Tong hilap di vote yorobuunn~~
Enjoy~
•
•
•Tak terhitung sudah berapa kali Acha menghela nafasnya, mendengar Tania yang terus bertanya hal-hal tidak penting padanya.
"Kamu dengerin mamah gak sih Cha?"
Lagi, Acha menghela nafasnya lelah. Ini sudah kesekian kalinya wanita yang saat ini sedang memasukan kue kedalam oven itu bertanya.
"Acha denger mah"
"Kalo denger dijawab dong kalo mamah nanya"
"Iyaa"
Tania berjalan menghampiri anak gadisnya yang sedari tadi ia tahan di kursi minibar, "Jadi kapan kamu mau nyusul Yesha?"
"Baru juga pulang kemaren, ngapain juga Acha susul? kan lagi honeymoon Yesha sama mas Kinonya"
Tania berdecak malas, "Mamah tau kamu gak se bloon itu"
"Faktanya kan emang Acha bloon mah" sahut Dery yang tiba-tiba sudah duduk di samping Acha.
Acha hanya mendelik sinis sampingnya dan kembali menghias cupcake yang baru saja dikeluarkan itu.
"Emang kamu gak mau nikah muda kaya Yesha?"
"Ayolah mah, jangan celamitan deh"
"Siapa yang kamu bilang celamitan?"
"Mamah kan"
"Mamah gak celamitan tuh"
"Harusnya mamah tanya kaya gitu ke Aa'. Acha wisuda aja belom udah ditanya begitu"
"Kok ke gue gue?!" kata Dery tak terima.
"Ya emang harus ke siapa lagi?"
"Gue tau lo ngomongin apa sama mamah aja engga, tiba-tiba ke gue"
"Mamah pengen punya cucu noh, celamitan sama tante Dina ngeliat Yesha udah nikah" Ujar Acha beranjak untuk bergabung dengan Juan yang sedari tadi menonton televisi di ruang keluarga.
•••
"Jadi lo mau cerita apa na?" tanya Acha masih dengan posisi tengkurap dengan laptop didepannya.
Niat Acha ingin bersantai tanpa gangguan hari ini sepertinya sirna karna kedatangan dua temannya itu yang tiba-tiba dan memonopoli dirinya dari keluarganya dibawah.
"Ah iya gue mau cerita, untung lo ngingetin Cha"
Acha tersenyum, melihat Nana yang antusias sekarang. Berbeda dengan Nana, Runa menghela nafasnya kasar mengetahui apa yang akan dibahas teman cantiknya itu.
"Akhirnya Chaaa akhirnyaa Juna nembak gue Cha!" Pekik Nana.
Deg.
Seketika Acha terdiam, membiarkan rasa nyeri didadanya yang mulai terasa. Pada akhirnya Acha kalah bukan?
"Cha? Ih dengerin gak si?"
Acha tersenyum mengangguk, meski sebetulnya ia tak mendengar apa yang Nana katakan selain saat Nana bilang Juna menyatakan perasaanya.
"Jadi gimana menurut lo Cha?"
Acha mengernyit tak paham dengan pertanyaan Nana, menurutnya apa maksudnya?
"Gue Na?"
Runa mendengus, ia sudah tau akan seperti ini jadinya sejak Nana mengajaknya ke rumah Acha tadi.
"Tuh kan lo gak dengerin" Rajuk Nana sambil mengerucutkan bibirnya yang malah terlihat gemas namun tidak untuk Runa saat ini.
"Udahlah Na"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me
Non-FictionKetika ada, tapi tak pernah dianggap. Satu pertanyaan yang hingga kini tak pernah terjawab, apakah dirinya hidup hanya sebagai perantara? mungkinkan akan ada saat dimana ia merasakan rasanya menjadi sebuah tujuan dan bukan lagi sebagai sebuah perant...