Chap 16

4.9K 518 95
                                    

• Happy reading •

"Woy ini surat punya siapa" teriak Ipeh dari arah pintu kelas.

"La mana tau, kan yang megang lo ngapain nanya kita" sinis Dira.

"Gatau juga gue, ini dikasih sama satpam katanya buat salah satu cewe kelas Bahasa 2" ucapnya sambil membolak-balikkan surat yang ia pegang.

"Cewe, siapa namanya" tanya Qila.

"Gatau, tadi ngga ngasih tau nama siapa yang ngirim, cuman ngasih tau buat salah satu cewe di sini" terangnya.

"Coba baca isinya apa" saran Darwin.

"Oke.

To : cewe barbar

Buat kamu yang mungkin sekarang udah jadi milik orang lain tapi aku pastiin kedepannya bakal jadi milikku.

Udah itu aja tulisannya" ucap Ipeh sambil membaca isi suratnya.

"Anjir cuman gitu doang" ucap Ujang.

"Iya, coba lo baca kali aja nemu siapa gitu yang ngirim" ucapnya sambil menyerahkan surat yang ia pegang kepada Ujang. Setelah menerima surat dari Ipeh, Ujang membaca ulang ternyata isinya hanya itu tak ada kata atau kalimat lain yang mengarahkan kepada penulisnya.

"Salah orang kali" celetuk Liora.

"Masa si, orang tadi satpamnya ngotot banget buat kelas XI Bahasa 2" tutur Ipeh.

"Udah ngga usah dipikirin mending duduk bentar lagi Pak Bondan bakal masuk nih" lerai Arven.

Kringg kringg

Benar saja bunyi bel pertanda KBM sudah menggema di seluruh SMA Taruna.

"Selamat pagi anak-anakku yang selalu menghalu dengan yang virtual" sapa Pak Bondan saat memasuki kelas.

"Selamat pagi juga pak"

"Selamat pagi emak" sudah tau siapa pelakunya, ya Moza siapa lagi kalo bukan dia si biang kerok.

"Selamat pagi abah" lanjutnya dengan berjoget ria di atas bangku.

"Mentari hari ini berseri indah" sambung Arven sambil berjodet mengikuti istri gesreknya.

"Terimakasih emak" lagi Dira ikut menyambung sambil berjoget mengikuti pasutri kurang waras tersebut.

"Terimakasih abah"

"Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang siap berbakti"

"Puisi yang paling bermakna adalah keluarga"

"Mutiara tiada tara adalah keluarga"

"Selamat pagi emak"

Kelas Bahasa yang tadinya siap untuk menimba ilmu digantikan dengan suara ricuh yang di mulai dari biang kerok SMA Taruna, sedangkan Pak Bondan melihat tingkah laku muridnya hanya bisa mengelus dada saja. Tapi, "Selamat pagi abah" Pak Bondan juga ikut bernyanyi sambil berjoget.

"Stop stop, udah ngga asik ah Pak Bondan ikut si" ucap Moza memberhentikan nyanyiannya.

"Kenapa emang" tanya Pak Bondan bingung.

"Bapak ikut-ikutan si, kan bapak dah tua harusnya bergaulnya sama yang tua" ucap Moza.

"Kami ngatain saya tua Ja" tanya Pak Bondan tak percaya.

"Engga ko, maksud Oja gini kan kita-kita masih mudah, jadi bapak jangan ikut-ikut kita takut nanti encok" ucap Moza sambil menggaruk pipi chubby nya dan menerjap kan mata bulat berairnya. Yang tadinya Pak Bondan akan meluapkan amarahnya mendengarkan jawaban dari Moza seketika dibuat gemas olehnya.

MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang