19

1.1K 139 32
                                    

Kecengklak. Kalian tahu rasanya? Ketika leher gak bisa dipake buat noleh dan kalau melakukan apa-apa seluruh anggota tubuh harus ikut. Iya Alta merasakannya sekarang. Nyerinya menjalar sampai pantat ketika ia menoleh spontan. Ia sampai harus misuh-misuh dengan anggun agar orang serumah tak curiga.

Kata mamanya sih ini kebanyakan main hp. Pokoknya mati hidupnya Alta, yang disalahin mamanya pasti hp. Sekalipun ia kepleset di kamar mandi juga yang disalahin juga hp padahal posisi hp nya sedang adem ayem charger di kamar.

Kebayang gak susahnya jadi hp? Kena fitnah emak-emak terus.

"Kok bisa sih, dek? Lo tidurnya sambil rol depan apa gimana?"

"Iya kok gak sekalian kamu patahin?"

Dengar? Itu barusan abangnya dan bapak besarnya yang berbicara. Alta sih cuma diam sesekali menghela nafas. Ya capek, ya gemas, ya kesal.

Alta beranjak dari tempat duduknya, memasukkan paksa roti tawar tak berkulit itu ke dalam mulutnya.
"Dahla, di bully mulu di rumah. Mau kelas dulu." Ujarnya dengan mulut penuh roti.

"Mau dianterin papa?"

"Gak."

"Dianterin abang?"

"Gak."

"Lah terus mau naik apa?"

Alta mendengus, melirik sendal rumahnya yang bermotif strawberry berkacamata. Sedikit imut. Ini sendal yang ia beli bersama Syla kemarin di obralan. 10 ribu dapat 2.

"Naik sendal."

Dia jadi kangen Syla.

+++

Aroma roti bakar sosis beserta roti panggang dari seberang jalan beradu dengan manis memenuhi seluruh indra penciuman Alta. Lalu dalam 100 meter dari tempatnya berjalan sekarang akan mulai tercium bau duren dari mobil pick up yang berjualan di pinggir jalan berjarak 300 meter darinya. Tepat 500 meter darinya akan ada penjual bakso sapi ekskusif dengan kuah kental dan harga mahal. Kabarnya Ariana Grande pernah makan disana, meski orang sekota tau itu hoax dan cuma teknik marketing.

Tapi baksonya emang enak. Alta pernah makan disana bersama Syla membahas konser musik dengan guess star dhyo haw yang mereka tonton di awal sma dulu lalu entah bagaimana topik mereka merembet ke alat kontrasepsi. Ia sontak menggeleng malu ketika mengingatnya.

Tidak, ini bukan perjalanan berat menuju kampus. Ini pertarungan untuk ia dan nafsunya, seberapa kuat imannya untuk tidak berbelok.

Meski belok itu pilihan.

Alta menghela nafas, seandainya Vio tidak cuti tiba-tiba, pasti 5 menit yang lalu ia sudah duduk anteng di kantin fakultas sambil menonton drakor menunggu kelas dimulai.

Ketika Alta sudah memantapkan niatnya, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. Ia sontak menoleh, dan begitulah teriakan kecilnya menganggu bocil berbedak tebal yang bermain ayunan di halaman rumahnya. Ia memekik memegangi leher, memijatnya pelan lalu cuma melirik cewek itu yang tampak panik.

Bukan siapa-siapa, dari aromanya cuma Syla.

"Kamu kenapa?" Kan benar.. suara familiar ini.

Alta cuma nyengir, sakit.

"Semalem tidur posisi leher gak bener, eh pas bangun-bangun udah sakit buat noleh."

"Pasti kebanyakan main hp."

Alta sontak mendengus, "kaya emak-emak aja."

Friend And TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang