20:00

2.3K 311 45
                                    

Entah kenapa semuanya berjalan baik baik saja setelah tujuh bulan terlewati, naran juga terlihat sibuk dengan kuliah juga kantornya, Sebenarnya naran itu seorang CEO di perusahaan penerbangan, naran juga membangun sekolah dan panti asuhan dengan nama _yayasan kasih bunda_  dan sekarang naran merambat untuk membangun perusahaan akomodasi, hotel sudah di bangunnya dan hotel itu sudah menjadi hotel bintang empat setelah dua tahun berdiri, dan sekarang naran kembali membangun sebuah komplek dengan perumahan yang di sewakan maksud nya, semacam itulah, dan karena itu dia sekarang sedang berdiri menatap  tempat yang akan dijadikan nya komplek perumahan itu.


"Bagaimana perkembangannya?" Tanya naran pada seseorang yang memakai topi bangunan juga masker, orang itu terlihat tersenyum "semuanya baik baik saja, semuanya berjalan lancar dan tidak ada kendala, rumah yang sudah selesai di bangun sudah ada enam buah tinggal empat rumah lagi lalu sesuai yang tuan bapak inginkan akan di beri taman juga sekolah"  jelas orang itu, naran mengangguk, dia memakai masker juga jadi seseorang yang dikatakan mandor bangunan itu tidak dapat melihat wajah naran


"Baiklah, kirimkan laporan perkembangan perumahan ini, saya ingin laporan yang sesuai, semuanya akan di urus sekretaris saya, saya pamit" jelas naran, meninggalkan galih yang berbicara dengan seseorang yang di tunjuk naran untuk perumahan ini.

Setelah berbicara Galih mengikuti naran yang sudah Duduk stand by di dalam mobil setelah di bukakan pintu oleh seorang bodyguard

Naran membuka masker dan menatap jalanan, mobilnya sudah berangkat pergi setelah galih masuk kedalamnya

"Ran, Lo oke?" Tanya galih, naran mengangguk mungkin karena terlalu lama berdiri kepala naran jadi pusing

"Kita jadi pergi ke panti?" Tanya galih naran menatap galih dan mengangguk, "jadi kok, semua yang ingin di bagian ke anak anak udah disiapin kan bang? Kalo bisa jangan singgah singgah dulu karena aku harus pergi bandara, mengecek semua nya, habis ke bandara aku juga harus cek kegiatan di hotel, beberapa bulan ini aku belum pernah berkunjung ke hotel" jawab naran, menyandarkan tubuhnya sembari menyalakan laptop dan kembali mengecek file di dalam laptopnya

Galih menghembuskan nafasnya  "jangan terlalu capek dan, akhir akhir ini Lo terlalu memforsir diri Lo sendiri" ujar galih mengingatkan, naran menghembuskan nafasnya 

"Gimana nggak bang, gua udah numpuk kerjaan karena sakit selama seminggu full" terang naran, benar juga galih ikut mengangguk


Mobil mereka sudah sampai di panti asuhan tingkat dua, naran tersenyum dan membuka pi tuanya sendiri tidak menunggu di bukakan oleh sang sopir, kebiasaan saat sudah sampai di depan panti asuhan.

"Hi adek adek, kakak kangennnn" naran berlari dan memeluk anak anak yang memang sudah menunggunya di depan pintu, bunda panti terlihat tersenyum di balik jilbab besar nya


"Sudah anak anak, kita masuk yuk, kasihan kak naran nya lagi capek" ujar bunda panti dan anak anak itu pun masuk ke dalam rumah dengan menarik naran yang tertawa


Galih menatap itu dari mobil, ia bersandar dengan telepon yang berada di telinganya


"Gimana?" Tanya galih pada sebrang

"Wanita yang berada di rumah dirgantara sekarang sudah sedang hamil besar tuan" jawab di sebelah

"Lalu bagaimana dengan perusahaan John di Itali?" Tany galih lagi

"Perusahaan John's saat ini masih mencari celah untuk menghancurkan tuan Dimas tuan. Wanita yang berada di rumah dirgantara selalu mencoba menggoda tuan Dimas agar tuan Dimas mau untuk menandatangi surat pengalihan semua kekuasaan yang mereka miliki"  jawab di sebelah, galih mengangguk walau tidak terlihat

DIANARAN AND TWINS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang