Dipagi hari yang cerah ini desiran angin menyapa hijaunya daun di pepohonan, menyampaikan setiap rindu yang tak pernah bisa tersiratkan pada hati yang tak pernah tau kebenaran
Cittttttttt
" Aaaaaaa " dia pun menutup matanya yang sudah sembab
" Lo gila yaa mau celaka loh? " Onelpun turun dari kuda besinya itu, dia kesal ada ada saja bahan emosi di pagi hari seperti ini" Ma..maaf a-aku gak sengaja aku gak tau ada motor lewat " ucap perempuan itu yang masih setia menatap ke bawah entah ada apa di bawah sehingga dia fokus ke hitamnya jalan aspal
" Kalo Lo lagi ngomong tatap muka orang nya gak di ajarin sopan santun Lo " yaa begitu lah onel sikapnya akan dingin dan aga aga bisa di bilang ketus jika berinteraksi dengan cwek lain selain Esya nya itu
" Iyaa maafin aku sekali lagi " jawab perempuan berkulit putih, rambut sebahu, badan yang mungil tak jauh seperti Esya yang tampak imut dan lucu
" Lucu, tapi gak selucu dan gemes kaya Esya nya gue"~ batin onel
" Kamu udah maafin aku kan? Aku udh bisa pergi kn? " Tanya perempuan itu polos membuyarkan lamunan onel
" Ehhh mau kemana Lo? " Tanya onel mencengkram tangannya pelan
" Lo abis nangis ya sampe mata bengkak, idung merah gtu?" Pertanyaan onel itu sontak membuat gadis itu menutup wajahnya malu" Ihhh apaan sihh kamu ya jangan di liatin lahh malu " ucap perempuan itu polos
" Yaudh ikut gue biar Lo gak malu " final onel yang menarik tangan perempuan itu untuk mengikutinya
" Enak gak?" Tanya onel
" Enak ko, enak bangett malahhh" jawab perempuan itu semangat" Ya iyalah gimana gak enak Lo udah abis 5 cup ice creamnya gtu " ucap onel yang lucu melihat tingkah perempuan itu yang mengingatkan nya pada Esya. Ya hari ini sebenarnya onel mau ke rumah Esya tapi karena onel lihat perempuan itu sepertinya sedang ada masalah jdi onel pun tak tega. Sejutek-juteknya onel dia selalu menghormati perempuan dan gak akan berlaku kasar ke perempuan, karena kata onel perempuan itu buat di jaga atas kelembutan dan ketulusan hatinya bukan malah dia kasarin dan di sakitin
" Jadi kenapa Lo tadi bisa lari sambil nangis gtu? " Tanya onel to the point
" Aku nangis karena momy sama Dady tadi berantem, aku paling gak suka liat momy sama Dedy berantem gtu mereka ngomong nya teriak-teriak trs juga mereka gak peduli sama aku mereka pertahanin ego mereka sendiri " ucap gadis itu yang kini sudah menghantam tubuh onel dan memeluknya menahan buliran air bening dari matanya yang membuat onel tertegun karena nasib cwek ini yang sama seperti dia broken home dan akhirnya onel pun diam tanpa membalas ataupun menyanggah pelukan cwek itu
" Ehh ma..maaf aku lancang meluk kamu, a-aku gak sengaja " jujur cwek itu dan langsung menunduk malu atas kelakuannya yang memeluk onel tanpa izin
" Iyaa gpp, udah lahh setiap orang tua pasti punya caranya sendiri untuk menjaga anaknya, Lo juga pasti gak tau kan alasan kenapa mereka bisa berantem kaya gtu?" Ucap onel menenangkan gadis di sampingnya" Ko kamu kayanya ngerti banget sama masalah kaya ginian, ohh apa jangan-jangan sebenarnya kamu udh berkeluarga lagi? " Tanya perempuan itu polos yang sontak membuat onel tertawa lepas
" Hahahaha parah lu, masa muka gue masih muda gini Lo kira udh berumah tangga? " Onel pun langsung melanjutkan tawanya yang secara tidak langsung melibatkan gingsul khasnya yang sering membuat kaum hawa meleleh di tempat tidak terkecuali untuk perempuan di sampingnya skrang" Ohiyaa btw kita ngobrol gue gak tau lagi ngobrol sama siapa" ucap onel membuyarkan tatapan perempuan itu yang masih terpesona dengan ketampanan onel yang terus membuat matanya terpaku
" Ehh iya sampe lupa, aku Ayla nama panjang nya Ayla Natazila Briant " ucap perempuan itu mengulurkan tangannya
" Gue Lionel Richie Dion " panggil aja lion
" Ihhh seremmmm " ucap perempuan itu yang sontak membuat onel heran
" Ko serem? "
" Kamu ada keturunan singa ya? Namanya ada lion lion nya. Lion kan dalam bahasa inggris artinya singa " tanya perempuan itu polos
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGGA MIMPIKU [ On Going ]
Teen Fiction"Aku kira merelakan seseorang untuk bersama yang lain itu hal yang paling menyakitkan. Tapi ternyata kenyataan justru menamparku bahwasanya hal yang menyakitkan itu, ketika memaksakan untuk menyayangi seseorang tanpa tahu isi hati diri sendiri" Leri...