SD 2

1.1K 82 2
                                    

Aku menarik nafas lalu membuangnya, hal itu aku lakukan berkali-kali. Aku melihat pantulan diriku di cermin, kenapa aku dandan secantik dan seheboh ini sih? Padahal aku malas menemui sugar daddy itu yang ntah seperti apa rupanya.

Menarik napas, berusaha menyakinkan diri sendiri " Tenang rose, lo harus santai. Jangan gugup, kalo ternyata dia tidak sesuai kriteria lo, lo langsung tolak dan lari" Gumamku menyakinkan diri.

Aku memastikan lagi dengan mini dress yang sekarang aku pakai. Lagi, aku kembali mendesah. Sekuat apapun aku berusaha tenang tapi tetap jantung ku berdegup panik.

Aku kembali membuka pesan dari jennie.
"Lo masuk aja, tanya ke resepsionis atas nama tuan park chanyeol"

Aku berusaha menyakinkan diri kembali, setelahnya aku langsung berangkat untuk bertemu dengan calon sugar daddy.

Selama di perjalanan aku menimbang-nimbang alasan apa yang akan aku berikan untuk menolak jika dia tidak termasuk kriteria ku.

Tak terasa, aku sudah sampai di depan lobby hotel. Dan bersyukur aku sampai tepat waktu. Aku semakin gugup kala melangkah menuju meja resepsionis.

"Ada yang bisa saya bantu, nona" Tanya seseorang di balik meja resepsionis.

"Ah, i-itu, atas nama park chanyeol" Ucapku sedikit gugup.

"Baik, reservasi atas nama tuan park chanyeol di meja nomor 11" Jawab resepsionis itu.

Akupun  langsung menuju meja tersebut, namun saat aku sampai ternyata belum ada orang yang menduduki meja itu.
Berjalan mendekati meja itu yang masih kosong. Seperti nya orang itu terlambat, ah baguslah. Aku bisa menyakinkan hatiku sebelum bertemu dengannya.

Ketika aku sedang asik melihat seisi restoran. mataku melihat seorang pria berbadan tambun dan kepala botak sedang tersenyum menggoda. Euwhh sangat menjijikkan. Ku harap semoga bukan dia orangnya.

Aku lebih baik bermain media sosial saja selagi menunggu.

"Rose? "

Tubuhku membeku, suara bass itu menghentikan tanganku pada ponsel. Aku melihat kebelakang, seorang pria tinggi berdiri menatapku. Gila, ini gak sesuai dugaanku. Kenapa? Karena pria yang sedang berdiri di sampingku sungguh tampan. Ah tidak, sangat tampan gagah dan mempesona.

"Rose? " Ulangnya, membuyarkan Lamunanku.

"Eh? I--iya s--saya rose"

Pria itu mengangguk lalu menarik kursi yang bersebrangan dengan ku.

Astaga, melenceng dari perkiraan ku tentang pria perut buncit dan kepala botak. Tapi dia, dia sangat tampan, gagah, dan hot daddy sialan. Geramku dalam hati bahagia.

Tiba-tiba seorang waiters datang, menanyakan apa yang akan kami pesan. Aku melihat betapa tampannya pria de depanku ini saat memesan makanan bahkan aku tidak melihat menu.

"Kamu mau pesan apa? "

Aku terkesiap menatapnya, "ah samakan saja"

Hening.
Aduh aku bingung ingin memulai dari mana. Jujur aku merasa gugup sekarang
Duduk di depan pria yang akan menjadi sugar daddy ku.

"Ekhem" Aku terkesiap dan reflek mengangkat wajahku saat mendengar deheman dari pria itu.

"Saya ingin tau apa tujuanmu menjadi baby" Tuhan aku merinding saat mendengar suara nya. Ah sangat manly dan sexy.

"Aku hanya ingin hidup aku terjamin dan aku ingin apapun yang aku inginkan tercapai" 'Termasuk kau kalau bisa hihihi' lanjut dalam hati.

Aku melihat dia tersenyum miring mendengar penjelasan ku "apa uang dari orang tuamu belum cukup untuk apa yang kau sebutkan tadi? "

"Cukup hanya untuk makan dan kuliah. Tapi aku ingin keliling Eropa dan shoping sepuasnya" Jawabku tanpa ragu.

Aku bisa melihat dia hanya mengangguk saat aku bicara. Apa dia tidak merasa keberatan dengan apa yang ku katakan? Oke, dia sungguh kaya.

Tak lama pesanan kami datang.
Aku langsung makan setelah chanyeol mempersilahkannya. Ahh, aku sangat lapar mengingat dari tadi siang aku belum makan karena mempersiapkan pertemuan ini.

****

Pukul 9 aku sudah sudah bersiap berangkat kampus. Sebenarnya jadwal kelasku siang, tapi aku sudah janjian dengan 4 sahabatku.

Aku yakin mereka akan menanyakan tentang pertemuanku dengan chanyeol.

Flasback~~
Hening.
Saat ini aku pulang di antar chanyeol. Yah saat akan pulang,dia menyuruhku dengan memanggil namanya.
"Panggil saya chanyeol saja, saya belum tua" Gitu katanya. Padahal umur dia sudah 35 tahun. Memang sih dilihat dari wajahnya dia terlihat umur 25.

Aku terkejut saat dia tiba-tiba bilang "Saya Terima kau jadi baby, tapi dengan satu syarat"

"Syarat apa? "

"Kamu harus tinggal di rumah saya" Jawabnya.

Aku membelalak, "kenapa aku harus tinggal dirumahmu? Aku punya apartemen dan aku tidak mau tinggal bersamamu"

"Saya sudah punya anak dan saya ingin kau dekat dengan anak-anakku"

What?! Dia sudah punya anak? Berati dia sudah menikah.
"Kau sudah menikah? " Aku tidak menyangka. Sumpah.

"Ya. Saya sudah menikah" Jawabnya singkat.

"Dan kau ingin mencari sugar baby saat statusmu sudah menikah? Dasar lelaki buaya! " Ucapku marah. Yah aku marah karena merasa bersalah dengan istrinya. Bersalah karena sempat terpesona dengan suaminya ini.

"Kau tidak tau masalahnya" Ucapnya Yang Masih santai di balik kemudi.

"Apa? Katakan yang jujur. Sial! Aku tidak mau melanjutkan ini, aku merasa bersalah dengan istrimu" Aku ingin memaki pria ini. Bagaimana dia masih bersikap santai. Apa dia tidak takut istrinya mengetahui suaminya memiliki wanita lain?

"Aku dalam masa proses cerai dengannya, tapi terpaksa ditunda karena dia koma dirumah sakit" Aku langsung terdiam mendengar penjelasannya.

Aku menoleh melihat ekpresi yang sama tidak ada raut sedih. Apa dia tidak merasa sedih? Kenapa? Ada apa dengan rumah tangganya?

"Istrimu koma, dan kau ingin menceraikannya. Dan satu lagi, kau malah mencari wanita lain?"

"Itu bukan urusanmu, yang jelas kau harus tinggal di tempatku. Tidak ada bantahan" Ucapnya tegas.

***
Bersambung...

Sugar Daddy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang