"gue dah bilang berapa kali si sama lu Nar? Susah emang nurutin kata abang lu hah!" Yuta teriak sangat kencang, sampai-sampai beberapa saudara yang lain keluar dari tempat peraduannya.
"adek gak mau jadi musisi kayak kalian" cicitnya sangat pelan, sambil menunduk. meremas ujung bajunya sendiri karena takut.
Yuta menjambaknya, menuruni tangga, dan mendorong Nara keluar rumah. Tak lupa ia juga membanting seluruh alat lukis pemberian Taeil barusan.
Prankk
'hiks... '
"MALAM INI, LU TIDUR LUAR DAN BAWA NIH ALAT LUKIS GAK GUNA LU. GUE MUAK LIAT LU TAU GAK! "
Brakk
"YUTA LU KETERLALUAN!"
"Suruh masuk bang, nanti dia sakit"
"BANG TAEIL, WINWIN. KALIAN DIEM DEH!"
Samar-samar Nara mendengar suara bising dari dalam rumah, toh nggak ada yang bisa ia lakuin selain tidur diluar rumah yang dingin dan sepi.
Nara mengumpulkan serpihan alat lukisnya yang sudah hancur sambil menangis sesegukan.
"maaf bang Tae, Nara nggak bisa jaga pemberian abang. Padahal ini masih baru" lirih gadis itu, menatap sedih kearah alat lukis pemberian kakak pertamanya.
'bundaaa, Nara kangen bundaa' batinnya, sambil memeluk kertas kanvas.
.・*。≻───── ⋆✧⋆ ─────.•*。
"psst,, dek dek Nara bangun"
Nara mengerjap mata, berusaha menyesuaikan cahaya yang baru saja menyapa penglihatan.
Oh ternyata bang Winwin toh?
"I-ini jam berapa bang?" tanya Nara. Karena seingat gadis paras cantik tadi, ia baru tertidur sekitar dua jam lalu.
"Jam setengah 5 subuh, bangun gih, sholat habis itu siap-siap kesekolah"
Yang diajak berbicara hanya bisa mengangguk patuh, tubuhnya kini di selimuti Winwin. Berada diteras rumah semalaman membuat badan Nara mendadak kaku dan pegal-pegal.
Selepas adzan subuh berkumandang, dan setelah selesai melaksanakan kewajiban, Nara buru-buru memakai seragam.
Bagaimana pun, dirinya harus membantu bibi Shin menyiapkan sarapan pagi.
Rambut diikat dua seperti biasa, dengan kacamata bulat bertengger dihidung setengah mancung. Nara bersemangat menjalani hari seperti biasa.
Ingat ya, sekeras apapun kita diberi cobaan jangan banyak mengeluh. Banyak-banyak bersyukur, karena akan ada hari esok yang lebih cerah.
"Heh babu, bersihin sepatu gue dong!"
.
.
.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
"Am I bad?" || with NCT127
Fanfiction"j-jangan, itu boneka kesayangan adek . . ." "Abang, aku salah apa?" Terlahir dari keluarga kaya, memiliki jiwa musisi dan pembisnis, serta dikelilingi saudara tampan. Siapa yang tidak mau? Namun, dibalik figure nyaris sempurna yang diinginkan keb...