17

932 134 6
                                    

Alunan lagu lock away yang melantun dari speaker yang terpasang di sudut ruangan menemani gumaman Alta yang tengah menata macaron di salah satu rak dekat meja kasir. Ia tadi memang sengaja request lagu ini pada Mbak Gena, operator musik mereka yang punya youtube premium, sehingga tak ada lagi tuh cerita dimana sedang asik mendengarkan musik tiba-tiba ada iklan Sopi BCD yang merusak suasana.

"Kamu tumben disini, Al? Gak kuliah?"

Alta menatapnya sekilas, melanjutkan menata macaron terakhir. "Apa kuliah? Kurang kerjaan banget." Ia menepuk-nepuk pahanya yang geli karena jongkok terlalu lama. "Kasta terkuat di muka bumi adalah pengangguran."

"Jadi sekarang kamu lagi di kasta mana?"

"Kasta terlemah, kerja rodi bagai kuda tapi gak kaya-kaya."

Wanita di balik meja kasir itu tertawa, ia sepertinya satu frekuensi humor dengan Alta yang cenderung receh. Berbeda dengan gadis pendiam di sampingnya yang tak paham dengan apa yang mereka tertawakan.

"Eh, abang mu yang ganteng itu apa kabar? Kok gak pernah kesini lagi?"

"Oh, bang Tora? Sibuk dia apply magang gak dapet-dapet."

"Oalah, sayang banget."

Alta mengangguk-angguk. Bertepatan dengan akhir lagu yang sedari tadi ia ulang-ulang reff nya. Would you still love me the same.

"Request lagi gak?"

Alta tampak berpikir sejenak, "My everything."

"Woke." Tapi sejenak kemudian wanita itu mengernyit.
"Waduh lagunya siape? Ariana Grande? Apa Encete u?"

Kali ini Alta tertawa mendengar kesalahan pelafalan mbak Gena. "Ariana aja."

Tak berapa lama kemudian alunan musik itu meramaikan toko roti mereka yang masih sepi pelanggan. Alta dulu suka mendengarkan lagu ini di sekolahnya, terutama saat tugas merangkum atau menyalin yang cukup santai dan tak membuatnya berpikir keras. Ah.. ia jadi merindukan vibes rajinnya dulu.

Melirik arloji kecil di lengan kirinya, ia melepas apronnya. "Aku mau balik deh mbak, udah sore. Mau nugas juga."

"Udah semua yang mau di tata di rak?"

"Udah."

Ia kemudian masuk ke ruangan karyawan sebelum kembali dengan sling bag coklat di pundaknya. Rambutnya yang tadi dikuncir ekor kuda meski mirip buntut kelinci, kini tergerai. Aura mahasiswanya mendadak terlihat, tak seperti tadi yang lebih mirip ibu-ibu banyak hutang dan terlihat suram.

Kakinya melangkah keluar dari toko dan kebetulan ia di sapa gadis imut yang setinggi dirinya dengan suara cukup familiar. Begitu Alta melirik bagian bawah cewek itu kepalanya loading, sendal jepit merah ini siapa?

"Lupa lagi ya lo sama gue?"

Alta nyengir memamerkan gigi putihnya yang rata, di detik-detik akhir kepikunannya ia berhasil mengingat suara itu.

"Inget kok, Zila kan?"

"Ah yaampun, gue terharu lo akhirnya inget gue."

"Gue lupa sama lo baru sekali deh."

Zila cuma tertawa kecil. "By the way, lo mau kemana?"

"Mau balik, lo sendiri?"

"Mau ke toko lo."

Alta cuma ber oh ria. "Yaudah deh, duluan ya."

"Yap, ati-ati."

Alta tersenyum sambil mengangguk, lalu berjalan beberapa beberapa langkah sebelum kembali berbalik untuk melirik Zila. Nanti dia gak akan baku hantam dengan Thania di dalam toko kan? Yah, habisnya ia gak tau ada masalah apa antara mereka berdua. Tapi dari yang terlihat mereka tak tampak akur kan?

Friend And TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang