06

17 9 0
                                    


"untung cewe lu, kalo cowo dah gue hajar"

"nyenyenye"

Untunglah keadaan kembali kondusif, mereka fokus membersihkan aula teater tanpa kebisingan. Biasanya pasti ada saja kelas lain yang berlatih teater, tapi entahlah kenapa sekarang kosong?

Aula Teater bersih dalam waktu setengah jam, maklum ruangan ini bukan kecil melainkan nyaris sangat besar.

"Ecan, gue mau beli minum dulu nitip gak?"

Yang ditanya ngangguk sambil mengelap keringat, Jeno dan Jaemin pergi kekantin, sedangkan Ryunjin izin ke toilet dulu.

Sisalah Nara dengan saudara berdua, jujur gadis itu sedikit was-was. Haechan suka nggak terduka kelakuannya, apalagi dia sangat membenci si bungsu. 

"pijetin kaki gue dong"

Sigap, Nara langsung memijat kakinya. Tapi gadis itu serba salah, katanya terlalu pelan, pas tambah tenaga katanya terlalu kencang.

"Niat mijet gak sih! Makin sakit nih"

Cklek

"loh Chan?"

Baik Nara maupun Haechan menoleh ke sumber suara. Ternyata Jaehyun dan Jungwoo.

Fyi saja,  kalau Jungwoo dan Jaehyun sudah menganggap aula teater ini sebagai tempat tongkrongan nya — sangking seringnya kesini.

"ngapain bang?" tanya Haechan penasaran.

"biasalah, mau latihan drama musikal buat acara kelulusan nanti"

Jawab Jaehyun yang dianggukin Jungwoo,  juga si Haechan.

"Lah, si pembawa sial ini ngapain disini? Usir gih gedeg gue lihat wajah sok polosnya"

"kerjain aja bang"

Nara memasang tampang curiga, bisikan Jungwoo penuh tanda tanya bagi sang gadis. Namun, dari kelakuan serta senyum mengejek dari kedua abangnya tadi, menandakan bahwa Nara dalam keadaan bahaya.

Brak

"akhhhh!!! "

Berbarengan dengan jatuhnya Nara dari atas panggung teater akibat dorongan sengaja dari Jungwoo, Ryunjin masuk disusul Jaemin dan Jeno.

"HEH KALIAN, SINTING LO PADA YA!"

Ryujin memapah sahabatnya langsung keluar ruang teater menuju UKS.

Nara merasakan sakit yang luar biasa,  kakinya sepertinya terkilir. Jatuh dari atas panggung teater yang tingginya lumayan apalagi bahu Nara sempat berbenturan dengan kursi kayu di bawah panggung.

Nara menangis. Seperti ini lah, dia tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis.

Menangisi nasib buruknya.

.・*。≻───── ⋆✧⋆ ─────.•*。

Pulang sekolah. Nara terpaksa jalan kaki sampai depan halte dengan kondisi tidak memungkinkan — jalan terseok-seok.  Ditambah kepalanya yang pusing bukan main.

Setengah jalan lagi sampai halte bus, namun naasnya padangan Nara memburam seiring dengan kesadaran perlahan menghilang.

.
.
.
Votment juseyo (。’▽’。)♡
To be continue

"Am I bad?" || with NCT127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang