Menceritakan tentang Nali, gadis yang selalu berada dalam zona sendirinya tiba-tiba memutuskan untuk keluar merasakan arti hubungan sosial salah satunya persahabatan
Dimana konfliknya? berjalan waktu dan hari yang dilalui membuahkan kebahagiaan maka...
"Tetep aja kita itu harus terlihat mempesona berkikau gitu"
"Hm" Ucapku membuat Ralita tersenyum.
Aku menatap semua dress yang digantung rapih di walk in closet,sepertinya semua nya masih baru.Tapi,pandangan Ku fokus pada dress blue light.Aku memperhatikan dari atas hingga bawah dan Ku jamin ukurannya juga pas.
"Gue yang ini" Ucap Ku menunjukannya pada Ralita.
Ralita menimang-nimang kemudian tersenyum." Pilihan lo bagus.Itu emang cocok buat lo" Ucap Ralita meliat Ku membawa dress blue light sepanjang lutut,bertangan pendek dihiasi permata disepanjang rok juga pita yang melingkar di bagian pinggang.
Mendengar itu aku langsung berganti pakaian.Ralita masih bimbang dengan pilihannya."Menurut lo cocok yang mana?" Tanya Ralita mendapatiku selesai mengganti pakaian.
Aku memperhatikan kedua dress yang dipegang Ralita.Dress putih 15 cm diatas lutut tanpa tangan dihiasi permata silver membuatnya nampak elegan namun akan memperlihatkan dada mulusnya.Sedangkan yang satunya,Dress brokat moca selutut berlengan pendek dihiasi pernak-pernik sepanjang rok memberikan kesan natural tapi quality juga bersinar.
"Menurut gue yang ini" Ucapku menunjuk dress yang berada ditangan kanan Ralita.
Ralita kembali menatap dress kemudian mengangguk antusias seraya berlari mengganti pakaian.
Aku memandang diri Ku di cermin,membiarkan rambut Ku tergerai bebas tanpa ikatan.Sedikit memoles riasan pada wajah agar tidak terkesan seperti mayat hidup,pucat pasi.
"Gimana?" Tanya Ralita memutar tubuhnya.
"You'r beautiful girl" Ucapku begitu menatapnya memakai dress mocca.
Ralita merapihkan rambutnya."Oh ya bagusnya rambut gue diapain?" Tanyanya.
"Cepol aja" Ucap Ku asal seraya berjalan keluar
Akhirnya Kami sampai di tempat reuni setelah mendengar per-bacotan Ralita mengenai penampilannya.