Rossa mulai khawatir dan panik melihat kondisi Afgan yang demam tinggi hingga menggigil.
"Gimana ini ayah, apa kita bawa ke rumah sakit aja?" Tanya Rossa panik
"Kamu jaga dia Cha, biar ayah panggil dokter, kompres aja dulu ya" perintah pak kyai pada Rossa.
"Iya ayah" ucap Rossa dan berlalu untuk mengambil air es yang akan digunakan untuk mengompres Afgan yang demam tinggi. Kain kompres mulai di letakan di dahi Afgan, sepeninggal sang ayah Rossa menatap Afgan yang masih menggigil meskipun sudah berlapis-lapis selimut menutupi tubuhnya.
"Orang ini, sok jagoan segala preman di lawan, tapi dia ngelakuin itu demi membela aku sih" batin Rossa yang mulai menguap di serang rasa kantuk.
*
Jam dinding menunjukkan pukul 3.00 dini hari saat pak kyai kembali dengan seorang dokter fab melihat sang putri tertidur di kursi dengan tangannya masih memegangi kompres di dahi Afgan, dengan lembut kyai Ukas membangunkan sang putri.
"Cha' bangun nak, sudah waktunya sahur" ucap kyai Ukas seraya mengusap lembut bahu Rossa.
"Astagfirullah'aladzim maaf ayah, Ocha ketiduran" ucap Rossa sambil mengucek matanya. "Ocha siapin makanan dulu buat sahur" lanjutnya sambil berlalu ke dapur. 40 menit kemudian Rossa sudah selesai menata meja untuk santap sahur, lalu kembali ke ruang keluarga untuk memanggil sang ayah juga ingin mencari tahu kondisi Afgan.
"Gimana keadaannya ayah?" Tanya Rossa pelan dengan wajah cemas.
"Kita santap sahur dulu Cha, sambil tunggu ambulan nya datang" ucap pak kyai sambil lalu menuju ruang makan.
"Ambulan? Maksudnya dia harus di opname di rumah sakit?" Tanya Rossa yang langsung terlihat panik.
*
Melihat prilaku Rossa yang panik, cemas juga ketakutan kyai Ukas hanya menghela nafas panjang lalu meminta sang putri untuk tenang.
"Kita sahur dulu, baru nanti ayah jelaskan apa kata dokter tadi" tukas sang kyai dengan wajah serius, membuat Rossa tak berani membantah lagi dan hanya mengangguk lalu menyendokan nasi bagi sang ayah.
Afgan di bawa ambulan ke rumah sakit dan langsung masuk ke unit gawat darurat untuk mendapat tindakan.
"Sebenarnya apa kata dokter ayah?" Tanya Rossa penasaran.
"Afgan di pukuli orang dan ada luka goresan pisau di lengannya kan?" Ucap kyai Ukas yang langsung di angguki Rossa. "Pisau yang di gunakan untuk melukai Afgan sudah di olesi racun, itu yang membuat dia demam" lanjut pak kyai menjelaskan.
"Astagfirullah'aladzim jahat sekali mereka" ucap Rossa yang terkejut mendengar keterangan dari sang ayah
*
Sang kyai hanya menepuk-nepuk bahu Rossa, tak lama seorang perawat menghampiri keduanya, memberitahukan jika Afgan sudah di pindahkan ke ruang rawat dan kondisinya senakin stabil.
"Alhamdulillah" ucap Rossa dan sang ayah bersamaan. Lalu keduanya melangkah menuju ke ruang rawat Afgan. Hari berganti Rossa, Aqli dan pak kyai bergantian menunggui Afgan di rumah sakit.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSALAMUALAIKUM CINTA (Religi Ramadhan)
FanfictionKisah tentang seorang pemuda kota yang konyol, nakal dan susah di atur, akhirnya berakhir di pondok pesantren. Rasa tidak suka dan tidak kerasan berubah seketika saat Afgan sang pemuda bertemu ustadzah muda nan jelita Rossa, sahabat kecil yang telah...