Bab 11: Netsu

14 5 5
                                    

Dean telah selesai menyimpan barang belanjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dean telah selesai menyimpan barang belanjaannya. Ucapan Yelena masih terngiang di telinganya.

Jangan ganggu hidupku. Jangan pernah berpikir jika kau bisa memberikan kebahagiaan melebihi Ichiro.

Dean menyambar ponsel yang tergeletak di meja dan berjalan keluar rumah lewat pintu belakang.

Halaman belakang rumah Yelena bisa dikatakan luas. Ia menghitung, jika rumah Yelena dibangun lagi, pasti penataannya lebih luas. Ada empat kamar dan ruang keluarga yang jauh lebih baik, dan tidak sesempit seperti sekarang ini.

"Itu jika aku yang merancangnya," gumannya menyedihkan.

Dean duduk di bebatuan dekat tembok pembatas rumah Yelena. Di sampingnya ada pohon jeruk yang belum tampak buahnya. Mungkin sedang menunggu musim semi untuk menampakkan buahnya.

Dean memandang jendela kamar Yelena yang tertutup dari tempat itu. Ia mengeluarkan ponsel dan mulai membaca pesan-pesan singkat yang dikirimkan kepadanya. Dari sekian banyak pesan-pesan itu, ada yang mencuri perhatiannya. Yaitu pesan dari ibunya.

Ibunya mengirim sebuah foto yang membuat Dean makin sesak. Di foto itu ada ibunya, Riki, Dini dan Vano. Ia tak menampik ibunya masih suka mengunjungi Riki.

Biar bagaimanapun Riki sudah dianggap anak oleh ibu. Ia dan Riki tumbuh bersama. Dean juga menganggap pria itu sebagai adik. Sedangkan Vano, ibu sudah menganggapnya seperti cucu sendiri. Dari si kecil Vano lahir, ibu yang membantu mengurusnya. Tentu saja saat itu Dini masih menjadi istri sahnya.

Dean langsung keluar dari room chat antara dirinya dan Ibu. Ia beralih ke room chat Shiki yang sedari tadi sudah mengirim tiga pesan baru. Isinya tentang keputusan Dean. Apakah tetap ingin pulang ke Indonesia atau tinggal di Jepang sampai batas waktu yang ditentukan.

Dean belum menjawab. Ia memilih mematikan ponselnya dan menatap langit kelabu. Baginya langit itu sama menggambarkan kondisi hatinya saat ini.

"Jika aku pulang, apakah itu langkah yang benar? Sedangkan aku masih diberi kesempatan tinggal di rumah Yelena selama tiga minggu lagi."

Dean memejamkan matanya. "Itu berarti selama tiga minggu aku harus tahan dengan sikap dingin Yelena. Belum lagi waktuku bersama Yelena hanya sebatas pertengkaran."

Yelena benar-benar membatasi jarak dengan Dean. Meskipun tinggal serumah, jangan kira seperti drama yang biasa kalian tonton. Jauh dari kata romantis.

Dean menyadari tatapan kebencian dan tangis yang selalu Yelena sembunyikan. Terakhir kali, Ia melihat Yelena menangis saat hubungannya dengan Dini sudah terungkap.

"Bodohnya aku malah menyalahkan mantan istriku karena sesuatu di luar kuasanya."

Dean masih mengingatnya. Lima tahun lalu, ketika Yelena tak kunjung hamil dan dirinya malah menjalin hubungan dengan adik angkat mantan istrinya. Kebetulan juga Dini hamil saat menjalin hubungan dengan Dean.

25 Days To Stole Your Heart [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang