Keempat manusia itu akhirnya duduk satu meja di foodcourt lantai dasar mall ternama itu. Menunggu pesanan sambil memainkan ponsel masing-masing. Entah apa yang mereka lihat, yang jelas cuma Alta yang buka tutup instagram sambil mencari lapak tukar tambah muka.
Malu banget bor... Dia kan gak tau kalau keduanya kakak Syla, gak pernah ketemu, gak pernah liat muka, apalagi saling sapa. Terus tadi ia nuduh salah satu dari mereka selingkuhan Syla, wah parah Alta perlu cari muka baru secepatnya.
Begitu pesanan mereka datang, suasana diam tadi mulai mencair dengan pertanyaan ringan seperti 'berangkat naik apa?' dan 'mau pulang jam berapa?'. Tak lupa Syla juga mengenalkan Alta pada kedua kakaknya.
Usai acara makan itupun, kedua kakak Syla berpisah untuk menuju tujuan mereka masing-masing, dimana tengah mencari kado untuk ulang tahun pacar kakak laki-laki Syla.
"Abang kamu ganteng ya.." Syla sontak menoleh pada seseorang disampingnya yang tengah menatap kedepan.
"Kamu naksir Bang Wily?"
Alta justru tertawa. "Ya enggak lah, ngaco kamu. Kalo aku bilang Pak Yudi ganteng, artinya aku suka tuh killer teacher?"
Syla terbahak. "Bilang deh sama orangnya, biar dilabrak istrinya."
Alta menggeleng sambil memasuki toko pernak pernik yang menjual beraneka macam barang, mulai dari barang pribadi hingga barang dapur.
Syla sendiri mengikuti gadis itu lalu berhenti di stan parfum. Menatap dengan mata cerah pada beraneka jenis parfum berlogo zodiak.
"Suka wangi ini gak?" Syla menyodorkan barang tester itu pada Alta yang tengah memegang gantungan kunci berlogo kartun asal Amerika.
Ia kemudian meraih botol kaca mungil itu lalu berusaha menekan-nekan ujungnya sambil menggerutu. "Ini susah bangke, biadab banget pegawainya ngilangin tutupnya." Ujarnya lalu mencium ujung botol itu.
Syla tertawa, "Itu kalo gak diilangin cepet abis lah disemprot ke satu badan sama orang-orang."
"Otak kamu sama kriminalnya sama orang-orang."
Setelah berusaha keras, akhirnya Alta menyerah dan menjungkir botol sambil memencetnya hingga setitik air berada di kukunya. Ia mendekatkan hidungnya pada jempol tangannya. Kemudian ia menggeleng. "Em.. terlalu tajem buat kamu yang soft ini."
Syla memutar bola matanya bosan. "Padahal ini lebih mahal dari parfum lama ku."
"Aku lebih suka aroma yang lama."
"Hm, oke." Ia kemudian mengembalikan parfum itu pada tempatnya.
Begitu merasakan getar dari dalam saku jaketnya, Syla tersenyum kecil begitu membaca pesan yang masuk.
"Siapa?" Tanya Alta dengan wajah penuh tanya.
"Temen." Jawabnya singkat sambil memasukkan benda persegi itu kedalam sakunya lagi. Alta sontak mengerutkan keningnya mendengar jawaban itu.
Ia rasanya ingin mencerca beberapa pertanyaan pada cewek itu, tapi ia membiarkan kalimat itu berdiam di ujung lidahnya. Pasalnya ia takut keterlaluan dengan ikut campur kehidupan Syla.
Kalau sudah begini ia cuma bisa menunggu sampai Syla mau bercerita dengannya.
"Oke, aku beli yang ini aja deh, biar kaya biasanya."
Alta cuma mengangguk lalu mengekori cewek itu mengantri di kasir.
+++
Pintu besar kediaman Permana terbuka lebar begitu Syla memasuki rumah dengan menenteng tas kertas berlogo merk toko yang ia kunjungi bersama Alta. Langkahnya kecil dengan senyum tersungging di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend And Trouble
Teen FictionAsyla bertemu dengan Altair di kelas 10 SMA seusai penjurusan. Melewati banyak masalah bersama, dan kini akhirnya sisa satu tahun sebelum mereka lulus dan melanjutkan hidup masing-masing. Mereka hanya teman yang kebetulan terjebak pada perasaan yang...