"Ayo kawan kita berangkat~ naik supra atau vespa~ kita ramai-ramai check in ke villa~"
Alta terbahak, sambil bertepuk tangan mendengar nyanyian abangnya yang terdengar gila di telinganya. Saat ini ia tengah duduk di sofa keluarga sambil menatap punggung abangnya yang wira-wiri keluar masuk rumah sambil menggerutu. Mulai dari masker yang tertinggal, dompet, kunci mobil, dan yang terakhir ia melupakan STNK nya, entah ia selipkan dimana.
"Aduh, capek." Keluhnya sambil duduk di samping Alta. Ia belum berangkat dan sudah mengeluh.
"Entar lo diomelin temen-temen lo baru tau rasa."
Cowok itu kemudian menoleh, "Lo beneran gak mau ikut dek?"
"Ya kalo lo mau nggendong sampe puncak si gapapa, mau aja gue."
"Patah dong punggung gue." Ujarnya sambil nyengir.
"Dah ah, berangkat dulu abang." Cowok itu menepuk-nepuk kepala Alta dengan gemas."Dari tadi juga udah pamit tapi bolak-balik mulu kaya setrika." Cibirnya.
Lagi, Tora bersenandung lagu keramatnya sambil berjalan keluar, meninggalkan Alta di sofa yang tengah menatap ponsel menahan senyum. Tangannya mengetuk foto profil yang digunakan Syla sekali sebelum mengusap layar ponselnya berkali-kali.
Matanya lalu terpejam, mengingat-ngingat wajah ini meski sekejap kemudian kembali terbuka dengan kecewa. Percuma, ia sama sekali tak bisa mengingatnya meski cuma sekilas.
"Dek, abang mu udah berangkat?" Teriak mama nya dari arah dapur.
"Udah, Ma."
Wanita itu lalu berjalan dari dapur menuju kamarnya mengenakan daster hijau tua dengan cepolan rambutnya yang khas. Benar-benar terlihat seperti seorang emak-emak. Beberapa saat kemudian beliau keluar mengenakan setelan rapi dengan menggerai rambutnya.
Alta bersiul, sangat tidak sopan.
"Mama mau kemana?" Tanyanya."Cari selingkuhan."
Alta terbahak, "Pasti jatah bulanan dari papa kurang."
Wanita itu cuma tertawa geli, lalu mengubek-ngubek almari dekat tv mencari tas kulit kesayangannya.
"Tadi pagi udah janji sama mbak Mirna mau nengok anaknya Ci Sally, Risya abis lahiran. Anaknya cowok katanya."
"Oh gitu, bukannya nikah baru 3 bulan- Eh." Sontak Alta menutup mulutnya mendapat tatapan tajam mamanya.
"Hush, jamet kamu ya."
"Julid, Ma bukan jamet."
"Jamet pokoknya."
Astaga, sabar sekali Alta dikatai mamanya sendiri.
"Gak papa jaga rumah sendirian? Nanti kalo ada apa-apa telepon mama, ya."
"Okay, sis." Ia menyatukan jempol dan telunjuknya.
Lalu tinggalah Alta di rumah kecilnya yang sempat terkenal angker sekomplek sebelum keluarganya pindah kemari. Ia menekuk lututnya, memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.
Hingga tiba-tiba masuk notif pesan dari kontaknya yang bernama 'Aviora'.
Aviora L.
Shareloc cepat!
Almamatermu di aku
12.30Alta mengernyit, namun tetap membagikan lokasinya secara online pada seseorang yang awalnya ia kenal secara virtual itu. Mereka saling kenal dari grub calon mahasiswa hingga akhirnya kini sama-sama diterima di fakultas dan jurusan yang sama. Ajaib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend And Trouble
Teen FictionAsyla bertemu dengan Altair di kelas 10 SMA seusai penjurusan. Melewati banyak masalah bersama, dan kini akhirnya sisa satu tahun sebelum mereka lulus dan melanjutkan hidup masing-masing. Mereka hanya teman yang kebetulan terjebak pada perasaan yang...