1

20 9 0
                                    

someone in distress is much more valuable than a hundred people who accompany you in happiness.

Perlahan sinar mentari pagi menerobos celah gorden menuju dua gadis yang masih tenggelam dengan bunga tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan sinar mentari pagi menerobos celah gorden menuju dua gadis yang masih tenggelam dengan bunga tidurnya.

Ralita merasa matanya terkena cahaya,perlahan membuka mengumpulkan jiwa dan raganya.Dia menatap sekeliling."Li,bangun.Udah jam 9" Ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Ralita menggoyangkan badan Nali."Bangun Li.Lo tidur udah kayak orang mati,susah bangun" Ucapnya.

Padahal Ralita sendiri paling susah bangun pagi.-Sedikit bocoran.

"Hmm,7 menit lagi Ta" Ralita mengeratkan selimutnya dan masih memejamkan mata.

"Terserah deh" Ucapnya kemudian bangkit menuju kamar mandi.

Hari ini Ralita kembali meminjam baju Nali.Dia memakai kaos lengan pendek dengan panjang hanya sampai pusar berwarna putih kemudian celana panjang longgar berwarna mocca.

"Liii.Bangun ini udah jam 10,lo masih mau tidur?" Ucap Ralita melihat Nali masih memejamkan mata.

"Hmm 8 menit lagi"

Ralita jengah melihatnya."8 menit palamu kinclong.Cepet bangun" Ralita menggoyangkan badan Nali lebih keras.

Nali merasa terganggu."Ck,Iyah" Ucapnya duduk membuka mata perlahan.

"Anak gadis tuh harus kayak gue,bangun pagi dandan cantik" Ralita membuka ponselnya untuk mengecek apa ada yang mengirimnya messange.

Nali berjalan menuju kamar mandi."Iyain deh"

"Gue turun yah,nyari makanan"

"Hm"

Ckleek-suara pintu dibuka.

Ralita mengedarkan pandangan berjalan menuruni tangga.Dia terpukau dengan foto berukuran besar terpampang di dinding."Ibunya Nali cantik"

"Eh non selamat pagi,ada yang bisa Bibi bantu?" Pembantu tersenyum hangat mendekati Ralita.

Aku melihatnya membalas senyum."Itu Ayahnya Nali?"

Bibi itu menyirit bingung."Nali?maksud non siapa?"

Aku berfikir heran,bahkan pembantunya tidak tahu nama majikannya."Hm-maksud saya Nilami" Ucapku mengkoreksi da masih menatap foto itu.

"Oh non Nilami.Iyah itu tuan dan nyonya" Ucapnya tersenyum paham.

Aku menoleh lantas tersenyum ."Ohh.Saya boleh minta dibuatkan susu coklat?"

"Boleh non,sebentar Bibi buatkan"Jawabnya patuh kemudian melenggang menuju dapur.

Aku tersenyum masih menatap kagum.Selain arsitektur rumah ini megah,penghuninya juga terkesan elegan.Aku terkekeh melihat foto anak perempuan mungkin usianya 4 tahun.Dia tersenyum memegang balon.

Nali & her bestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang