Setiap orang punya cerita mereka sendiri, mereka yang bahagia, mereka yang sedih, mereka yang memiliki perasaan yang susah untuk di jabarkan.
Dalam hidup itu, manusia hanya sebagai perantara, perantara dari Tuhan untuk menjalankan kehidupan dengan sesuai hati dan pikiran mereka. jangan di kendalikan dan jangan terpaku pada pendapat orang lain. Harusnya manusia itu bersyukur, rejeki yang di dapat itu sudah ketentuan dari Tuhan, susahnya adalah, sebaik apapun kita mencoba menulikan pendengaran kita untuk mengabaikan cemoohan orang lain, dasarnya telinga kita memang berfungsi untuk mendengar.
Jadi kita tidak bisa mengabaikan mereka yang membenci kita begitu saja.
untuk sebagian orang, banyak manusia kurang mampu yang mencoba bertahan hidup dengan bekerja, mau itu pekerjaan halal ataupun tidak, mereka hanya mencari uang untuk bisa menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup mereka, hingga akhirnya sebagian orang nya lagi menjadi serakah dan ingin mendapatkan lebih banyak, lebih banyak hingga tamak, dan melupakan siapa mereka yang dulu, yang sebenarnya.
Begitupun dirgantara, Dimas dirgantara. Dulu dia hanya lah seorang pengusaha biasa, hanya mempunyai satu hotel kecil di Indonesia dan menjadi lawan hotel raksasa lainnya, tapi siapa sangka dari jeri payah hotel kecil itu Dimas membangun hotel lainnya yang lebih besar diikuti restoran hingga Dimas menjadi pengusaha batu bara dan diikuti usaha usaha lainnya hingga kini Dimas menjadi pengusaha terkaya di Asia.
Dimas berusaha, tentu saja. Dimas mengusahakan yang terbaik untuk bisa menghidupi keluarga nya, 18 tahun yang lalu, Dimas baru saja membuka perusahaan baru, perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran hingga membuat pengusaha lain geram karena tertinggal terlalu jauh. Sangat jauh bagaikan langit dan bumi, Dimas sudah berada di atas dan John harus memulai semuanya dari awal. Sangat awal.
Hingga harus memulai dengan cara curang
Riani baru saja melahirkan, dua anak kembar, tapi sayang nya salah satu dari si kembar harus bertahan lebih lama di rumah sakit, satu satu nya keturunan perempuan di keluarga dirgantara, Dimas sangat menantikan anak perempuan, sangat menantikannya dan tidak ingin kehilangan gadis kecil nya.
Rasa sedih dan kecewa pada dirinya sendiri mendominasi saat mengetahui bayi itu tidak dapat bertahan, jikapun bisa bayi itu hanya akan terus menutup mata di atas ranjang dengan berbagai alat yang membuat paru paru kecil nya terus bernafas
Dimas menangis, di pelukannya terdapat bayi kecil lain, bayi laki laki yang membuat pikiran nya menggelap
"Aku hanya butuh bayi perempuan..." Setan yang berada dipikirannya berkelana, membisikkan kata kata jahat dan Dimas terpancing begitu saja. Dimas menemui dokter, dokter perempuan bernama Manda yang menjaga bayi perempuannya dan membantu Riani melahirkan.
Bayi kecil perempuan yang dia beri nama Riana membutuhkan paru paru, membutuhkan organ itu agar bisa sadar agar bisa bertahan agar bisa sembuh.
"Operasi putri ku, ambil paru paru nya".. Manda shock mendengarnya, ucapan tanpa gurat rasa bersalah dilakukan Dimas saat memberikan bayi kembar yang lain, Reno.
Manda menolak, dokter Manda tentu saja menolak, walaupun Terlihat sehat, bayi kembar laki laki juga tidak sehat, Manda ingin memberi tahu Dimas, ayah kedua bayi kembar itu
"Kedua anak anda tidak sehat! Dan anda mengorbankan nya? Dimana hati Anda!! Putra anda juga tidak sesehat bayi lainnya, Riana mungkin bisa bertahan dengan alat alat ini hingga delapan belas tahun ke depan tapi tidak dengan bayi anda yang ini, tuhan bisa saja langsung merebut nya. Dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkan nya!" Ingin sekali manda berteriak seperti itu, tapi semua tertelan sia sia saat Dimas mengancamnya dengan ke dua anaknya yang masih kecil.