Dean terbangun di pagi yang dingin. Ia masih meringkuk di dalam futon tebal yang hangat. Matanya memandang langit-langit rumah Yelena.
Sepulangnya dari Taman Inokashira, ia terlibat cekcok dengan mantan istrinya itu. Dean tahu, dari pengalamannya hidup bersama Yelena, dia tidak benar-benar bahagia menjalani hubungan bersama pria Jepang itu.
"Tapi, kenapa dia seolah-olah bersikap semuanya baik-baik saja?" Dean berguman sendiri.
Meskipun begitu, Yelena hanya menjawab dengan satu kalimat tajam. "Jangan ganggu hidupku!"
Satu kalimat yang membuat Dean bungkam. Satu kalimat yang membuatnya yakin jika keputusannya pulang ke Indonesia adalah pilihan yang tepat. Tapi, dalam sudut hatinya ia tak ingin pulang.
Lima tahun, ia habiskan untuk kebodohannya melepaskan Yelena. Ia tak mau berpisah lagi. Ia punya yakinan jika suatu hari, Yelena akan bersedia rujuk dan tinggal di Indonesia bersamanya seperti dulu.
"Kalau dipikir-pikir Yelena terlihat manis ketika berambut panjang."
Dean tersenyum malu-malu. Sejujurnya ia hampir pangling dengan mantan istrinya yang sudah mengalami perubahan baik fisik maupun perasaan.
Dean bangkit, ia tidak bisa melanjutkan tidurnya lagi. Jam mungil di nakas menujukkan pukul tujuh pagi. Ia melipat futon dan memasukkannya ke dalam lemari seperti yang Yelena ajarkan kemarin. Ia juga mengambil ponsel yang sudah semalaman diisi daya dan mengantonginya ke saku celana.
Dean keluar kamar dan mendapati rumah ini masih gelap. Ia berjalan menuju dapur, di tengah perjalanan, ia berhenti sejenak di ujung tangga yang mengarah ke kamar Yelena. Dean memandangi pintu kamar yang tertutup.
Selamat pagi, istriku Sayang.
Itulah yang selalu diucapkan Dean ketika bangun pagi dan masih menjadi suami Yelena.
Setiap pagi sapaan itu menjadi pemantik dimulainya aktifitas. Tak hanya itu, ciuman di kening juga jadi pelengkapnya di pagi hari.
Dean menghela napas. Ada rasa kecewa yang terasa sesak di rongga dada. Hal semacam ini tidak ia temukan pada penikahan keduanya bersama Dini.
Dean melanjutkan langkahnya menuju dapur. Ia menyalakan kompor dan menjaring air untuk menyeduh kopi. Di sebelah lemari atas, tempat ia menemukan setoples bubuk kopi, ia menemukan beberapa selai.
"Mana rotinya?" Dean akhirnya mencari ke lemari atas yang lain. Ia menemukan sebungkus roti tawar dan beberapa makanan instan yang siap seduh seperti mie cup, ramen instan, serta masih banyak lagi makanan sejenisnya.
Jujur, Dean sangat menghindari model makanan seperti itu, baginya makanan instan jauh dari kata sehat walaupun cara masaknya praktis. Ia lebh suka makanan alami yang dimasak manual.
"Aku jadi ingat. Lidahku sudah lama tidak merasakan masakannya Yelena." Dean menyeduh dua cangkir kopi. Lalu mengoleskan dua lembar roti tawar dengan selai cokelat. Ia duduk di kursi untuk menikmati sarapan yang ada di rumah mantan istrinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Days To Stole Your Heart [ON GOING]
RomanceNOVEL INI BERUNSUR NETORARE (NTR) Bagaimana jika mantan suami datang menemuimu dan berharap bisa memenangkan hatimu lagi? Hal itu dialami oleh Yelena, seorang mangaka yang selalu menyembunyikan identitasnya selama bertahun-tahun. Dean datang dan mu...