prolog

512 27 3
                                    

"Ayah, aku benar benar tidak melakukan itu!" Teriak athanasia sembari menangis memohon agar ayahnya mempercayai dirinya

Claude hanya menatap athanasia dengan tatapan jijik

"Ayah... Ku mohon" Athanasia menangis semakin keras

"Setelah bertahun-tahun apa yang ku lakukan untuk mu.... Kau membalasnya dengan ini... Dasar anak tak tahu diri" Claude melepas dengan paksa tangannya yang di tarik oleh athanasia

"Ayah... Ayah!" Athanasia menatap lantai dengan sendu, menangis berharap sang ayah kembali dan memeluknya seperti dulu

dua prajurit datang dan mengangkat athanasia ke tempat penghakiman.

.

.

.

"tuan putri athanasia de elgar obelia. anda di hukum pasung atas tuduhan percobaan membunuh nona zenith magritha" ucap seorang hakim yang berdiri di depan athanasia yang sudah terkurung dalam alat pasung

"aku benar benar tidak melakukannya..." athanasia berkata lirih

ia melirik ke sisi di mana terlihat lucas yang seperti hampir mau menghancurkan seluruh kerajaan demi dirinya tetapi di hentikan oleh segel sihir yang menahannya untuk mengeluarkan sihir apapun.

ia kemudian melirik ke tempat claude duduk dengan ekspresi tidak peduli. di sebelah claude nampak felix yang melihat ke arah bawah, tidak berani menatap athanasia.

terakhir ia melirik ke arah di mana zenith dan izekiel berada. nampak izekiel yang menatapnya dengan wajah panik bercampur dengan khawatir, ia terlihat seperti hampir menangis. lalu athanasia melirik ke arah zenith yang terlihat panik seperti izekiel, tapi.. athanasia berani bersumpah kalau ia melihat zenith menyeringai.

"eksekusi untuk putri athanasia akan di mulai. ada yang ingin mengatakan kata kata terakhir kepadanya?" hakim melirik ke arah para rakyat yang berkumpul untuk menyaksikan eksekusi athanasia

semua terdiam, tidak berani berkata sepatah kata pun terkarena putri mereka yang baik hati dan lemah lembut akan di eksekusi karena tuduhan meracuni nona zenith. sangat tidak masuk akal bukan??

nampak lily yang seperti ingin mengatakan sesuatu tapi terhenti, lily lanjut menangis karena athanasia yang telah ia besarkan dengan sepenuh hati nya bagai anaknya sendiri akan mati hari ini.

"baiklah, karena tidak ada yang ingin mengatakan apapun maka eksekusi putri athanasia akan di mulai sekarang" hakim tersebut memberikan arahan pada salah satu prajurit untuk segera menarik pisau pasung.

"putri athanasia de elgar obelia, semoga surga lah yang menanti mu" hakim tersebut berkata untuk terakhir kali nya pada athanasia sebelum ia turun ke tempat yang aman

'ah.. padahal aku tidak melakukan apapun.. kenapa aku yang di salahkan.. memangnya dosa apa yang ku lakukan..'

pikir athanasia untuk terakhir kalinya sebelum pisau pasung memotong lehernya

ia tersenyum lirih ketika merasakan dinginnya pisau di belakang lehernya.

dan saat itulah.. pada hari itu.. pada sore hari itu.. satu satunya pewaris takhta obelia.. putri kesayangan seluruh rakyat obelia.. putri yang dulunya sangat di sayangi oleh raja claude.. putri yang rumornya memiliki sihir yang cukup besar.. mati pada detik itu juga.. karena tuduhan yang belum tentu pasti.

mungkin itulah yang di pikirkan oleh semua orang.. tetapi nyatanya.. athanasia di selamatkan pada detik detik terakhir oleh seseorang.

.

.

.

.

.

"aku.. di mana" ucap athanasia linglung

"ah.. kau sudah bangun putri?? baiklah.. untuk pertanyaan mu tadi kita ada di kerajaan alastrine" sosok misterius perempuan berambut putih tersebut tersenyum kepada athanasia

"si-siapa kamu?" athanasia bertanya gugup berusaha memproses semua yang terjadi

"saya adalah archmage kerajaan alastrine, wahai putri athanasia" senyuman dari sosok perempuan yang mengaku sebagai seorang archmage tersebut tetap bertahan di wajahnya yang cukup manis menemani mata biru gelap yang lembut

"kena-"

"mungkin putri akan bertanya mengapa saya menyelamatkan putri bukan?? ya untuk itu saya tidak bisa menjawab nya putri.. namun putri pasti akan mendapatkan jawabannya jika putri bertanya kepada tuan saya" archmage tersebut nampak melepas ikat kuda di rambutnya

"s-siapa tuan mu..?" tanya athanasia ragu ragu

"tentu saja...

Anggota kerajaan alastrine" sang archmage kembali tersenyum

ia mengulurkan tangannya ke athanasia

"baiklah putri.. mari kita ke istana kerajaan.. mari kita ganti pakaian mu, mengobati luka mu, dan memberi mu makan.. tidak baik seorang putri nampak lusuh berantakan dan ceking seperti ini"

athanasia menerima uluran tangan tersebut dan ikut berjalan keluar dari ruangan besar yang mungkin merupakan ruang kerja sang archmage

mereka berjalan, terkadang bercengkrama sejenak

athanasia melihat ke langit yang berwarna biru

suasananya begitu damai dan indah..

tidak seperti obelia yang sekarang sedang muram dan gelap atas kehilangan satu satunya putri mereka...

____________________________________

hey hey semuanya~

author kembali dengan cerita baru yang kali ini merupakan au untuk wmmap (who made me a princess) atau sibap (suddenly i became a princess)

jikalau ada kritik dan saran bisa komen~

untuk nama kerajaannya author terinspirasi dari doremii_  , dari bukunya yang berjudul 'rekomendasi nama' (izin pake ya kak ^^)

Kalian boleh panggil author : yuki san/author san/na san/acha/achan

Jangan panggil 'Thor' aku bukan karakter Marvel :)

mohon tinggalkan vote dan komen :')

selamat membaca~~~~

{yuki - 23 oktober 2021 - 13:45}

the truthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang