part 1

197 16 5
                                    

PS: gxg (seulrene)
kalau salah lapak keluar aja, gausah ngehujat.

PS: gxg (seulrene)kalau salah lapak keluar aja, gausah ngehujat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----
essa pov

siapa bilang disukai banyak pria itu menyenangkan? bagiku tidak, bahkan sama sekali tidak. karena, meski sebanyak apapun seseorang yang menyukaiku, aku sama sekali tidak menyukai mereka, ntahlah,.  Aku tidak terlalu tertarik untuk menjalin sebuah hubungan dengan pria.

sudah banyak hal aku coba untuk membuktikan, bahwa pemikiranku benar atau tidak, 'apakah aku bisexual?'  dikarenakan terkadang aku tertarik dengan seorang wanita. dan setiap Reyna, sahabatku sering sekali memuja seorang pria disaat kita menghabiskan waktu bersama, aku justru muak melihatnya.

Reyna sering kali memaksaku untuk memiliki kekasih, dia selalu berkata "sa, kamu cantik loh, udah gapapa, jangan terlalu mikirin keluarga mu yang ngekang." ah, kau tau bukan? jika aku tidak dibolehkan dekat dengan pria? yeah, aku rasa itu alesan mengapa aku tidak terlalu tertarik pada pria.

aku menghela nafas gusar "huft,. yasudah lah. Jika memang benar, cukup terima kenyataan."

mendengar helaan nafasku, reyna merangkul pundakku dan menatapku intens "essa? Kenapa ngelamun." tanyanya disertai dengan kekhawatiran yang terukir di wajahnya.

Ini yang kusuka dari reyna, dia selalu tau apapun keaadaanku tanpa aku mengatakannya. anw, kita sudah berteman dari smp, makannya sekarang kita sangat dekat, bahkan dia satu satunya seseorang yang sangat dekat denganku di sekolah ini.

ku usak pelan rambutnya lalu mengukir senyum diwajahku "gapapa rey, ayo makan. Aku aja yang mesen." ku lepaskan rangkulannya pada pundakku lalu bergegas menuju salah salah satu penjual masakan dikantin.

baru berjalan beberapa langkah, "ups,.. sengaja. Maaf ya anak ansos" ucapnya yang diikuti dengan kekehan dari temannya.

Dia lagi,. Chiara princessa daintree. Iya, dia cessa. Teman sekelasku. Dia cantik, sangat cantik. Bahkan dari namanya pun terlihat cantik. Dan belakangan ini dia selalu menggangguku.

ah, ngomong-ngomong, bajuku basah dan lengket karena dia menyiramku dengan segelas susu. ntahlah, akupun tidak tahu apa motifnya menggangguku, yang jelas aku kesal tapi aku menyukainya.

reyna pun menghampiriku, menatapku lekat dan menggenggam tanganku, lalu menampakkan raut kekesalannya kepada cessa "apaan sih ce, sekali aja ga ganggu essa gabisa ya? dia gapernah ganggu kamu loh!." ucapnya.

bukannya meminta maaf, cessa justru mengukir senyum meremehkan.

ku tatap cessa sekilas "ah gapapa." lalu berbalik menatap reyna "ke kelas aja, aku kenyang rey." pintaku dan langsung diiyakan oleh reyna.

-----
Untungnya tadi ada jam pelajaran olahraga, jadi aku bisa mengganti pakaianku tanpa perlu merasa tidak nyaman karena lengket dari susu itu.

reyna berkacak pinggang menatapku sebal "essa! Mau sampai kapan sih diem aja atas perlakuan cessa? Kenapa diem terus? Kamu ga cape? Kamu bisa ngelawan loh, dia cuma cewe yang gabisa apa-apa tanpa temennya." sangat lucu jika melihat reyna mengomel, dia terlihat seperti ibu yang memarahi anaknya.

Ah ya, meskipun sepertinya aku bisex, tapi aku tidak mungkin menyukai reyna, aku hanya nyaman dia menjadi sahabatku, tidak lebih.  dan ya, reyna belum mengetahui bahwa aku bisexual. Aku belum siap jika nantinya ia akan menjauhiku.

selalu begini, disaat cessa menggangguku, akan selalu ada reyna yang membelaku. Ingin aku melawannya, tapi aku tak ingin, rasanya tidak rela jika cessa berhenti menggangguku. Apa aku menyukainya? Atau justru hanya menyukai parasnya saja? Ntahlah, biar waktu yang menjawab semuanya.

"tuh kan! Serasa ngomong sama tembok tau, kamu kenapa sih sa ngelamun terus." reyna kembali membuka suara.

'astaga anak ini tidak ada lelahnya mengomel.' batinku.

aku pun menghampirinya lalu merangkulnya "sudahlah, jangan mengomel terus reyna. Kau terlihat seperti nenek sihir ahaha." ucapku yang diakhiri sebuah tawa.

reynapun sebal, ia mengerucutkan bibirnya "nyebelin aih." aku pun semakin tertawa lalu mengusap kepalanya.

"su-" perkataanku terpotong ketika tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku.

"essa!." ia berlari sambil menggenggam sebuah coklat lalu berhenti tepat dihadapanku, mengatur nafasnya sejenak selepas berlari tadi.

ku tatap dia bingung "kenapa?"

dia tersenyum manis sambil menatapku "maafin cessa ya, dia emang menyebalkan, terkadang akupun bingung bagaimana menghentikannya. ah ya, ini untukmu. Anggap saja sebagai permintaan maaf." ia menyodorkan coklatnya, lalu kembali tersenyum.

aku diam, tak merespon apapun "ah makasih, essa lagi ga mood. Nanti juga dimakan." sahut reyna sekaligus mengambil coklat tersebut dan mengajakku pergi.

Reyna menarik tanganku  dan bergegas meninggalkan seseorang itu "kenapa ga diterima bodoh! Lumayan dapet coklat gratis dari cogan pula. Yaa, walaupun dari pacar nya si cessa ahaha" ujar reyna sambil memperhatikan coklat digenggamannya.

Geoffrey, kekasih cessa. dia tampan, cessa cantik. Pasangan yang sungguh serasi ahaha. Hampir setiap kali cessa menggangguku, gege selalu datang dan memberiku sesuatu. Mereka sungguh pasangan yang aneh bukan? Satu menyebalkan, satu membingungkan. Terkadang aku tidak suka melihat cessa menghabiskan waktu bersama kekasihnya itu. aku ingin di posisi itu, ingin melihat senyuman cessa yang tulus. aku ingin melihat wajah cantiknya mengukir kebahagiaan saat bersamaku , bukan wajah kekesalan dan wajah meremehkan yang selama ini ia tampilkan untukku.

aku melirik reyna sekilas "untukmu saja rey, aku tidak terlalu suka coklat. Dan lain kali jika dia memberikan sesuatu lagi, tidak perlu diterima. Karena aku sudah memaafkan cessa tanpa harus gege ikut meminta maaf." ujarku, dan setelah itu akupun melepas genggaman tangannya dan meninggalkan reyna.

Moodku tiba-tiba buruk, ntahlah. Mungkin aku benar benar menyukai cessa.

tbc.

Lanjut?

limerence [seulrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang