Dalam perjalanan di mobilnya Jungkook memeriksa barang-barang yang diambilnya tadi dari Roje
Jungkook langsung mencari incaran utamanya yaitu sebuah kalung. Ketika menemukannya, ia berusaha membukannya gandulan kalung tsb.
Sesaat Jungkook senang karena sudah mendapatkan yang ia inginkan. Tetapi ketika gandulan itu dibuka..
Kosong? -batin Jungkook
Roseanne si jalang itu...
Jungkook menyuruh supirnya memutar balik mobilnya kembali ke cafe sebelumnya tentu saja Roje sudah tidak ada disana. Jungkook juga mencari di daerah sekitar cafe, namun hasilnya nihil
Jungkook mengumpat frustasi
Beralih ke sebuah motel, terlihat seorang gadis yang kelelahan berusaha berjalan menuju kamar di ujung lorong
Gadis itu langsung melemparkan dirinya ke kasur sesampainya di kamar. Ia sempat memejamkan matanya sebentar dan membukanya kembali.
Ia merogoh kantong celananya lalu mengeluarkan secarik kertas dari celananya
Kertas kecil yang masih tergulung itu dibuka olehnya. Di kertas itu hanya tertulis sebuah nama
"Jung Jaeha?" Roje menyebut nama itu dan memikirkannya siapa seseorang dibalik nama itu, dan mengapa hanya nama itu yang tertulis di dalam gulungan kalung Jay
Roje tidak asal mengambil kalung Jay. Setelah mengenal Jay, Roje selalu memperhatikan barang atau hal apan saja yang menurut Jay penting. Barang paling utama yang selalu dijaga adalah kalungnya. Jay juga pernah menceritakan kalung itu pemberian ayahnya which is pastinya kalung itu sangat penting untuk Jay ataupun ayahnya Jay
Roje sebenarnya hanya media Jungkook untuk menyakiti seseorang. Ia memang sudah menjadi alat Jungkook sejak malam dimana hubungan mereka berdua berakhir dan awal semua mimpi buruk Roje. Tidak banyak juga yang Roje tahu tentang maksud Jungkook ke Jay.
Roje stress dan terus larut dalam rasa bersalah dalam dirinya karena sudah menjebak Jay. Pada akhirnya ia juga lah yang tersakiti karena jatuhnya Jay kedalam tangan Jungkook.
Esok harinya,,,,
Roje pergi ke rumah Jay berharap mendapatkan petunjuk. Ia memastikan bahwa tidak ada Jungkook atau bawahannya yang berada di sekitar rumah itu. Pada akhirnya Roje berhasil memasuki rumah Jay
Meskipun sudah berkali-kali masuk ke rumah Jay, kini Roje baru merasakan bahwa rumah ini sangat dingin dan terasa mati
Bisa dipastikan bahwa Rumah ini pernah menjadi rumah yang hangat dan hidup. Namun kini rumah ini dibuat seolah sedari awal sudah mati
Roje menyusuri rumah 2 lantai itu, namun setelah berputar-putar hampir sejaman, Roje tidak menemukan hal-hal ganjil..
Sekarang Roje sedang duduk di kasur yang berada di lantai 2 di kamar Jay. Ia mengingat kebersamaannya bersama Jay di dalam rumah itu.
Namun mengingatnya hanya membuat Roje merasa tambah bersalah dan sedih, ia memutuskan pergi dari rumah Jay.
Ketika hendak keluar dari kamar Jay tidak sengaja Roje menendang sapu yang di senderkan di tembok depan dinding dekat pintu kamar Jay. Ketika hendak menyenderkan sapu itu lagi Roje menyadari sesuatu di lantai rumah Jay yang berbahan kayu itu. Terdapat lantai yang tidak menyatu dengan lantai lainnya dan tertutupi karpet. Roje menarik karpet itu dan barulah terlihat bahwa ternyata lantai tersebut bisa dibuka
Roje menatap lantai itu dan berusaha membukanya, ia sedikit kesulitan membukanya karena terlihat sudah lama lantai itu tidak dibuka. Roje sampai harus mencari batang besi seperti linggis untuk membuka pintu yang hanya berukuran 30x30 cm itu. Pada akhirnya Roje berhasil membukanya
Ketika berhasil dibuka ternyata isinya tidak sedalam yang ia bayangkan. Di lantai itu hanya ada sebuah kotak yang pas dengan ukuran di lantai itu. Ketika Roje membukannya yang terlihat pertama ialah sebuah pulpen dan kertas-kertas bergambar.
Anehnya gambar-gambar itu hanya di warnai oleh pulpen. Hanya warna tinta pulpen lah yang mewarnai gambar itu. Namun, ketika dibalik terdapat noda coklat yang sepertinya bukan bagian dari tinta pulpen tersebut. Roje memperhatikan lagi gambar demi gambar dan ia menyadari gambar yang ada di kertas-kertas itu sama semua, yaitu gambar sebuah keluarga yang berjumlah 3 orang. Diantara semua gambar yang sama itu ada satu yang hanya berisi tulisan
Aku tidak tahu mengapa ayah membeci ku dan melakukannya ini kepadaku. Aku hanya ingin ayah bisa kuajak bermain dan ibu yang selalu menemaniku ketika ayah marah.
Hari ini ayah ku mengajari menggambar di tempat yang baru. Ayah juga menggambar buatku tapi bukan di buku gambar, aku tidak tahu kenapa ketika ayah menggambar tubuhku juga sakit dan mengeluarkan cairan merah membuatku menangis. Ayah tidak mau berhenti ketika aku menangis minta berhenti malahan dia memukul kepala ku. Gambar buatan ayah sangat sakit ketika aku mandi dan aku tidak bisa berjalan. Aku takut dan aku sakitRoje tercengang membaca tulisan itu, apakah ini tulisan Jay? Kenapa dia tidak pernah menceritakan ini padanya dan ketika ia perhatikan, kertas yang berisi tulisan itu memiliki banyak noda cokat lebih banyak daripada kertas-kertas sebelumnya. Disitulah Roje menyadari noda coklat itu adalah noda darah yang sudah lama mengering
Isi terakhir yang ada dikotak itu terdapat sebuah foto anak kecil. Roje melihat wajah anak itu terlihat familiar dan di baliknya juga tertulis
Jung Jaeha, 3 tahun
Jung Jaeha? Kenapa nama yang sama di kalung Jay ada di foto ini? - batin Roje
Roje berpikir keras ia terus memutar otaknya sambil menyebutkan nama yang ada di foto anak itu sama dengan nama di gulungan kalung Jay. Berharap bahwa ia bisa mengetahui anak di foto itu
"Jung Jaeha"
"Jung Jaeha"
"Jung Jaeha"
"Kenapa memanggil ku?"
Tiba-tiba ada seseorang menjawab Roje ketika ia terus menyebut nama Jung Jaeha. Perlahan Roje mengadahkan kepalanya ke atas melihat siapa yang berbicara
"Jung Jaeha yang kau sebut itu adalah aku Roseanne, Jeon Jungkook your nightmare" katanya lalu tersenyum
.
.
.
.-•-
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion[JaeRos]
Fanfiction"Semua akan terungkap pada waktunya, jadi bersabarlah" -Roje "Iyain aja biar disayang Tuhan" - Jaehyun Like, komen, n follow xo