N vs A

[29] || gerbang pembatas

⏩⏸⏪

"Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita, itu sakit."

.

~•Revano Aldo Adlino•~

Happy reading _____☘☘☘

"Mah," ujar Naya sambil mengalami ibunya yang menunggu di depan pintu rumahnya.

"Baru pulang?" tanya Tari, Naya mengangguk dengan senyuman tipis.

"Nggak ke mana-mana dulu kan?" tanya Tari.

"Enggak, Mah." jawab Naya sambil menyimpan sepatunya pada tempatnya.

"Ya udah, ayo masuk!" ajak Tari.

"Iya, Mah." Naya dan tari masuk kedalam rumah minimalis milik keluarga Naya.

Sebelum masuk kedalam rumahnya, Naya sempat melirik ke belakang, masih terdapat Aldo yang kian terduduk di motornya dengan tatapan yang terus menatap Naya.

'Padahal mau ujan!' pekik batin Naya.

"Mah, Naya ganti baju dulu yah," izin Naya pada ibunya setalah masuk kedalam rumahnya.

"Iya, sana! Jangan lupa mandi!" titah Tari.

"Siap, Mah," jawab Naya.

Naya langsung masuk kedalam kamarnya, menyimpan tasnya dan berjalan menuju kamar mandi. Dengan handuk yang tergantung di bahunya.

"..."

"Hujan!" pekik Naya setelah keluar dari kamar mandi.

Naya mengusap-usap rambutnya yang basah dan berjalan menuju jendela kamarnya, ia tercengang melihat Aldo yang masih duduk di atas motornya. Padahal hujan begitu lebat ditambah dengan petir yang bersambungan.

"Lah, tuh anak!" pekik Naya lalu berlari ke ruang tamu.

"Mau kemana?" tanya Tari yang sedang terduduk di sopa.

"Emm, nggak kemana-mana," elak Naya

Naya ikut duduk bersama ibunya, namun matanya mengintip kearah gerbang dari sela-sela jendela.

"Udah makan?" tanya Tari.

"Udah, Mah," jawab Naya tidak fokus, matanya masih melirik kearah jendela.

"Liat siapa, sih?" tanya Tari sambil ikut mengintip kesela-sela jendela.

"Aduh," cicit Naya yang terdorong oleh ibunya yang ikut mengintip.

"Ouh, pacar kamu!" pekik Tari.

"Bukan, Mah," jawab Naya, cepat.

"Bukan pacar kok nunggu sampe hujan-hujanan!" pekik Tari.

"Nah, itu dia! Naya juga bingung," jawab Naya dengan tatapan ambigu.