Sebelumnya jangan lupa vote yaaa...
Chanyeol memasuki rumahnya dengan wendy. Dia baru menginjakkan kakinya kembali ke rumah itu setelah tiga hari tidak pulang. Tentu saja dia menginap di tempat rose.
"Kau pulang?" Sapa wendy yang duduk di ruang tengah sambil membaca majalah. Wanita itu terlihat biasa saja seperti tidak ada sesuatu diantara mereka.
"Hmm"
Chanyeol melanjutkan kembali langkahnya menuju kamarnya. Dia sangat lelah seharian ini meeting dari pagi hingga petang.
"Aku tidak ingin cerai" Ujar wendy membuat langkah chanyeol langsung berhenti.
"Aku tetap akan mempertahankan rumah tangga kita. Aku tidak ingin berpisah, aku mencintaimu chanyeol"
"Cukup!" Bentak chanyeol membuat wendy terkesiap.
"Mau atau tidak, aku tetap akan menceraikan mu"
"Aku sudah tau siapa perempuan itu" Timpal wendy cepat. Wanita itu mulai mendekati chanyeol yang masih ditempatnya, hingga berdiri dihadapannya.
"Wanita itu yang kau ajak menginap di rumah kita, dan berdalih jika dia adalah guru privat untuk sean, dan dia yang pernah aku dan mama temui di restoran. Dia rose bukan?" Jelas wendy dengan melipat tangannya didepan dada.
"Bukankah kita impas? Dan asal kau tau, bukan hanya aku tapi juga mama tau kau berselingkuh dengan wanita itu"
"Kau mengancamku?" Chanyeol menatapnya dengan datar. Dia mulai tau sifat buruk istrinya.
"Tidak. Mana mungkin aku berani mengancam suamiku yang setia ini, tapi aku tidak main-main untuk menemui wanita itu jika kau masih berhubungan dengannya"
Chanyeol berdecih, dia terkekeh pelan menatap wendy.
"Lakukan semaumu. Tapi jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu dengan Sean"
Seketika senyum wendy menghilang. Dia akan lemah jika menyangkut dengan anknya.
"Jangan berani kamu sentuh anakku" Ujar wendy dengan suara gemetar.
"Fine... Aku tak akan menyentuhnya dan kau tak mengganggu wanitaku"
Chanyeol langsung pergi ke kamarnya. Sedangkan wendy meremas jari-jari tangannya di sebelah badannya.
****
Sepulang dari kantor, Rose langsung menuju tempat pertemuannya dengan jennie. Yah, tadi pagi saat bangun tidur jennie menghubunginya meminta rose untuk tuk menemaninya fitting gaun pengantin. Gadis yang disapa nini itu sudah menemukan tambatan hatinya.
"Maaf lama. Tadi junee meminta di buatkan kopi sebelum aku pulang"
"Si kampret itu tetap saja menyusahkan. Kenapa kamu betah sih kerja sama dia" Sungut jennie. Dia tidak suka dengan junee yang mengerjai sahabatnya.
"Hahhh.. Kamu mau tau kenapa aku masih betah disana" pancing rose membuat jennie menatapnya.
"Apa?" Tanya jennie penasaran
"Karena junee bukan bos yang suka merintah. Dia malah lebih takut gue yang marah. Jadi gue rasanya kaya kerja sama temen aja"
"Oh ya? Wow, playboy tengil itu ternyata masih tak berubah, masih takut jika kamu marah. Tapi kenapa dulu dia beraninya selingkuh?"
Rose menaikkan bahunya sebelah, "Gak usah di bahas. Udah masa lalu juga"
Jennie mengangguk, lalu dia mulai menjalankan mobilnya menuju butik yang terkenal di kotanya.
Butik yang menjadi tempat mereka singgah ini adalah milik ibu jennie. Wanita itu mengajaknya untuk meminta pendapat rose, karena calon suaminya tidak bisa menemaninya karena sedang ke luar kota.
"Bagus sekali gaunnya" Puji rose dengan mata berbinar.
"Btw. Ini aku yang desain sendiri loh" Ucap jennie sambil memutar badannya hingga menampakkan punggung putihnya. Dan itu semakin membuat rose terpana. Sahabatnya itu sangatlah cantik. Dengan tinggi badan yang proporsional plus wajah cantiknya sangat mendukung.
"Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kamu sama-sama punya bakat dalam mendesain" Ujar rose.
Dalam hatinya dia merasa iri dengan sahabatnya. Dia juga ingin merasakan bahagianya memakai gaun pengantin itu. Dia juga ingin menikah seperti wanita lain. Tapi bagaimana mungkin jika laki-laki yang dia cintai sudah memiliki keluarga. Dan status hubungan mereka harus disembunyikan dari publik.
"Kita bertemu lagi" Ujar seseorang.
Rose tersentak saat seorang pria sudah berdiri di sebelahnya. Dia menoleh saat menemukan laki-laki itu sudah mengangkat bibirnya lebar.
"S se-sehun" Tebak rose hati-hati karena takut salah. Apalagi mereka baru pertama kali bertemu lagi setelah malam itu.
"Yes. Ternyata kau masih ingat, aku tadinya takut kamj anggap aku sok kenal" Ucap Sehun diselingi dengan tawa.
"Bagaimana aku lupa, kita baru bertemu 2 hari yang lalu. Btw, ngapain kamu disini?" Tanya rose. Karena aneh bukan, seorang laki-laki tampan masuk ke butik sendirian apalagi biasanya yang datang ke sana adalah pasangan yang akan menikah.
"Antar saudara aku ambil gaun pengantin. Terus gak sengaja deh lihat kamu disini. Apa kamu juga sedang fitting gaun pengantin?"
Rose menggeleng, "aku sedang nemenin sahabat aku fitting"
Sehun mengangguk. Lalu tangan kanannya merogoh ponselnya.
"Apa aku boleh minta kontak mu? Jangan salah paham. Aku tidak akan macam-macam, hanya ingin menambah pertemanan. Siapa tau cocok"
"Cocok?"
"Ah... Mak-maksudnya cocok jadi teman. Yah.. Te-teman" Sehun meringis saat rose menatapnya intens.
Rose mengangguk, lalu mengentik nomornya di handphone Sehun.
"Thanks. Jadi, kita jadi teman?" Ucap sehun mengulurkan tangannya dan langsung disambut Rose "yah, teman"
"Oke kalo gitu aku pergi dulu. Nanti aku hubungi, bye Rose" Sehun pergi sambil melambaikan tangan. Lalu menghampiri seorang wanita yang katanya saudaranya di kursi tunggu, tak lama mereka keluar dari butik.
"Siapa?" Tanya jennie yang baru datang setelah mencoba gaun pengantinnya. Jennie dari tadi melihat laki-laki yang bersama Rose.
"Bukan siapa-siapa. Cuma laki-laki yang pernah nolongin gue kemarin" Rose menjawab jujur.
"Kok keliatannya deket banget"
"Ck. Udah ah gak mau bahas lagi. Mau pulang?" Tanya Rose.
"Laper.. " Rengek jennie dengan puppy eyes.
"Yaudah hayuk. Gue juga laper lagi nih" Untuk masalah makan Rose tidak akan menolaknya.
Maaf teman-teman baru update sekarang..
Semoga kalian suka part ini,
Happy Reading ☺🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [HIATUS]
ChickLitSebelum baca follow dulu ya 😉 ~~Rose dan chanyeol memiliki hubungan yang rumit, ketika cinta dan obsesi menjadi samar~~ Cuss langsung baca aja ya gays.. jangan lupa vote biar semangat nulisnya 👆👆👆