Chap 19

2.9K 356 35
                                    

Ketemu lagi nih.

Kalian tau cerita ini dari mana?

Menurut kalian cerita ini tuh gimana?

Kalian mau ngga jadi temenku :( hiks ngga ada yang mau ya

Komen yok yang bikin mood author naik:(
































• Happy reading •

Saat ini Moza sedang berada di taman kota sendirian, ia tak sengaja melihat anak dan ayah sedang bertengkar, ah lebih tepatnya anak sedang memarahi ayahnya. Karena jiwa penasaran Moza meronta-ronta akhirnya memberanikan diri untuk mendekat.

"MANA KATANYA AYAH MAU NGASIH ICHA SEPATU BARU" bentak sang anak kepada ayahnya yang hanya menatap sendu.

"MANA, AYAH SAMA IBU SAMA AJA CUMAN BISA JANJI DOANG"

"Sabar nak, ayah usahain besok beli sepatu buat kamu" ucap sang ayah lembut dan berusaha mengenggam tangan anaknya yang langsung ditepis.

"ICHA MALU PUNYA AYAH TUKANG BECAK DAN IBU PEMBANTU" teriaknya yang dapat Moza dengar dengan jelas, Moza yang mendengar saja hatinya terasa tercubit apalagi berada di posisi tersebut.

Moza berjalan cepat, setelah sampai Moza langsung menyela ucapan Icha sebelum melukai hati ayahnya lagi, "hay jangan berantem disini, gabaik"

"Ngapain lo, ga usah ikut campur urusan gue" ucapnya sambil menunjuk wajah Moza.

"Ga usah nunjuk-nunjuk" sinis Moza sambil menepis kasar.

"Cuman karena sepatu lo bentak-bentak bokap lo" lanjutnya memandang datar Icha.

"Kenapa masalah buat lo"

"Iya masalah buat gue"

"Orang dia aja biasa aja" ucap Icha sambil menunjuk ayahnya dengan dagu.

"Udah gapapa nak" ucap ayah Icha lembut kepada Moza.

"Ga bisa digituin pak, nanti malah makin kurang ajar dianya"

"Cantik, bokap lo buat gue aja ya, masih banyak yang butuh kasih sayang seorang ayah termasuk gue" ucap Moza lembut walaupun masih mempertahankan wajah datanya.

"Maksud lo"

"Gue mau ko, ngegantiin posisi lo"

"Posisi?"

"Iya, posisi jadi anak bokap lo. Dengan senang hati gue terima"

"Enak aja lo"

"Kenapa, lo aja ngga ngehargain bokap lo"

"Ya tetep aja ga boleh"

"Kalo lo emang gamau bokap ataupun nyokap lo, buat gue aja, hargain mereka selagi masih bisa bersama"

"Terserah gue dong"

Moza berjalan ke arah Icha hingga berjarak dua langkah. Membelai lembut pipi Icha lalu mencengkram dagu Icha keras, "Lo belum ngerasain betapa sakitnya hidup sendiri" ucap Moza sambil menatap dalam manik coklat milik Icha.

"Kalo orang tau lo udah ngga ada, lo mau hidup bergantung ke siapa. Mending kalo lo udah bisa cari duit sendiri, kalo belum mau open BO lo" lanjutnya sambil menekankan kata BO.

"Gue punya abang yang masih bisa di andelin kalo mereka ngga ada" jawab Icha enteng.

"Sekarang gue tanya, emang abang lo ngga punya kehidupan sendiri, abang lo juga bakal nikah terus punya anak. Untung kalo abang lo mau nampung lo di keluarganya kalo lo di depak karena nambah bebannya, lo mau apa? Mau jadi glandangan" ucap Moza yang di balas gelengan kuat oleh Icha.

MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang