SD 5

1.1K 75 0
                                    

Kehidupan yang glamor dan serba tersedia nyatanya sudah aku dapatkan sejak dari dalam embrio, tapi aku lakukan ini karena yang lalu lebih tepatnya 2bulan yang lalu papa sudah mengurangi jatah bulananku dengan alasan aku harus hidup hemat.

Aku bahkan berpikir kedua orang tuaku sudah tak sayang lagi, aku sudah memiliki rencana untuk menghabiskan waktu liburan bersama sahabatku maka itu aku mencari sugar daddy agar dia bisa mencukupi segala kebutuhan ku.

Aku baru saja menginjakkan kaki di ruang tamu, aku melihat Sean yang duduk di pinggir kolam renang dan masih menggunakan seragam sekolahnya. Aku mulai mendekati, melihat apa yang dia lakukan. Walaupun dari pertama kali bertemu, aku bisa melihat dia adalah anak yang rapuh di balik wajah sangarnya setiap melihatku. Aku duduk di sampingnya, aku melihat dari ujung mataku dia menatapku terkejut.

"Sedang apa kau disini" Kata Sean sinis padaku.

Aku tersenyum, "tidak, aku hanya ingin menemani anak laki-laki tampan, aih bukan maksudku laki-laki jelek sepertimu, apa yang kau lamunkan? "

Sean melotot mendengar penuturanku, "apa urusannya denganmu?"

"Tidak ada, hanya heran aja biasanya kau banyak tingkah, tapi sekarang kau seperti terserah jin iprit banyak melamun" Kataku sedikit meledek.

Dia tidak membalas ucapanku, Sean masih diam dan tidak merespon apa-apa.
"Anggap saja aku ini temanmu, kau bisa ceritakan apapun yang kau rasakan"

Ku lihat dia melirikku ragu, baiklah mungkin memang aku masih asing bagi Sean, aku sudah bersiap masuk namun Sean mulai berbicara..

"Kak.. " Aku terkejut dengan panggilan itu, 'kak' dia bahkan sejak pertama kali bertemu dengan ku tak sudi memanggilku seperti itu.

Aku menoleh, Sean masih diposisi awal tanpa menatap ku, aku menunggu apa yang akan Sean katakan.

"Bolehkah aku meminta sesuatu padamu?" Ucapnya setelah beberapa detik diam.

Aku mengangguk pelan, ada rasa was-was juga, penasaran apa yang dia minta dariku.

"Aku minta kau menjauh dari daddy" Tukasnya Seraya berdiri dihadapanku.

Aku dan Sean memiliki tinggi yang hampir sama, dia memang turunan chanyeol yang memiliki postur tubuh tinggi.

Aku mengerjap, kenapa dia bisa berbicara seperti itu, belum sempat aku menjawab dia melanjutkan bicara lagi..

"Aku tau kau bukan guru privat, dari gayamu kau bukanlah wanita yang kesusahan, ntah apa tujuanmu kau masih muda dan bisa mencari pria single diluar sana. Tapi tolong jangan ambil daddy" Ini adalah kalimat panjang yang dilontarkan Sean padaku.

"Sean, aku minta maaf membohongi mu soal guru privat, dan kau tenang saja aku tidak akan mengambil daddy kamu" Jawabku pelan.

"Kau tau? Mommy ku masih dalam keadaan koma, dan aku yakin kau ingin menggoda daddy kan" Tidak, aku tidak berniat seperti itu. Aku menggeleng.

"Ti-tidak.. "

"Ada apa ini" Suara itu berasal tak jauh dari kami, aku dan Sean menoleh kearah suara itu.

Chanyeol, dia baru pulang dari kantor, kulihat wajahnya menatap marah pada Sean "kau tidak sopan berbicara seperti itu, Sean"

Aku menundukkan kepala, saat melihat mata Sean menatap sinis padaku.

"Daddy, dia pasti punya rencana jahat dengan kita, dia pasti berniat mengambil daddy dari mommy" Balas sean. Oh tidak aku bahkan tak berpikir sejauh itu.

"Atas dasar apa kau berbicara seperti itu?" Chanyeol masih dengan nada yang sama.

"Aku tau daddy, aku tau semalam dia keluar dari ruang kerja daddy, pasti dia baru saja menggoda daddy kan? Dan kulihat tadi siang dia belanja dengan teman-temannya menggunakan kartu black card punya daddy" Jelas Sean menggebu, aku membelalak jadi semalam Sean melihat ku keluar dari ruang kerja chanyeol?

Sugar Daddy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang