remembering the past

1.7K 268 35
                                    

Pagi hari tiba, sang Bagaskara muncul dan menyembul di balik tirai, remaja itu sudah sadar sedari tadi, tapi tidak ingin beranjak

Ada sesuatu yang di pikirkan nya, setelah di pikir pikir, sebaiknya dia harus meminta sesuatu sebagai imbalan karena sudah memaafkan mereka, yah dia Reno.

Di otaknya sedang tersusun banyak sekali permintaan, mobil, rumah, mension,mall! Bahkan di otaknya sudah tersusun jika dia ingin menambah kapal pesiar, kasihan kapal pesiarnya yang berada di dermaga pulau pribadinya, hanya harus berdua dengan pesiar yang di beri bang Brian waktu dia challenge balapan tempo lalu

Yah, ada banyak sekali di otaknya Reno juga menyusun kata agar bisa membuat ayahnya membuatkan stadion seperti stadion Wembley seperti yang ada di London Inggris atau stadion At&T di Amerika, kalau bisa stadion yang Reno minta harus menjadi stadion paling besar di dunia.

Dan itu harus di bangun di Indonesia! Gak mau tau itu harus.

Mata reno kini melirik seluruh keluarganya yang masih terlelap, tak lama mata Reno berhenti pada gadis muda seusianya yang juga kini menatapnya, sempat tersentak kaget tapi tak lama Reno merubah ekspresi terkejutnya dengan senyuman yang di balas senyuman oleh gadis itu, Riana saudara kembarnya.

Setelah di lihat lihat lebih langsung, Riana gadis itu lebih mungil dan lebih pendek dari Reno, Reno sempat meringis melihat tubuh saudara kembarnya

Terlihat sangat tidak terurus sekali..

Reno lalu melirik tangan kekar yang melingkar di perutnya, Riana masih memperhatikan kegiatan Reno, saudara kembar laki lakinya itu terlihat sangat kaku saat menatap nya, mungkin karena ini pertemuan ke dua Nya, yah cukup aneh saat saudara kembar tapi hanya bertemu beberapa kali itupun dalam keadaan yang tidak baik

Reno mengangkat tangan damar, kakak pertamanya itu masih tertidur lelap bahkan mengambil sebagian besar ranjang Reno, tapi Reno tidak terjatuh karena damar menyembunyikan Reno di pelukannya

Reno membandingkan, tangan kekar kakak nya, melihat beberapa bekas garisan membaut Reno sedikit meringis melihatnya, tapi bukan itu yang di pikirkan Jay sekarang, Reno membandingkan telapak tangan berurat milik kakak dan dirinya yang terlihat seperti tangan bayi, Reno mendengus, kenapa tangannya harus kecil seperti ini? Kesal bukan kepalang Reno ingin sekali membenturkan tangan itu ke pinggiran besi ranajnga tapi Reno masih sayang kakak nya, kalau kakaknya terluka Reno juga yang bersedih

Tidak tidak!

Mulai Sekarang gua harus ke gym! Batin Reno berteriak, Riana terkekeh dan itu kembali mengambil atensi Reno menatap Riana

Riana berjalan mendekati Reno dan menduduki kursi yang ada di dekat ranjang

"H..hi..." Rasa canggung yang di rasa Reno kini menular ke Riana, gadis itu juga masih memakai piyama rumah sakit, katanya malas berganti pakaian dan itu ungkapan jujur

"H..hi juga" Reno meringis di hati, ini seperti mengajak gadis lain pdkt untuk bisa di ajak jadian, Riana menggaruk kepalanya yang memang sedikit gatal, jarang keramas akhir akhir ini, jadi gatal

"Hehe/hehe"  kembali mengulum bibir, mereka berdua saudara kembar itu terkekeh bersamaan hingga akhirnya kembali tertawa

"Kita aneh yah? Kembar tapi kek bukan saudara" celetuk Riana, Reno memandang Riana lalu menggeleng

"Kita memang aneh, kembar yang baru bertemu karena terhalang takdir" ujar Reno, ingin sekali agar Reno duduk sekarang, punggungnya terasa sakit karena tidur terus menerus, sayangnya sampai sekarang si Titan raksasa damar belum bangun juga membuatnya sesak saja.

DIANARAN AND TWINS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang