SD 9

965 71 1
                                    

Gue mau ingetin nanti jam 10 ada meeting terkait kelanjutan kerjasama dengan perusahaan adi prima" Ucap rose yang baru saja masuk ke ruang CEO.

Junee menghela nafas berusaha menahan marahnya pada wanita itu, tidak ingin menjawab june hanya mengangguk.

Waktu berjalan sampai pada waktu makan siang, itu karena klien yang dijanjikan akan datang membatalkan meetingnya setelah rose dan june menunggu lama hampir satu jam. Dan disinilah mereka, duduk di kursi paling ujung dekat jendela restoran yang menyajikan makanan Jepang. Sebenarnya rose sedikit tak suka Sushi tapi karna bos belagunya membuat rose pasrah.

"Kau ingatkan, dulu kita sering kesini saat awal2 jadian" Rose menatap june jengah, dia tidak suka membahas masalah itu.

"Dulu kau--"

"Stop! Aku tak ingin membahas masalalu, lagian dulu juga yang kau ajak kemari bukan hanya aku tapi cewek lain juga"

June diam, dia tidak bisa menangkal apa yang dikatakan rose.

Belum sempat june menyangkal ucapan rose, suara lain tiba-tiba menyapa mendekati meja mereka.

"Rose?" Mata rose berpindah melihat sosok wanita yang umurnya tak jauh dari mamanya. Beliau datang bersama seorang wanita yang lebih muda dari wanita tua itu.

Setelah beberapa detik, rose baru mengenali siapa wanita tua itu, "tante sunny? "

"Aaaahh, kau sudah besar yah? Bagaimana kabar yuri?" Wanita tua itu langsung duduk di sebelah rose yang masih tersedia kursi kosong. Sedangkan wanita yang bersamanya duduk di depan rose, lebih tepatnya sebelah june yang dari tadi diam menyaksikan interaksi dua wanita beda usia itu.

"Mama sehat tante"

"Silahkan duduk tante, mbak-"

"Saya wendy"

"Silahkan mbak wendy" Ucap rose sopan. Mereka berdua duduk. Tante sunny duduk sebelah rose dan wendy di samping june.

"Oh ya tan kenalin dia pak june bos rose dikantor" June tersenyum ramah pada tante sunny dan wendy.

"emm kalian tidak keberatan kan jika kami gabung dengan kalian?" Rose melirik june.

"Tidak dong tan, biar makin rame"

Setelah kurang lebih 10 menit, pesanan mereka datang.

"Gak nyangka yah sudah lama tante tidak ketemu kamu, terakhir ketemu kamu masih umur 10 tahun, eh sekarang udah besar tambah cantik ya?"

Rose memaksakan senyum karena dia bingung ingin menjawab apa.

"Kamu udah ada calon belum ni?" Ucap tante sunny menoleh ke june lalu matanya berbinar jail.

"Atau ini nih, calonnya?" Godanya. June tertawa. Sementara rose hanya meringis.

"Do'akan saja ya tan, lagi usaha lagi nih" Rose melotot matanya ada june yang tidak bisa diam.

Selanjutnya, mereka mengobrol banyak hal yang dibahas. Hingga tubuh rose menegang mendengar ucapan tante sunny.

"Chanyeol kok lama ya?" Apa maksudnya?

"Bentar lagi paling ma, dari bandara kesini pasti macet banget jam segini" Jawaban wendy membuat telapak tangan rose basah sangking gugupnya.

"Suami kamu tuh, kerja terus gak mikir keluarganya"

Sendok teh yang ku pegang terjatuh dari genggaman ke atas meja, menimbulkan bunyi dentingan yang mengagetkan.

"Sorry... Sorry.. " Ucap rose tergagap

Suami? Chanyeol? Chanyeol ku?

Heh... Sadar rose, sejak kapan dia jadi chanyeol mu, dia bahkan lebih memilih istrinya dari pada kau. Batin rose

Mata rose rasanya perih menahan genangan air yang memaksa keluar. Dadanya sesak. Mengapa harus merasa sakit hati?

Rasanya rose ingin keluar dari sini. Dia takut mereka melihat dirinya menangis. Baru saja rose hendak membuka mulutnya untuk pamit ke toilet, suara riang wendy terdengar.

"Oh itu mas chanyeol"

Detak jantung rose seperti terhenti sejenak. Rose tidak siap. Jangan sekarang. Please... Jangan sekarang...

Rose mengangkat wajahnya perlahan, dan melihatnya. Sosoknya yang tinggi membayang dibalik lapisan Bening yang menutupi kedua bola mata rose.

Dua tahun ternyata rose belum bisa melupakan sosok pria yang kini berjalan semakin dekat padanya. Masih tetap mencintainya sebesar dulu. Sementara dia mungkin sudah bahagia dengan keluarganya yang dicintainya.

Tersenyum pahit, rose mengusap matanya menggunakan punggung tangan untuk menghilangkan jejak air mata sementara sosok jangkungnya semakin mendekat.

Rose tau dengan pasti kapan pasang mata chanyeol menyadari kehadirannya. Langkahnya yang semula mantap tampak melambat walau ekspresinya tetap datar tak menunjukkan emosi apapun.

Kenapa? Apa dia kaget melihat istrinya dan mantan teman tidurnya duduk berhadapan di satu meja yang sama? Atau malah takut akan terjadi pertumpahan darah atau adegan jambak jambakan antara wanita untuk memperebutkannya?

Chanyeol tiba di meja kami yang langsung disambut pelukan mamanya dan istrinya.

Lalu chanyeol berpaling ke arah rose dan june. Tatapan matanya datar. June bangkit menyalami chanyeol, berkenalan sambil basa basi khas laki-laki.

Lalu rose ikut bangkit, mengulurkan tangannya yang disambut alisnya yang terangkat. Ntah apa maksudnya, namun chanyeol membalas uluran tangan rose.

"Chanyeol.. Rose ini putri tante yuri kalian belum pernah ketemu ya? Kamu sih gak mau diajak mama waktu itu" Ucap tante sunny pada chanyeol yang sejak tadi menatap rose diam-diam.

Chanyeol mengangguk.

*****
Bersambung...

Jangan lupa vote & comment 👇👇

Sugar Daddy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang