalau tidak iseng dulu.

"Mo ngedate?" Tanya Luffy lagi.

"Gajadi dah males" Nami sekarang mengembungkan pipinya.

"Gemes banget si pacar gua!" Luffy mencubit pipi Nami lembut.

"Ih apaansih? Gue ngambek ya lo gausah muji muji!" Nami menepis tangan Luffy yang mencubit pipinya.

Luffy menghela napas. Dia sudah mulai terbiasa dengan Nami yang moodyan seperti ini.

Tap tap tap!

"Eh ngapain kalean berdua?" Itu Zoro. Tumben-tumbenan dia sampai sekolah sepagi ini. Padahal biasanya selalu telat karena nyasar.

Saat melihat Zoro, Luffy jadi teringat sesuatu.

Zoro kan bawa motor!

"Oi Zoro! Lo bawa motor kan?" Tanya Luffy.

"Ha? Iya gua bawa, ngapa?" Tanya balik Zoro.

Luffy tersenyum, dia langsung menggenggam tangan Nami dan menariknya.

"Ayo!"

"Jan maen asal narik kambing-"

"Minjem kunci motor lo!" Luffy mengulurkan tangan kirinya ke Zoro. Zoro masih bingung, tapi dia tidak terlalu peduli juga.

"Nih, jangan ilang!" Zoro memberikan kunci motor ke tangan Luffy.
"Sip!"
Luffy langsung bergegas berlari sambil membawa Nami keluar kelas.

"WOI LUFFY KITA MO NGAPAIN?!" Tanya Nami yang sekarang ikut berlari juga.

"Katanya mo jalan?"

"YA INI KAN LAGI SEKOLAH BAMBANG!"

"Shanks mah orangnya santuy! Udah ayo!"

Senyum Nami mulai terukir diwajahnya.

"Mau kan??" Luffy menoleh ke Nami.

"Mau!" Jawab Nami dengan ceria dan diselingi ketawa kecil.

Hati Luffy rasanya meleleh saat melihat senyuman itu. Dia ikut tertawa.

_________________________

Kembali ke masa sekarang.

"LUFFY GUE GAMAU MATI!" Teriak Nami.

"INI UDAH PELAN"

"PELAN MATAMU MELEDAK! INI MASIH NGEBUT!" Protes Nami. Luffy seperti tidak mengurangi kecepatan motornya dari tadi.

"YAUDAH PELUK GUE AJA!"

"DIH MAUNYA!"
Kata Nami seperti itu. Tapi akhirnya dia memeluk pinggang Luffy. Erat.
Dan mengubur mukanya dipunggung Luffy.

Luffy sadar akan hal itu.
"Nami? Lo takut?" Luffy perlahan-lahan menurunkan kecepatan motornya.

"Pake nanya! Ini tuh terlalu ngebut!" Jawab Nami kesal.

"Udah gue pelanin nih!"

Nami mulai membuka matanya dan melihat ke jalan. Memang sudah tidak ngebut lagi. Dan Nami baru menyadari satu hal.

Jalanannya kok sepi banget?

"Luffy! Kita mo kemana si?" Tanya Nami akhirnya.

"Hm? Oh.. sebenernya cuma jalan-jalan aja sih.."

Nami ingin protes sebenarnya, tapi Luffy langsung memotongnya.

"Nami"

"Hm?"

"Gue.. sayang sama lo!" Kata Luffy tersenyum.

Blush!

Nami ingin membalas ucapan itu.

"Dan gue- gue mo serius sama lo!" Lanjut Luffy.

Nami agak bingung dengan kalimat tersebut.

"Serius?? Maksud lo-"

"Maksud gue- gue ga main main sama lo! Gue mau ngabisin sisa hidup gue sama lo- argh gitulah pokoknya gue ga bagus kalo ngomong-"
Luffy salah tingkah dengan apa yang baru saja dia katakan. Tapi dia benar-benar yakin dengan apa yang dia katakan.

"-tapi gue janji! GUE BAKAL NIKAH SAMA LO POKOKNYA!" Teriak Luffy keras.

Nami mendengar itu semua. Jelas. Wajahnya sudah blushing parah dari tadi. Detak jantungnya juga sudah seperti ingin meledak saking cepatnya.

"G-Gue.." Nami sangat gugup, tapi dia ingin membalas perkataan Luffy.

Cup!

Nami mencium pipi Luffy dari belakang. Karena mereka tidak menggunakan helm, jadi tidak susah untuk melakukan itu.

"E-eh.."

Otak Luffy blank seketika.

"-SO-SOPANKAH BEGITU?!" Wajah Luffy sekarang berubah menjadi tomat.

Nami tertawa dengan reaksi Luffy yang seperti itu.

"I love you too, idiot!"





THE END

Halooo! Thank you yang udah ngikutin ni book sampe sekarang💕.
Walaupun cerita ini sangat gaje:>.
Ya mohon maklum ini cerita pertama saya😃.
Tapi bakal ada kemungkinan aku kasih extra chapter buat book ini.
Ya gatau juga sih ga janji🌝
POKOKNYA MAKASIH SUDAH MEMBACA 💛.

Jumpa lagiii!💛

-human

i don't like him! -LuNa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang