Chap 9

12K 958 45
                                    

• Happy reading •

Saat ini Moza dkk + Arven dan Erza dkk + Dita sedang berada di taman belakang sekolah, mereka duduk melingkar di atas rumput.

"Ehem katanya Moza amnesia ya gimana kalo kita kenalan ulang" Ucap Dita semangat. Membuat semua orang mengerutkan dahi bingung

'sekalian gue pengen tau siapa nama cowo disamping lo' batin Dita

"Emang ngapa" Tanya Erza bingung, tak mengerti dengan jalan pikir Dita

"Siapa tau bisa temenan kan aku sama Moza" Balasnya antusias, sedangkan Moza dkk + Arven menatapnya datar karena sudah tau tujuan utamanya ingin mengetahui ayang nya Moza

"Ya udah sana buruan kenalan" Perintah Joshua dengan lembut

"Kenalin nama aku Anindita Pratiwi" Ucap Dita sambil menyodorkan tangannya ke hadapan Arven yang langsung di tepis oleh Moza

"Kalo emang niatnya buat temenan sama gue ya ga usah genit sama cowo gue dong harusnya lo nyodorin tangannya ke gue bukan ke cowo gue, udah ada si oncom juga masih aja mau ngembat punya orang" Ucap Moza dingin sambil menatap tajam Dita

"Oncom siapa za" Tanya Qila

"Erza la" Balasnya enteng membuat Erza dkk melotot

"Iya tu dasar kutu air gatau diri banget udah punya cowo masih aja genit" Timpal Dira sinis

"Harusnya lo mikir biang masalah, bukannya memperbaiki kelakuan malah menjadi jadi lo, dasar jalang" Lanjutnya

Erza yang tak terima Dita direndahkan oleh Dira pun angkat bicara

"Ga usah ngehina, temen lo kali yang jalang tu nempel nempel sama cowo" Sinis Erza

"Dih ya jelas nempel la orang dia cowonya emang situ yang gada status nempel nempel iyuh murahan" Balas Bila pedas

"Halah kemarin kemarin juga tu jalang nempel nempel gue terus ngga tau malu" Ucap Erza menyakiti hati Moza

Arven yang mendengar istrinya di hina tak terima ia pun angkat bicara menggunakan mulut super pedasnya

"Diam menghanyutkan sama seperti Moza, dia memiliki beribu topeng untuk mengelabuhi semua orang, dia yang polos belum tentu polos, dia yang bisa merasakan dan juga dia yang mengerti akan diri sendiri" Balasnya lalu menjeda ucapannya sambil melirik Moza dan Dita bergantian

"Jangan pernah terlalu percaya dengan ucapan orang karena mulutnya tertutup halitosis untuk bisa mencium kejujurannya. Jangan terlalu percaya dengan apa yang di lihat karena belum tentu semua benar, jangan mendengarkan omong orang untuk terlalu di percaya karena pendengaranmu belum tentu sesuai dengan faktanya. Ikuti kata hati jika ingin mengetahui kebenarannya dan jangan pernah mengikuti ego. Dia yang licik akan kalah dengan kelicikannya sendiri dan dia yang baik akan selalu mendapatkan kebaikan juga" Lanjutnya dengan nada tegas. Semua mencerna ucapan Arven apalagi Erza dan seseorang yang merasakan aneh dengan ucapan tersebut

***

Semakin hari Arven semakin manja dengan Moza dan Moza semakin hari semakin merasa ada yang aneh, lalu ia kepikiran dengan satu hal dan berencana untuk menanyakannya kepada suaminya

Saat ini Moza dan Arven berada di depan mini market karena sehabis belanja cemilan untuk Moza

"Ay mau nanya nih" Tanya Moza pada Arven

"Mau tanya apa"

"Em kan kita udah nikah nih tapi ini bukan ragaku terus gimana sedangkan kita ngga punya buku nikah nanti kalo di cap zina atau apa gitu ay gimana" Ucap Moza dengan khawatiran

MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang