Kecerdasan bukan penentu kesuksesan,tetapi kerja keras merupakan penentu kesuksesanmu yang sebenarnya.
Kringggg-Suara jam bekker.
Aku menekannya sekali.Memastikan penampilanku rapih Aku berdiri di depan cermin menatap diriku sendiri.Kemeja putih lengan pendek dibalut jas almamater kemudian rok 10 cm diatas lutut dan sepatu berwarna putih melekat apik ditubuh Ku.
Hari ini hari kedua Aku di sekolah.Sengaja Aku bangun lebih awal pukul 05.00 pagi.Bahkan Aku ragu jiga Ralita sudah bangun.
Aku mengawali hari dengan melihat sinar mentari ditambah padatnya ibu kota."Selamat pagi Ibu" Ucap Ku menatap langit cerah.
Aku berjalan membawa tas berwarna cream lalu menuruni anak tangga."Selamat pagi Bi" Ucap Ku menuju kitchen bar
Bibi tersenyum lantas menjawab."Selamat pagi non" Ucapnya kemudian,"Non ingin dibuatkan apa?" Tanyanya.
"Roti"Ucap Ku menatapnya.
Bibi melenggang dan kembali dengan sepiring roti hangat berisi selai coklat."Ini non.Silahkan" Ucapnya tersenyum.
Aku mengangguk menikmati sarapan, setelah beres.Aku berdiri melihat jam menunjukan pukul 06.30 kemudian berjalan keluar."Silahkan non" Ucap supir membukakan pintu.
15 menit Aku melihat padatnya ibu kota."Sudah sampai non" Ucapnya berhenti ketika menginjak rem tepat di depan gerbang sekolah.
Aku berjalan turun menuju kelas 12 Ipa 1.Di koridor semua mata tampak tertuju kepada 2 perempuan yang berjalan bak model.Mereka tampak berbeda,penampilannya sangat terbuka.
Seragam yang sengaja melekat pas tanpa ada celah,rambut berwarna terang,sepatu dengan hils.Mereka menatap Ku berjalan mendekat.
Aku menatapnya datar."Lo murid baru?" Ucap perempuan ber-name tag Syla.
Perempuan ber-name tag Clara menatapku."Oh jadi lo yang namanya Nilami" Ucapnya mengangguk-ngangguk.
Aku hendak melangkah meninggalkan mereka.Namun Suara Syla menghentikanku."Lo mau gabung digeng kita?"
Semua murid mendadak hening seperti menunggu jawaban Ku.
Aku menatapnya tanpa minat."Gak" Ucap Ku kemudian pergi berjalan santai.
Nampak semua murid menatap Ku iri.Aku menatap mereka datar.
Tiba dikelas Aku mendaratkang bokong dengan santai seraya menyimpan tas.
Ralita menetralkan nafasnya."Lo tadi diajak gabung sama geng syla?"Ralita menduduki kursi dengan nafas memburu.
Aku mengangguk santai.
"Lo terima?" Tanyanya dengan raut kepo.
Aku menggeleng.
Ralita menghembuskan nafas lega."Bagus deh" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nali & her bestfriend
Short StoryMenceritakan tentang Nali, gadis yang selalu berada dalam zona sendirinya tiba-tiba memutuskan untuk keluar merasakan arti hubungan sosial salah satunya persahabatan Dimana konfliknya? berjalan waktu dan hari yang dilalui membuahkan kebahagiaan maka...