Afgan jatuh pingsan dan di bawa ke rumah sang kyai. Hingga malam Afgan yang sudah di periksa dokter belum juga siuman, di ruang tamu, tampak kyai Ukas sedang memarahi ustad Novan yang di nilai keterlaluan dalam memberi hukuman untuk para santri.
kekesalan kyai Ukas pada Novan membuatnya tak memperhatikan sekelilingnya termasuk kepulangan sang putri Rossa yang sudah kelelahan dan langsung masuk ke kamarnya kyai Ukas menyadari Rossa sudah di rumah saat teriakannya mengejutkan semua orang di rumah.
"Haaaaa Ayaaaah ada orang di kamar aku" teriak Rossa seraya berlari ke luar dari kamar nya.
"Ocha sayang ada apa?" Tanya kyai Ukas pada sang putri yang tampak ketakutan.
"Itu..itu ayah di..dikamarku ada laki-laki asing gi..gimana dia bisa tidur di kamar aku?" Jawab Rossa dengan suara terbata dan suara terbata-bata.
*
Kyai Ukas langsung menenangkan sang putri dan menceritakan apa yang terjadi, tapi malah membuat Rossa kesal.
"Kenapa harus di kamar Ocha? Kan ada kamar tamu?" runtuk Rossa kesal. "Sekarang aku tidur dimana?" Lanjut Rossa mempertanyakan keputusan sang ayah yang tanpa izinnya membiarkan orang asing menempati kamarnya.
"Cha mungkin kamu lupa, Afgan itu teman masa kecil kamu, meski usia kamu lebih tua dari Afgan, tapi kalian itu dulu kayak amplop dan perangko, kemana-mana selalu berdua, sampai akhirnya ayah jadi korban PHK dan memutuskan untuk mengabdi pada Allah di kampung halaman, hal itu yang membuat persahabatan kalian terputus" tutur kyai Ukas menceritakan sekilas tentang Afgan.
"Tapi Ocha gak ingat tuh" tukas Rossa acuh dan berlalu. "Yang jelas gara-gara ayah anak ayah harus tidur di kamar tamu dan tamunya tidur di kamar aku" runtuk kesal Rossa sambil berlalu.
*
Tapi cerita sang papa cukup mengganggu pikiran Rossa lalu mulai mencari barang lamanya di gudang hingga tanpa sengaja Rossa menemukan figura kecil berisi fotonya bersama teman lelakinya, bertuliskan Charez best friend for ever.
"Charez = Ocha dan Arez Arez itu Afgansyah.Reza, jadi cowok di kamar aku itu si pipi sumur bor Arez" gumam Rossa yang mulai mengingat masa kecilnya yang terbilang seru bersama Afgan, Rossa melihat foto demi foto masa kecilnya, senyum nya mulai mengembang.
"Lucu juga kalau ingat masa lalu" gumam Rossa yang tak lama kemudian sudah tertidur dengan album foto masih berada di sampingnya.
Sementara itu Afgan mulai siumam, tangannya bergerak dan meraba-raba
"Ini spring bed, ini kamar aku thanks god semua itu pasti cuma mimpi buruk" gumam Afgan tanpa membuka matanya, malah menarik selimut dan kembali tidur. Malam berganti pagi, Afgan terbangun dengan senyum dan meraih kacamatanya, begitu Afgan bangun 100% dan membuka matanya.
"Nah loh ini dimana, ini bukan kamar gue?" tukas Afgan serata melihat sekeliling ruangan dan matanya verhenti di fugura foto rossa. "Si bidadari jadi gue beneran ada di ponpes? Bukan mimpi bonyok gue buang gue kesini tanpa uang dan ranpa fasilitas" runtuk Afgan dan langsung bangun dan melangkah keluar kamar.
*
Sore harinya semua santri baik putri mUpun putra berada di Aula masjid hanya di pisahkan oleh tirai untuk mendengarkan tausyah dari sang kyai tentang Nisfu Syaban, Para santri fokus mendengarkan ceramah sang kyai tapi tidak dengan Afgan yang celingukan mencari sang bidadari.
"Dimana dia kok gak kelihatan?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSALAMUALAIKUM CINTA (Religi Ramadhan)
Fiksi PenggemarKisah tentang seorang pemuda kota yang konyol, nakal dan susah di atur, akhirnya berakhir di pondok pesantren. Rasa tidak suka dan tidak kerasan berubah seketika saat Afgan sang pemuda bertemu ustadzah muda nan jelita Rossa, sahabat kecil yang telah...