02

31 12 4
                                    

Jangan lupa votment ya (´∀`)♡

.・*。≻───── ⋆✧⋆ ─────.•*。

"A-abang J-Jae..."

"NIAT MASAK GAK SIH! LIHAT, GUE LAPER PENGEN MAKAN DAN DI SOP NYa ADA LALAT!" teriak Jaehyun. "Bodoh!"

Setelah menghamburkan semua hidangan, si Haechan malah tertawa - lebih ke mengejek - dan pergi dari dapur.

Nara menghapus air mata yang lolos seketika, dan memilih untuk membersihkan serpihan-serpihan tadi.

'huft, sabar Nar'  Nara membatin.

Bibi Shim sudah pasti membantu Nara membersihkan bekas pecahan tadi, membuangnya ke bak sampah. Kemudian, Nara masih menangisi kejadian dan perlakuan saudaranya.

Bibi Shim mungkin merasa iba, ia mengusap punggung gadis malang itu lembut. Kejadian seperti ini bukan kali pertama dirumah, melainkan sudah berkali-kali.

Yang dilakukan Nara, hanya sabar — ntah sampai kapan.

'Kata mereka, Nara itu yang bunuh bunda. Coba Nara nggak lahir, pasti bunda masih hidup.' lagi-lagi gadis mungil itu kembali bergumam.

Nara selalu menganggap perkataan saudaranya ada benarnya. Jika bisa,  Nara lebih baik tidak diselamatkan daripada harus kehilangan bundanya.

.・*。≻───── ⋆✧⋆ ─────.•*。

Langit malam mulai menyapa, Nara buru-buru mengambil wudhu dan melangsungkan sholat maghrib saat adzan berkumandang dari handphone nya.

Tinggal di Korea membuat Nara sedikit kesulitan mencari letak masjid, jadi gadis itu memilih melakukan ibadah dirumah saja.

Tok
Tok
Tok

Nara mengetuk pintu Kamar Winwin. Nuansanya selalu sepi senyap berbeda dengan kamar Johnny dan Haechan — mereka tidur sekamar berdua.

Tapi hanya bang  Winwin dan bang Taeil lah yang tidak membenci Nara, makanya dia hanya berani mengajak dua abangnya itu sholat berjama'ah.

"Nara? Sini masuk, udah ada bang Taeil kok"

Gadis itu masuk kedalam, setelah memakai mukenah dia bersiap mengambil posisi sholat, Taeil pun melakukan iqomah. setelahnya mereka melaksanakan ibadah dengan khusyuk.

"Nih"

Nara mengernyit heran, pasalnya setelah selesai sholat, Taeil memberi perkakas alat melukis yang sangat lengkap.

"Adek udah ada kok bang"

"Ambil aja. Abang tau kuas buat ngelukis dipatahin sama Yuta, nih ambil"

Taeil tau darimana ya? Pikir Nara begitu.


"makasih ya bang"

Setelahnya Nara kembali kekamarnya tanpa berlama-lama di kamar sang kakak, tapi sebelum itu Yuta tiba-tiba menatap adiknya tajam dari ujung lorong dekat tangga.

'mau ngapain lagi sih?'

.
.
.
To be continued

"Am I bad?" || with NCT127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang